"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Señorita?."
Leah menatap dengan seksama tulisan singkat itu, pikirannya menerawang kemana-mana. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Spanyol.
"Ciri-ciri fisik yang mengirimkannya bagaimana pak?." Penasaran Leah, biasanya jika Austin memberi bunga ia akan langsung menemuinya. Sudah bisa dipastikan ini bukan dari Austin.
"Tubuhnya tinggi memakai setelan jas, dia terlihat humoris dan sepertinya bukan orang sini bu." Balas security yang tampak mengingat-ingat.
"Humoris?." Leah teringat akan satu nama di benaknya. "Chris?."
"Ah itu saya kurang tahu bu."
Leah terdiam ia duduk dengan menatap intens kotak hadiah itu. Ciri-ciri yang disebutkan security semuanya ada pada Chris. Apa mungkin?.
"Alister?."
Makanan khas Spanyol dan bahasa yang digunakan semua mengarah pada pria itu. Leah masih mencerna karena ia tak tahu maksudnya apa. "Apa karena dia mengasihani ku?."
Rasanya tidak mungkin, karena selama ini di mata Leah Alister adalah pria yang bermulut tajam, di satu sisi juga Leah pernah merasa direndahkan akan tatapannya yang dingin menusuk tulang itu.
Tring!.
Sebuah pesan masuk, Leah segera membuka handphone. Terlihat nama kontak Chris di sana.
"Kau sudah menerima hadiahnya? aku datang atas utusan tuan Ali, Leah." Isi pesan.
Mendapati itu Leah tak berkedip ia terkekeh sekilas namun tak lama wajah cantiknya cemberut. "Rupanya benar dia.. Tapi apa maksud semua ini? apa dia sedang mengejekku karena ternyata hidupku selama ini dalam tekanan. Maka dari itu dia bersikap manis?."
Leah tak paham, berapa kali pun ia menerka maksud Alister tetap saja tak bisa ditebak.
"Woah bunga yang sangat cantik bu!." Excited pelayan Leah yang hendak membersihkan meja. "Benihnya di daerah kita sudah langka."
Leah tersenyum karena memang benar bunga tulip favoritnya memang seindah itu.
"Apakah dari kekasih bu Leah?." Sengaja mereka dengan senyum menggoda.
Leah sontak menggelengkan kepala. "Bukan! ini dari...
"Señorita?." Potong mereka saat melihat isi suratnya. "Bukan apanya bu? Haish, pengirim ini sudah jelas memanggilmu dengan panggilan spesial loh."
"Ternyata dari kekasihnya." Timpal karyawan yang lain kesenangan.
Leah tak bisa mengelak, menjawab pun sepertinya percuma. Wanita itu menepuk jidatnya. "Ya ya terserah kalian saja! lanjutkan kembali pekerjaannya."
"Haha siap bu."
Leah memijit keningnya namun entah kenapa walaupun ada rasa kesal yang tak bisa diungkapkan karena Ali tak bisa ditebak, saat melihat bunga itu Leah merasa damai. Aroma yang khas membuat moodnya kembali membaik hingga tak sadar makanan yang dibawakan Ali habis termakan.
"Ya ampun! bagaimana ini?." Leah makan melebihi porsi yang ditetapkan. Ia panik namun karena sudah terlanjur masuk perut tidak mungkin dikeluarkan lagi.
"Aku harus masuk ke dalam, jangan di luar seperti ini."
Ckrek!..
Seseorang mengambil gambar Leah, ia mata-mata yang diutus lady Belly untuk mengawasi Leah saat berada di luar. Ternyata benar saat di luar area mansion, Leah memakan makanan yang dilarang.
Gambar itu kini tersampaikan pada Belly. Wanita itu murka karena Leah telah melanggar larangannya. "Apa dia tahu resiko yang akan diterima? Leah.. Kau kira aku main-main?."
Sore itu Leah langsung dipanggil ke mansion. Ia menunduk di hadapan Belly saat sebuah foto ditunjukkan.
"Leah kau tahu aku menyayangimu kan tapi kenapa balasanmu seperti ini? kau melanggar aturan!." Belly mencengkram dagu Leah.
"Lady, aku tak sengaja telah menghabiskannya karena makanan itu mengingatkanku pada mendiang mama." Balas Leah mengakui.
"Begitu ya? jangan-jangan selama ini kau juga berlagak polos padahal diam-diam makan lebih dari yang ku tetapkan! pantas saja akhir-akhir tubuhmu tak mengalami penurunan."
"Tidak, aku melakukannya dengan baik. Kecuali kue yang tadi." Balas Leah, ia sedikit meringis karena cengkraman Belly cukup kuat.
"Kau tahu kan, jika melanggar harus dihukum?."
Dengan perlahan Leah mengangguk.
Bibi Maria yang melihat itu menutup mulutnya. Selama ini Leah cukup tersiksa menahan lapar, ia tak mau Leah menerima hukuman. Maria berlari menuju tempat lain, berharap ia bertemu Johan ataupun Austin atau siapa saja yang bisa diandalkan.
Lady Belly mengangkat sebuah minuman, mata hazel Leah membulat sempurna. Minuman itu adalah teh daun jati Belanda, berwarna pekat yang dipercaya bisa menekan nafsu makan berhari-hari dan rasanya sangat pahit. Warna keemasan saja sudah cukup pahit ini warna yang dipegang Belly amat begitu pekat sudah dipastikan rasanya akan getir dan benar-benar menyiksa.
"Lady bukankah itu terlalu banyak?." Leah meremas ujung bajunya.
"Jika sedikit sepertinya tak akan cukup menahan nafsu makan mu itu. Buka mulutmu! ini harus ku lakukan agar kau jera."
"Tapi.."
"Buka!." Belly memaksa mulut Leah agar terbuka, wanita itu memasukkan ujung botolnya. "Teguk jangan sampai dikeluarkan!."
"Kheukk!.." Leah terguncang saat minuman pekat itu mengisi mulutnya, matanya berkaca-kaca menahan rasa pahit yang luar biasa bahkan ia pusing karena tersedak.
"Minum! jangan sampai ada yang keluar Leah!."
Di tahan seperti ini membuatnya kesulitan bernafas, dengan terpaksa Leah meneguk minuman itu sekuat tenaga.
Belly tersenyum puas. "Bagus, terus lakukan! Lakukan itu Leah!."
"Mmh!.. Kheuk!." Leah sudah tak sanggup lagi, matanya merah.
Cklek!.
Belly terhenyak saat pintu ruangannya terbuka, ia panik saat melihat Johan dan Alister datang.
Botol minuman itu segera ditariknya dari mulut Leah.
"Kheukk! Uhkuk! Uhkuk!."
"Mama!!." Johan melotot melihat pemandangan di hadapannya.
Leah lemas minuman hitam itu tak sanggup ia telan lagi, dan ia mengeluarkannya.
"Ah suamiku sayang, bukankah kau akan meeting? kenapa tiba-ti..
Johan menepis tangan istrinya, pria itu menghampiri Leah yang duduk terkulai.
Melihat pemandangan itu Alister terdiam, matanya tak berkedip saat menyaksikan cairan hitam keluar dari mulut Leah. Darahnya begitu mendidih.
"Kenapa kau melakukan ini?." Marah Johan.
"Leah harus minum obat tradisional sayang agar nafsu makannya terkontrol." Lemah lembut Belly menjelaskan. Johan harus setuju juga.
"Jika meminumnya terlalu banyak organ tubuh Leah akan bahaya, ini berlebihan!." Johan menepuk-nepuk punggung Leah.
Belly mengepalkan tangannya kuat, harusnya Johan setuju dan mengikuti aturannya tapi kenapa suaminya itu sangat menyayangi anak yatim piatu itu yang bahkan baginya bukan siapa-siapa.
Ali mendekat meraih botol minuman pekat itu, terlihat masih tersisa setengahnya lagi. "Hitam ya..." Lirihnya.
Belly mengembangkan senyum, sepertinya Alister setuju dan tidak mempermasalahkan aturannya. "Benar putraku, ini dibuat khusus sehingga menghasilkan warna hitam yang sangat cantik."
Byurr!
Deg!.
Cairan hitam itu membasahi kepala dan wajah Lady Belly, mengalir mengotori saat Ali menuangkannya dengan sengaja dari atas.
"Tidak cantik sama sekali, ini hitam dan busuk seperti dirimu."
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya