Follow IG : base_author
Membaktikan kehidupannya untuk imamnya, peran yang dilakoni Thalia Ruth selama 4 tahun menjalani hidup berumah tangga dengan Andre Miles, suaminya. Di tinggallkan kedua orang tuanya karena kecelakaan menjadikan Thalia yang yatim piatu sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada Andre dengan kepercayaan yang tanpa batas. Bagaimana Thalia menjalani kehidupannya setelah Andre mencampakkannya setelah memperoleh semua yang diinginkan?? bahkan ibu mertua pun mendukung semua perbuatan suaminya yang ternyata sudah direncanakan sejak lama.
Menjadi lemah karena dikhianati atau bangkit melawan suaminya... manakah yang dipilih Thalia?
Siapkan tisu dan alat tempur sebelum membaca 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 1
...Helo, I'm back.. 😏...
...Siap berhalu? jangan lupa like, komen, dan rate ⭐5...
...Terimakasih ❤...
...Happy reading all...
...****************...
Hujan membasahi kota Surabaya dari malam sampai menjelang subuh. Air dari langit itu turun dengan deras. Udara yang sejuk, dan ruang kamar yang luas terlihat temaram membuat sepasang suami istri itu semakin terlelap dalam tidur mereka.
Hingga bunyi alarm membuat si wanita terbangun. Thalia Ruth, wanita cantik berwajah oriental itu menyambar benda pipih yang menyala tergeletak di atas nakas, segera mematikan bunyi tersebut agar suaminya tidak terbangun.
Thalia membalikkan tubuhnya, menghadap pria yang menemani hari-harinya. Ia dibuat terpana lagi dengan visual milik suaminya, Andre Miles.
Andre Miles, sosok pria yang pintar, memiliki fisik nyaris sempurna. Memiliki tubuh Atletis, dan juga tampan, pastinya.
Awal pertemuan mereka tidak disengaja. Pada saat itu Thalia terkunci di dalam toilet kampus, dan ya Andre adalah sosok pria yang datang menolongnya. Pria itu juga yang telah membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitu juga dengan pria itu, yang nyatanya memiliki perasaan sama dengannya.
Dari kejadian itu, mereka bertukar nomor ponsel dan saling berkomunikasi. Hari demi hari, bulan berganti bulan, hubungan mereka kian dekat sehingga membuat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Mereka berpacaran selama satu tahun lamanya, lalu melanjutkan kisah mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Dan akhir Desember nanti, usia pernikahan mereka genap empat tahun. Ya, dua bulan lagi, tepat di hari pergantian tahun.
1 Januari 2020. Sumpah janji setia di ucapkan Andre di depan Tuhan begitu lantang. Thalia masih mengingat betul moment bahagia itu. Dimana Andre terlihat sangat gagah dengan jas putih membalut tubuh proporsionalnya. Bahkan senyum bahagia terpancar dari pria itu.
Hari-hari yang dijalani sebagai sepasang suami-istri berjalan mulus. Thalia dibuat jatuh cinta berkali-kali kepada suaminya karena suaminya itu selalu melimpahkan perhatian, kasih sayang dan menjadikannya prioritas.
Thalia meneliti wajah tampan pemilik hatinya yang terlihat sangat tenang, lalu ia menghadiahi kecupan di pipi membuat suaminya itu terbangun. "Maaf, aku jadi membangunkanmu, Mas." Thalia berujar memasang wajah bersalah.
"No problem." Sahut Andre tersenyum samar sambil menikmati jemari-jemari Thalia yang bergerak, membelai rambutnya. Dari belaian itu, Andre bisa merasakan perasaan istrinya begitu tulus mencintanya.
"Kamu ingin dibuatkan sarapan apa, hmm? nasi goreng sea food, sandwich, atau omelet?" Thalia menyebutkan tiga menu sarapan favorit suaminya.
Meskipun, hidupnya bergelimang harta tidak membuat Thalia bermalas-malasan. Menggunakan kedua tangannya, Thalia memasak sendiri makanan untuk suaminya. Ia tidak melibatkan pelayan sama sekali untuk membantunya.
"Nasi goreng sea food tambah kerupuk. " Andre tersenyum lebar, manik legamnya masih menatap dalam manik coklat teduh istrinya itu.
"Baiklah, aku akan membuat nasi goreng seafood untukmu, spesial pakai cinta." Ujar Thalia mengerlingkan matanya, Andre dibuat tertawa. "Masih jam empat, kamu tidur lagi saja, Mas. Nanti setengah enam, aku akan membangunkanmu."
"Iya, sayang. " Andre mengangguk, setuju. Kembali pria itu memejamkan mata. Menikmati lagi sentuhan jemari Thalia di kepalanya.
Setelah memastikan Andre terlelap, Thalia mengangkat pelan tangan Andre yang melingkar di tubuhnya sepanjang malam tadi.
Thalia beranjak dari tempat tidurnya. Di punguti jubah tidur berbahan satin miliknya yang berada di lantai kemudian ia menarik langkah menuju kamar mandi seraya memasang jubah tersebut ke tubuh langsingnya.
Sesudah mencuci muka, dan menggosok gigi, Thalia keluar dari kamar. Menuruni anak tangga, langsung menuju dapur. Sesampainya, Thalia membuka pintu kulkas, mengeluarkan bahan-bahan masakan yang dibutuhkan.
Datang seorang wanita paru baya dari belakang, mendekatinya. "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya mbok Sumi membuat Thalia mengangkat kepalanya, menatap wanita paruh baya itu.
"Tidak ada, Mbok. " Sahut Thalia menggelengkan kepalanya sambil membersihkan udang. "Mbok kerjakan saja pekerjaan, Mbok."
Setengah jam berikutnya, Andre terbangun mendengar ponselnya berdering. Pria berusia 30 tahun itu segera mengambil benda pipihnya yang ada di meja dekat dengannya lalu tersenyum begitu netra legamnya melihat nama yang tertera di layar.
"Good morning, sayang, " mendengar suara lembut wanita dari sebrang sana membuat Andre melebarkan senyumannya. Andre beranjak, mendekati jendela kamar kemudian membukanya.
"Good morning too, baby." Sapa balik Andre tidak memudarkan senyumannya. "Rupanya-rupanya kamu sudah bangun, hmm."
Wanita yang berada di ujung telepon tertawa rendah. "Sudah dong. Coba kamu tebak aku sedang apa?"
Andre berpikir sejenak. "Hmm... Masih bermalas-malasan di atas ranjang sambil menghubungi pria tampan." Ujarnya sambil membayangkan wajah bantal kekasihnya yang menggoda.
Wanita itu tertawa lagi. "Ya Tuhan, kekasihku sangat narsis sekali." Imbuh Mona. Andre tertawa lagi. "Dan maaf Sir, tebakan anda salah."
"Lalu apa yang kamu lakukan? " bisiknya, parau.
Mona mengaktifkan loudspeaker, meletakkan ponselnya diatas meja dapur seiringan dengan pergerakan tangannya menata tomat dan juga timun ke dalam kotak. "Aku sedang menyiapkan bekal sarapan untuk kita. Kamu harus memakannya nanti."
"Oh ya," sahut Andre tidak menduga jika wanita yang di kencaninya tiga bulan terakhir ini, bisa memasak. "Kamu membuat sarapan apa?" Andre memiringkan tubuhnya, menyandarkan sisi tubuhnya di jendela sambil memandang langit yang mendung, dan hujan masih bersenang-senang membasahi bumi.
"Nasi goreng sea food, menu favoritmu." Mona melirik jam yang terpajang di dinding, jarum pendek sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh.
"Menu yang sama, dibuat Thalia." Gumam Andre, Ia menyelipkan satu tangannya ke dalam saku celana pendeknya.
"Kamu berbicara apa, sayang? aku tidak mendengarnya."
"Aku tidak sabar ingin mencicipi masakan buatanmu." Mona tersenyum mendengar ucapan manis Andre. Ia menutup bekal, lalu menaruhnya di lunch bag. Tidak lupa ia juga memasukkan kotak berisi buah-buahan yang sudah dipotongnya.
"Selesai, aku ingin segera bersiap. Apa kamu akan menepati janji untuk menjemputku?" tanya Mona untuk memastikan lagi.
"Tentu saja Baby. Aku akan menepati janjiku."
"Yes, aku akan menunggumu." Pekiknya riang.
Wanita bernama lengkap Monalisa Lauren itu tersenyum lebar sambil melangkah, masuk ke kamar. "Menurutmu, aku menggunakan kemeja warna apa?"
"Pink fanta," sahut Andre bersamaan Mona membuka pintu lemari, dan mengambil kemeja dengan warna fanta serta rok spam berwarna hitam.
Sementara itu, Thalia baru selesai menata menu sarapan di meja makan. Ia segera ke atas untuk membangunkan Andre. "Kamu sudah bangun rupanya, Mas." Ujar Thalia saat ia melihat Andre langsung memeluk tubuh Andre dari belakang, menghirup aroma citrus dari tubuh atletis Andre.
Andre terkejut, namun Andre bisa melawan keterkejutannya. "Baiklah. Tolong persiapkan berkas-berkasnya, Mona. Sampai jumpa." Andre buru-buru mengakhiri sambungan telepon dari kekasihnya, lalu ia berbalik langsung memeluk tubuh Thalia dan memberikan kecupan di puncak kepala istrinya.
Thalia menengadahkan kepalanya menatap Andre. "Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, Mas." Jemarinya bermain di dada Andre dengan pola asal, membangkitkan gairah. Senyuman menggoda menghiasi wajah cantiknya.
"Terimakasih." Andre mengecup singkat bibir Thalia. "Apa kamu sudah mandi?" Thalia menggeleng, terus tersenyum mengerti dengan pertanyaan Andre. "Bagaimana jika kita mandi bersama?"
Tidak menunggu jawaban dari Thalia, Andre mengangkat tubuh Thalia dalam gendongannya. Pria itu menarik langkah menuju kamar mandi diiringi tawa mereka.
mang enak ko Mon skrg udh jd babu drumah Andre😂😂