Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Pesona Duda
Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
...~~~...
Tring, tring, tring.
Suara alarm yang begitu nyaring memenuhi sebuah kamar yang didominasi dengan warna biru. Gadis cantik yang masih tertidur di atas tempat tidur langsung terbangun. Kedua tangannya terulur ke arah nakas dan mematikan alarm itu sebelum membuat telinganya semakin sakit.
" Hoam, padahal masih mengantuk " gumam Ria menutup mulutnya yang menguap.
Ria segera bangkit dari posisi tidurnya dan mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Dengan wajah yang masih lesu, Ria mengambil ponsel miliknya yang diletakkan di atas nakas.
Seperti pagi-pagi sebelumnya selama dua bulan terakhir ini, Ria selalu mengirimkan sebuah pesan pada pria yang dicintainya sejak lama. Sekedar mengucapkan selamat pagi dan mengingatkan untuk makan, meski terkadang tidak mendapatkan balasan. Tidak masalah, Ria akan terus berjuang untuk mendapatkan hati pria itu.
" Selamat pagi, Kak Sandi! Jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja ya. Kakak hari ini ada apel pagi, kan? Pokoknya semangat terus ya, Kak! " tulis Ria dalam pesan singkatnya dan langsung mengirimkannya ke nomor milik Sandi.
Kemudian, Ria segera beranjak pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tidak lupa mengambil handuk yang tergantung di depan kamar mandinya. Dia memiliki jadwal kuliah pagi ini dan tentunya tidak boleh sampai terlambat.
Sekitar tiga puluh menit, Ria sudah selesai mandi dan sudah siap dengan pakaian rapinya untuk pergi ke kampus. sebelum berangkat, Ria akan sarapan terlebih dahulu bersama dengan kedua orang tuanya.
" Selamat pagi, Ayah, Bunda! " sapa Ria lalu mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang biasa didudukinya.
" Selamat pagi, Tuan Putri Ayah " balas Ayah Adi mengusap lembut puncak kepala sang putri.
" Selamat pagi, Sayang " sambung Bunda Sisi tersenyum.
Di rumah yang tidak terlalu besar dan sangat sederhana itu, Ria hanya tinggal bersama dengan kedua orang tuanya saja. Sebenarnya Ria memiliki satu kakak laki-laki, tetapi kakaknya itu sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri sehingga tidak tinggal lagi bersama dengan mereka.
" Wah, ada tempe orek " ucap Ria saat melihat salah satu makanan kesukaannya.
Makanan yang paling disukainya adalah masakan sang ibu dan tempe orek adalah salah satunya.
" Bunda sengaja memasak tempe orek
kesukaan kamu, jadi kamu harus makan yang banyak " ucap Bunda Sisi pada Ria.
" Siap, Bunda " jawab Ria.
Setelah itu, Ria serta Ayah Adi dan Bunda Sisi memulai sarapan pagi itu. Mereka bertiga makan dengan tenang dan terdengar suara dentingan sendok serta garpu yang saling beradu di atas piring.
" Ayah, Bunda, aku berangkat dulu ya. Takut terlambat nanti " pamit Ria setelah menyelesaikan sarapannya.
Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan meraih tas miliknya. Tidak lupa Ria mengulurkan tangannya dan menyalami kedua orang tuanya.
" Iya Sayang. Hati-hati ya " sahut Bunda Sisi.
Ria pun menganggukkan kepalanya. Lalu, Ria segera keluar dari rumah dengan sedikit berlari. Dia akan mengendarai motornya untuk pergi ke kampus.
***
Sebelum pergi ke kampus, seperti biasa, Ria akan mampir ke rumah Sandi untuk sekedar melihat pujaan hatinya itu. Kebetulan arah kampus dan rumah pria itu dalam satu arah, sehingga Ria tidak perlu khawatir akan terlambat nantinya.
" Mana sih Kak Sandi? Motornya masih ada, jadi artinya Kak Sandi belum berangkat bekerja " ucap Ria yang terus mengawasi rumah sang pujaan hati.
Meski cukup jauh, tetapi Ria masih bisa melihat dengan jelas seandainya Sandi keluar dari rumahnya. Hampir setiap pagi beginilah yang Ria lakukan. Dia merasa takut Sandi akan merasa tidak nyaman dan risih jika dirinya terus menemui pria itu setiap hatinya.
Kurang lebih selama lima menit Ria menunggu, akhirnya seseorang yang ditunggunya keluar juga. Terlihat Sandi sudah rapi dengan seragam polisinya dan pasti akan berangkat bekerja. Sungguh, sosoknya yang sangat gagah dan tampan membuat Ria semakin menyukainya.
" Memang ya, pesona duda itu sangat menggoda. Kak Sandi lebih tampan setelah menjadi duda dibandingkan saat pertama kali aku bertemu dengan dia " ucap Ria yang sangat terpesona dengan sosok Sandi.
Kedua matanya terus tertuju pada pria itu dan enggan untuk beralih ke arah lainnya. Memang pesona Sandi semakin terpancar ketika sudah menjadi seorang duda dan terlihat sebagai seorang pria dewasa. Ria ingin memuaskan diri untuk melihat Sandi sebelum harus pergi dan terpisah untuk beberapa. Dia selalu merasakan rindu ketika tidak melihat Sandi sehari saja.
" Oh, jantungku. Aku benar-benar akan sakit jantung kalau terus seperti ini " gumam Ria memegang dadanya yang terasa detak jantungnya.
Debaran dan degupan jantung yang masih sama seperti pertama kalinya mereka bertemu. Rasa cintanya tidak pernah berkurang sedikit pun pada Sandi. Dia memang telah jatuh cinta pada pria itu pada pandangan pertama.
Selama ini, tidak ada yang mengetahui tentang perasaannya, bahkan Sandi sekali pun. Ria memang memendamnya dalam diam karena sadar sebelum pria itu sudah dimiliki orang wanita lain.
" Lah, kok pergi sih? " protes Ria melihat motor Sandi yang sudah melaju meninggalkan area rumah.
Jujur saja, Ria belum puas untuk melihat wajah tampan pujaan hatinya itu. Tapi ya mau bagaimana, Sandi harus berangkat bekerja dan dia juga harus berangkat ke kampus.
" Tidak apa-apa, Ria. Besok pagi kamu bisa datang ke sini lagi dan melihat Kak Sandi lagi. Ayo semangat! " ucap Ria pada dirinya sendiri.
Akhirnya Ria pun memutuskan untuk pergi saja dari sana karena memang tidak ada yang dilakukannya lagi. Tujuannya adalah untuk melihat Sandi, tetapi pria itu sudah pergi.
***
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh guys 🥰 Bulan baru, minggu baru, dan saya bawa karya baru nih❤️ Saya harap kalian menyukai karya ini ya ☺️ Jangan bosan-bosan untuk menemani saya juga, karena tanpa kalian saya juga tidak bisa maju banyak di karya ini🥺 Kalian itu sangat penting untuk perjalanan karya ini guys🥰 Lop yuuuu guys❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus "
ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya