Malapetaka Batu Luar Angkasa

Malapetaka Batu Luar Angkasa

Ketenangan Sebelum Badai

1.1. Pagi di Kota Metropolis

Pada hari Rabu pagi yang cerah dan menyejukkan, kota metropolis berfungsi seperti biasanya. Langit biru yang bersih dan sinar matahari yang lembut menyinari jalan-jalan yang sibuk. Suara klakson mobil, deru mesin, dan obrolan ringan memenuhi udara.

Sarah Williams, seorang jurnalis berita berusia 32 tahun, memulai hari kerjanya dengan semangat. Dia berada di ruang redaksi yang dipenuhi oleh layar komputer, mikrofon, dan peralatan berita lainnya. Sarah duduk di mejanya, mengatur dokumen dan memeriksa agenda berita hari ini. “Selamat pagi, Tom! Apa kabar pagi ini?” tanyanya kepada rekan kerjanya, Tom, yang sedang memeriksa berita dari layar komputernya.

“Selamat pagi, Sarah,” jawab Tom dengan senyum. “Sejauh ini semuanya tenang. Tidak ada berita besar yang datang, tapi kita punya beberapa laporan rutin yang perlu ditangani.”

Sarah mengangguk, “Baguslah. Mari kita pastikan semua berita lokal juga tercover. Kalau ada apa-apa, harus siap. Aku akan mulai memeriksa laporan yang masuk.”

Sementara itu, di observatorium luar angkasa, James Carter, seorang ahli astronomi berusia 45 tahun, sedang bekerja keras di laboratoriumnya. Dia memeriksa data dari teleskop dengan seksama. Rekan kerjanya, Lisa, berdiri di sampingnya, memeriksa hasil pengamatan. “James, bagaimana hasil pengamatan hari ini?” tanya Lisa sambil menatap layar yang menunjukkan grafik dan angka.

James menelaah layar monitor. “Semua tampak stabil. Tidak ada anomali yang terlihat. Data hari ini sangat normal.”

Lisa tersenyum dan mengangguk. “Bagus. Aku harap cuaca akhir pekan nanti juga sama baiknya. Aku berencana untuk hiking di pegunungan.”

1.2. Kehidupan di Dalam Rumah

Di rumah, Jack, suami Sarah, memulai pagi dengan mempersiapkan sarapan untuk anak mereka yang berusia lima tahun, Emily. Jack berada di dapur, mengiris buah dan menyiapkan piring. Dia mengisi cangkir dengan susu dan meletakkannya di meja makan. “Pagi, Emily! Siap untuk sarapan?” tanyanya dengan senyum lebar.

Emily, yang duduk di meja makan dengan semangat, menjawab, “Pagi, Papa! Aku mau apel dan pisang!”

Jack memotong buah dengan cepat dan menatanya di piring. “Bagus sekali. Mama akan pulang sebentar lagi setelah bekerja. Setelah itu, kita bisa bermain di taman.”

Sarah pulang ke rumah untuk sarapan dan mencium aroma makanan yang menggugah selera. “Selamat pagi, sayang. Sarapan sudah siap?” tanyanya saat dia masuk ke dapur.

“Selamat pagi, Sarah,” jawab Jack dengan senyum. “Ya, semuanya sudah siap. Emily sangat bersemangat hari ini.”

Sarah membungkuk dan mencium Emily. “Pagi, sayang. Bagaimana tidurnya?”

Emily tersenyum ceria. “Tidur nyenyak, Mama. Aku mimpi jadi seorang penyelam!”

Setelah sarapan, Sarah memutuskan untuk bersiap-siap pergi ke kantor. “Aku harus pergi sekarang. Jangan lupa berikan kiss untuk Mama!” katanya sambil merangkul Emily.

Emily melambai pada ibunya dengan penuh semangat. “Selamat bekerja, Mama!”

Sarah keluar dari rumah dan menuju ke mobilnya. Dia menyetir melalui jalan-jalan kota yang ramai, menghindari kemacetan ringan sambil mendengarkan berita pagi di radio. “Berita pagi ini nampaknya biasa saja,” katanya pada dirinya sendiri saat berita terakhir diputar.

1.3. Aktivitas Sehari-hari di Kantor

Di ruang redaksi berita, Sarah dan Tom duduk di meja mereka, merencanakan liputan berita sore. “Jadi, kita ada liputan khusus malam ini tentang perkembangan politik?” tanya Sarah, membuka catatannya.

“Betul,” jawab Tom sambil menyesap kopi dari cangkirnya. “Dan kita juga perlu memantau berita lokal. Pastikan semua informasi yang penting terupdate.”

“Pasti,” kata Sarah sambil memeriksa berkas berita. “Aku akan memfokuskan diri pada liputan politik dan berita lokal. Pastikan semua laporan dari tim di lapangan juga lengkap.”

Sementara itu, di observatorium, James dan Lisa mengobrol santai setelah menyelesaikan pekerjaan mereka. “Apa rencanamu akhir pekan ini?” tanya Lisa sambil membersihkan meja kerja.

“Rencana biasa, mungkin sedikit bersantai di rumah dan menonton film,” jawab James. “Kau?”

Lisa tersenyum. “Aku berencana untuk hiking di pegunungan. Cuaca tampaknya sempurna untuk itu. Aku sudah menunggu-nunggu ini.”

1.4. Sore yang Santai dan Persiapan untuk Malam

Saat hari beranjak sore, Sarah menyelesaikan laporan berita dan mempersiapkan siaran langsung. “Tim, pastikan semuanya siap untuk siaran malam ini,” kata Sarah kepada timnya. “Kita harus memastikan bahwa semua informasi terbaru tersampaikan dengan akurat.”

Di rumah, Jack dan Emily menghabiskan waktu bersama sebelum Sarah pulang. “Bagaimana harimu di sekolah?” tanya Jack saat mereka duduk di meja makan untuk makan malam.

Emily menjawab, “Seru! Aku belajar tentang hewan-hewan laut.”

Jack tertawa. “Bagus sekali. Mungkin Mama bisa membawamu ke akuarium suatu hari nanti.”

Sarah akhirnya pulang dan bergabung dengan mereka untuk makan malam. “Selamat malam, keluarga,” katanya sambil duduk di meja makan. “Bagaimana hari kalian?”

“Baik, Mama,” jawab Emily. “Hari ini aku belajar banyak di sekolah.”

Sarah tersenyum. “Itu bagus. Aku senang mendengarnya. Sekarang, mari kita nikmati makan malam dan bersantai bersama.”

Setelah makan malam, Sarah dan Jack duduk di ruang keluarga, menonton TV bersama Emily. “Ada film bagus di TV malam ini,” kata Jack sambil menunjuk ke layar. “Mau menontonnya bersama?”

Emily melompat gembira. “Ya! Aku mau!”

Sarah dan Jack tertawa melihat kegembiraan Emily. “Oke, kalau begitu. Kita nonton film bersama,” kata Sarah. Mereka semua duduk bersama di sofa, menikmati momen kebersamaan yang damai sebelum tidur.

1.5. Malam yang Tenang dan Perencanaan untuk Esok Hari

Setelah menikmati film bersama, Sarah dan Jack mengantar Emily ke tempat tidur. Emily, yang masih semangat dari film yang baru saja mereka tonton, melompat ke ranjangnya dan mengajukan beberapa pertanyaan sebelum tidur.

“Papa, Mama, apakah kita bisa pergi ke pantai akhir pekan ini?” tanya Emily dengan penuh harapan.

Jack tersenyum dan menyisir rambut Emily dengan lembut. “Kita akan lihat. Kalau cuaca tetap bagus, aku rasa kita bisa merencanakannya.”

Sarah menepuk punggung Emily. “Tidurlah yang nyenyak, sayang. Besok hari baru, banyak hal yang bisa kita lakukan.”

Emily memejamkan matanya dengan senyum di wajahnya. “Selamat malam, Mama, Papa.”

Sarah dan Jack keluar dari kamar Emily dan kembali ke ruang keluarga. Mereka duduk di sofa sambil menikmati teh malam yang hangat.

“Aku benar-benar senang hari ini,” kata Sarah sambil menyesap tehnya. “Hari-hari seperti ini sangat langka, bukan?”

“Ya, aku setuju,” jawab Jack sambil meletakkan cangkir tehnya di meja. “Rasa-rasanya segalanya berjalan dengan baik. Aku harap besok juga begitu.”

Mereka berbicara ringan tentang rencana-rencana akhir pekan mereka, mencakup potensi kunjungan ke pantai dan kegiatan-kegiatan lainnya. “Kita bisa mulai merencanakan detailnya besok pagi,” kata Jack. “Aku bisa mencari tahu lebih banyak tentang tempat yang ingin kita kunjungi.”

Sarah mengangguk. “Bagus. Kita juga bisa memeriksa jadwal cuaca untuk memastikan semuanya berjalan lancar.”

Sementara itu, di observatorium, James dan Lisa masih berada di kantor. Mereka menutup perangkat mereka dan merapikan meja kerja. “James, aku ingin menyarankan kita melakukan sedikit eksplorasi di luar observatorium akhir pekan ini. Ada banyak tempat yang menarik di sekitar sini,” kata Lisa sambil menutup laptopnya.

James tersenyum. “Itu ide bagus. Aku juga ingin memanfaatkan waktu luang kita dengan sesuatu yang berbeda. Mari kita buat rencana untuk itu.”

Lisa mengambil jaketnya dan siap untuk pulang. “Aku akan menghubungimu nanti malam atau besok pagi untuk memastikan rencana kita. Semoga malammu menyenangkan.”

“Terima kasih, Lisa. Kamu juga,” jawab James. Dia mematikan lampu kantor dan keluar dari observatorium.

Di rumah, Sarah dan Jack terus berbincang sambil memeriksa kalender untuk merencanakan aktivitas mendatang. “Kita harus memastikan semua rencana yang kita buat sesuai dengan jadwal kita,” kata Sarah.

“Betul sekali,” jawab Jack. “Mari kita siapkan semua hal sebelum tidur. Aku ingin bangun pagi dan langsung bergerak.”

Setelah memeriksa kalender dan membuat catatan untuk aktivitas akhir pekan, mereka berdua merapikan ruang tamu. Jack menyiapkan ruangan untuk tidur dengan menyiapkan alarm pagi, sementara Sarah membersihkan sisa-sisa dari makan malam.

“Segalanya tampaknya siap untuk hari esok,” kata Sarah sambil mematikan lampu ruang tamu. “Aku siap untuk tidur.”

Jack mengangguk. “Aku juga. Ini hari yang baik, dan semoga hari esok juga menyenangkan.”

Mereka berdua naik ke kamar tidur, mengatur alarm pagi di ponsel mereka, dan bergabung di ranjang. Sarah dan Jack berbincang sejenak tentang pekerjaan mereka sebelum akhirnya mematikan lampu dan bersiap untuk tidur.

“Selamat malam, sayang,” kata Sarah sambil memeluk Jack.

“Selamat malam, Sarah,” jawab Jack dengan lembut. “Mimpi indah.”

Di luar rumah, malam semakin gelap dan tenang. Jalan-jalan kota yang sibuk di siang hari sekarang menjadi sunyi. Lampu-lampu jalan menyala lembut, dan suara bising kota berubah menjadi keheningan malam yang damai.

Di observatorium, James memeriksa data terakhir sebelum pulang ke rumah. “Hari ini cukup tenang,” katanya pada dirinya sendiri sambil menutup perangkat. “Mari kita lihat apa yang akan terjadi esok hari.”

Dia keluar dari observatorium dan mengunci pintu. Malam itu, langit yang cerah dan bintang-bintang bersinar membuat suasana malam terasa damai. James berkendara pulang dengan perasaan tenang dan penuh harapan.

Terpopuler

Comments

Sandy

Sandy

mantap, sangat menginspirasi

2024-09-27

2

Bunga Lestary

Bunga Lestary

semangatt kakk🤗

2024-09-23

2

lihat semua
Episodes
1 Ketenangan Sebelum Badai
2 Awal Kegelapan
3 Hantaman Meteor
4 Lapar di Tengah Kegelapan
5 Kegelapan Dukhon
6 Hari Ketiga dalam Kegelapan Dukhon
7 Penderitaan yang Dimulai
8 Delapan Hari di Kegelapan
9 Nafas Bacin di Hari Kesembilan
10 Keajaiban Dzikir di Hari Ke-15
11 Dua Puluh Hari Dalam Kegelapan
12 Ujian di Seluruh Penjuru Dunia
13 Kehidupan di Ujung Harapan
14 Harapan di Ujung Kegelapan
15 Harapan di Tengah Kehancuran
16 Mencari Harapan di Tengah Kesulitan
17 Fase Tahun Pertama Kemarau
18 Kerinduan Akan Hujan
19 Panggilan untuk Bersatu dalam Kegelapan
20 Hujan Reda
21 Belut Listrik di Ladang
22 Harapan di Tengah Kemarau
23 Kehidupan di Bawah Terik Matahari
24 Ustadz Abdullah dan Tanda - Tanda Akhir Zaman
25 Pertanda yang Semakin Jelas
26 Turunnya Sang Pembebas
27 Perbincangan di Tengah Kegersangan
28 Perut Lapar dan Harapan di Tengah Kesulitan
29 Kekuatan dalam Kebersamaan
30 Hidup Semakin Sulit
31 Ujian Kembali
32 Kegembiraan di Tengah Ancaman
33 Harapan di Tengah Kegelapan
34 Ketegangan yang Kembali Muncul
35 Harapan di Tengah Pertempuran
36 Harapan di Ujung Jalan
37 Keberanian dalam Kegelapan
38 Perlawanan Terakhir
39 Tanda-Tanda Kedatangan
40 Menyambut Cahaya Harapan
41 Membangun Kekuatan Bersama
42 Terobosan Keberanian
43 Menatap Masa Depan yang Tidak Pasti
44 Desingan Kengerian yang Semakin Dekat
45 Malam yang Menentukan
46 Menjaga Harapan di Tengah Malapetaka
47 Bab 47: Cobaan di Tengah Kehausan
48 Bab 48: Kegelapan yang Semakin Dalam
49 Bab 49: Di Ujung Harapan
50 Bab 50: Terang di Tengah Kegelapan
51 Bab 51: Ujian Kesabaran yang Lebih Berat
52 Bab 52: Harapan yang Mulai Menyala
53 Bab 53: Gelombang Kekeringan yang Menggigit
54 Bab 54: Harapan yang Pudar di Tengah Kekeringan
55 Bab 55: Cahaya di Tengah Kepasrahan
56 Bab 56: Keajaiban di Kaki Gunung
57 Bab 57: Ujian yang Mengguncang
58 Bab 58: Ketenangan yang Mengundang Kegelapan
59 Bab 59: Ujian Kebersamaan Desa
60 Bab 60: Kehilangan yang Menguatkan
61 Bab 61: Cahaya Baru di Tengah Ujian
62 Bab 62: Perjuangan Meraih Cita-Cita
63 Bab 63: Jalan Baru Menuju Kesejahteraan
64 Bab 64: Keberanian Menembus Batas
65 Bab 65: Masa Depan dalam Genggaman
66 Bab 66: Semangat untuk Generasi Berikutnya
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Ketenangan Sebelum Badai
2
Awal Kegelapan
3
Hantaman Meteor
4
Lapar di Tengah Kegelapan
5
Kegelapan Dukhon
6
Hari Ketiga dalam Kegelapan Dukhon
7
Penderitaan yang Dimulai
8
Delapan Hari di Kegelapan
9
Nafas Bacin di Hari Kesembilan
10
Keajaiban Dzikir di Hari Ke-15
11
Dua Puluh Hari Dalam Kegelapan
12
Ujian di Seluruh Penjuru Dunia
13
Kehidupan di Ujung Harapan
14
Harapan di Ujung Kegelapan
15
Harapan di Tengah Kehancuran
16
Mencari Harapan di Tengah Kesulitan
17
Fase Tahun Pertama Kemarau
18
Kerinduan Akan Hujan
19
Panggilan untuk Bersatu dalam Kegelapan
20
Hujan Reda
21
Belut Listrik di Ladang
22
Harapan di Tengah Kemarau
23
Kehidupan di Bawah Terik Matahari
24
Ustadz Abdullah dan Tanda - Tanda Akhir Zaman
25
Pertanda yang Semakin Jelas
26
Turunnya Sang Pembebas
27
Perbincangan di Tengah Kegersangan
28
Perut Lapar dan Harapan di Tengah Kesulitan
29
Kekuatan dalam Kebersamaan
30
Hidup Semakin Sulit
31
Ujian Kembali
32
Kegembiraan di Tengah Ancaman
33
Harapan di Tengah Kegelapan
34
Ketegangan yang Kembali Muncul
35
Harapan di Tengah Pertempuran
36
Harapan di Ujung Jalan
37
Keberanian dalam Kegelapan
38
Perlawanan Terakhir
39
Tanda-Tanda Kedatangan
40
Menyambut Cahaya Harapan
41
Membangun Kekuatan Bersama
42
Terobosan Keberanian
43
Menatap Masa Depan yang Tidak Pasti
44
Desingan Kengerian yang Semakin Dekat
45
Malam yang Menentukan
46
Menjaga Harapan di Tengah Malapetaka
47
Bab 47: Cobaan di Tengah Kehausan
48
Bab 48: Kegelapan yang Semakin Dalam
49
Bab 49: Di Ujung Harapan
50
Bab 50: Terang di Tengah Kegelapan
51
Bab 51: Ujian Kesabaran yang Lebih Berat
52
Bab 52: Harapan yang Mulai Menyala
53
Bab 53: Gelombang Kekeringan yang Menggigit
54
Bab 54: Harapan yang Pudar di Tengah Kekeringan
55
Bab 55: Cahaya di Tengah Kepasrahan
56
Bab 56: Keajaiban di Kaki Gunung
57
Bab 57: Ujian yang Mengguncang
58
Bab 58: Ketenangan yang Mengundang Kegelapan
59
Bab 59: Ujian Kebersamaan Desa
60
Bab 60: Kehilangan yang Menguatkan
61
Bab 61: Cahaya Baru di Tengah Ujian
62
Bab 62: Perjuangan Meraih Cita-Cita
63
Bab 63: Jalan Baru Menuju Kesejahteraan
64
Bab 64: Keberanian Menembus Batas
65
Bab 65: Masa Depan dalam Genggaman
66
Bab 66: Semangat untuk Generasi Berikutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!