NovelToon NovelToon
ISTRI RASA SIMPANAN

ISTRI RASA SIMPANAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Balas Dendam
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: renita april

Follow IG : renitaria7796
Elena harus menikah muda di usianya yang baru delapan belas tahun. Karena harus memenuhi amanat dari sang ibu, Elena terpaksa menikahi teman sekelasnya Kevin Adhitama.

Tetapi Kevin mencintai teman sekolahnya Amelia putri. Bagaimana kisah pernikahan Kevin dan Elena. Lalu bagaimana nasib dari cinta Elena pada sahabatnya Dean.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Hiks... hiks... hiks... ibu jangan tinggalkan El?"

Elena terisak menguncang tubuh ibunya yang masih di penuhi alat-alat Rumah sakit.

"Nak... kamu yang sabar, ibu kamu pasti akan sembuh," ujar Tante Mira.

Elena masih terisak lalu mengalihkan pandangan ke arah Tante Mira. "Tante siapa?" tanya Elena.

Tante Mira tersenyum seraya mengelus rambut panjang Elena. "Tante... adalah sahabat ibumu!"

Elena menatap tante Mira dengan raut wajah bingung. Dalam hatinya bertanya, sejak kapan ibunya mempunyai sahabat. "Maaf... tapi koq, Elena gak pernah lihat Tante sebelumnya."

Tante Mira tersenyum melihat raut wajah bingung Elena. "Tante, baru datang dari luar negeri!"

Elena menatap wajah ibunya yang terbaring lemah di atas brangkar Rumah sakit. Tubuh ibunya terlihat kurus dan wajahnya begitu pucat. Elena tidak tahu apa penyakit ibunya. Selama ini ibunya tidak pernah mengeluh sakit tapi tiba-tiba saja ibunya pingsan di dalam kamar mandi. Untung saat itu dirinya belum berangkat ke sekolah, jadi dia bisa segera membawa ibunya ke rumah sakit.

Elena sudah tidak mempunyai ayah lagi. Ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya dengan wanita lain.

Elena menggengam erat tangan ibunya lalu menciumnya. "Tante... sebenarnya apa penyakit ibuku?" tanyanya kepada tante Mira.

Tante Mira mendesah tidak tahu harus jujur atau tidak kepada anak dari sahabatnya ini.

Dia hanya tidak ingin Elena shock akan penyakit ibunya. "Kamu... yang sabar dan kuat yah!"

"Nanti kita tanyakan saja pada Dokter."

Hanya kata itu saja yang bisa tante Mira sampaikan. Biarlah Dokter saja yang menjelaskan semuanya.

Ceklek... !

Pintu kamar rawat dibuka, Dokter masuk beserta suster yang mendampingi.

Elena segera bangkit berdiri untuk menanyakan keadaan ibunya.

"Dok... bagaimana keadaan ibu saya?" tanya Elena.

Tante Mira mengelus pundak Elena agar tenang. "Elena... kamu yang tenang biar dokter periksa dulu kondisi ibumu," ujarnya.

Elena merasa tidak sabar untuk mengetahui kondisi ibunya. "Dokter... apa penyakit ibu saya?"

Dokter melihat Elena dengan tatapan iba. Dokter yang bernama Irfan itu adalah dokter yang selama setahun terakhir menangani penyakit ibu Ningsih, ibunda dari Elena. Selama ini ibu Ningsih memang menyembunyikan penyakit yang di derita dari anaknya.

"Kamu... ikut keruangan saya," ujar Dokter Irfan pada Elena.

Segera Elena beranjak mengikuti Dokter Irfan, tak lupa menitipkan ibunya pada tante Mira. "Tante... El minta tolong jaga ibu sebentar, secepatnya El akan kembali."

Tante Mira mengelus pundak El. "Jangan khawatir El, kau pergi saja temui Dokter."

Dokter Irfan mempersilakan Elena masuk dan duduk di dalam ruangannya. Dokter Irfan menunjukan berkas map berwarna biru di hadapan Elena. "Nak Elena... ini adalah daftar riwayat penyakit ibumu, buka dan bacalah."

Elena menatap map biru itu, dia enggan untuk membuka map itu. Perasaan takut sudah menyelimuti hatinya. Firasatnya sudah tidak enak sejak melihat kondisi sang ibu yang belum sadarkan diri. "Bacakan saja Dok, saya akan siap mendengarnya."

Dokter Irfan membuka map biru itu di hadapan Elena. "El... sebenarnya dari setahun lalu ibumu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir."

Mendengar hal itu Elena menutup mulutnya.

Seakan tidak terpercaya akan apa yang di katakan Dokter. "Apa ibu saya masih bisa sembuh Dok?"

Dokter Irfan menghela napas lalu melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di wajahnya. "Saya akan melakukan yang terbaik, walaupun kemungkinannya itu sangat kecil. Kita berdoa saja semoga ibumu bisa sembuh."

Elena hanya menganggukan kepala membenarkan perkataan Dokter. Meskipun dia tahu kemungkinan ibunya untuk sembuh sangat kecil bahkan mungkin tidak ada. "Dokter, saya permisi keluar," ujarnya.

Elena berjalan gontai menuju ruang rawat ibunya. Saat ini perasaan takut sudah menghantuinya. Akankah ibunya juga akan meninggalkannya pergi sama seperti ayahnya.

Elena sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kerabat ibu dan ayahnya sudah tidak memperdulikannya. Mungkin mereka semua sudah menganggap Elena dan ibunya tiada. Semenjak ayahnya pergi bersama wanita lain dan keluarganya jatuh miskin.

Ceklek... !

Elena masuk kedalam ruang rawat ibunya.

Di elusnya puncak kepala sang ibu, di genggamnya tangan itu lalu di letakan di sisi pipinya. "Ibu... kenapa ibu tidak pernah memberitahu penyakit ibu?"

"Apa ibu tidak ingin membuatku cemas."

Tante Mira mendengar suara lirih Elena merasa sedih. Gadis muda itu sudah harus menanggung beban yang berat. Di tinggal oleh seorang ayah yang tidak bertanggung jawab lalu sekarang ibunya terbaring sakit.

"Nak... kamu yang sabar, ini semua adalah cobaan. Kita berdoa saja yang terbaik akan kesembuhan ibumu."

Elena terisak. "Tante... apa ibu akan meninggalkan aku juga?"

Tante Mira memeluk Elena lalu menggelengkan kepala. "Tidak sayang, jangan bicara seperti!"

"Lalu... kenapa ibu tidak bangun juga?" tanyanya lirih.

Tante Mira makin mengeratkan pelukannya. "Sabar sayang... jangan takut."

"kau tidak sendirian, ada tante disini."

Tangan yang masih di genggam Elena itu mulai bergerak sedikit. Elena yang merasakan pergerakan tangan ibunya segera memanggil dokter.

"Tante... lihatlah, tangan ibu bergerak. Aku akan pergi panggil Dokter."

"Iya... cepatlah panggil Dokter," ujar tante Mira.

Dokter Irfan segera menuju keruangan rawat setelah mendapat panggilan dari Elena.

"Gimana, Dok keadaannya?" tanya rante Mira.

Dokter Irfan mengembuskan napas. "Keadaanya... masih tetap sama Mira. Kau banyak berdoa, aku harap secepatnya dia bisa membuka matanya."

Tante Mira meratap sedih. "Bukalah matamu sahabatku. Lihatlah disini ada aku dan juga putrimu, bangunlah Ningsih."

Elena dan tante Mira menangis tersedu. Mereka berdua berpelukan saling menguatkan perasaan sedih yang melanda.

"El... Elena!"

Elena dan tante Mira tersentak mendengar suara ibunya.

"Ibu... sudah sadar, El disini bu."

"Ningsih... syukurlah, kau sudah sadar. Ini aku Mira sahabatmu."

Elena mencium kening ibunya. Tangan ibunya tidak pernah lepas dari genggamannya.

"El... maafkan ibu yang sudah menyembunyikan ini semua darimu!"

Elena menggelengkan kepala. "Tidak bu, jangan minta maaf. El senang, ibu akhirnya sadar."

"Mira... sahabatku, bisakah aku bicara denganmu?"

Tante Mira hanya menganggukan kepala. "Tentu saja Ningsih!"

Ibu Ningsih mulai bicara dengan terbata-bata. "Aku ingin kalian berdua mendengarkan permintaan terakhir dariku. Mira kita dulu pernah berjanji jika kita memiliki anak, maka kita akan menikahkan mereka. Dan saat ini disisa terakhir hidupku, aku ingin melihat putriku menjadi seorang pengantin."

Elena yang mendengar permintaan itu kaget.

"Ibu... jangan bicara seperti itu, pikirkan kesehatan ibu saja," lirih El.

Ibu Ningsih tersenyum pada El. "Nak... kau mau kan, menikah?"

"Ibu... ingin ada yang menjaga dirimu setelah kepergian ibu."

"Ningsih... kau tenang saja, aku akan menikahkan mereka hari ini juga," ujar Tante Mira.

Ibu Ningsih tersenyum menatap sahabatnya itu, sedangkan Elena pasrah saja jika harus menikah hari ini. Bagaimana pun juga ini adalah permintaan terakhir ibunya.

Tante Mira beranjak keluar dari ruang rawat lalu pergi menelpon seseorang. Entah siapa yang di hubunginya yang pasti pernikahan ini harus terjadi hari ini juga.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

1
Novano Asih
ayo kita sorakin Davin....syukurin 😃😃
Novano Asih
gantengan Ruri😃😃
Novano Asih
berarti biang masalahnya itu Emily yg ngaku"hamil anknya Arden
Novano Asih
kita lihat reaksi Davin bagaimana biar nyahok sekalian
Novano Asih
Kok Davin gitu y kelakuannya Aretha juga mau"aja
Novano Asih
kok anknya pada nggak nambah y😀😀kalau Dafin sama Aretha nanti Arden sama Kayla jd bisa besanan semua😂😂
Novano Asih
😃😃😃😃
Novano Asih
Doni sama Dika seneng,Kevin dan Elena puyeng 😂😂😂
Novano Asih
🤣🤣🤣🤣ayo lgsg gercep
Novano Asih
lha kok lgsg nyelup si Dean
Novano Asih
Lgsg nyosor aja Dean😀😀
Novano Asih
berapa tahun kemudian trs ketemu lagi😃😃😃
Novano Asih
syukurin Lo wis tggl wae biar nyahok Kevin
Novano Asih
Oo ternyata bukan ditabrak Kevin berarti yg membunuh Derrel Andra ,dalangnya Andra semua
Novano Asih
pesan dari Andra udah tua juga 😡
Novano Asih
apa mungkin yg menabrak Derel Kevin??
Novano Asih
masih penuh dengan misteri jadi penasaran dengan masa lalunya Kevin
Novano Asih
salut sama Raka yg mau mengerti keadaan Elena ,tidak seperti Kevin yg hanya nuruti nafsu aja
Novano Asih
kurang ajar si Kevin masa baru 18 th udah kayak biasa melakukan hubungan suami istri
Indah Budi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!