NovelToon NovelToon
I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

I Love You In Every Universe(Belum Bisa Move On).

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Snow White

Setelah lima tahun Fatur pergi ke luar negri untuk menghilangkan luka hatinya karena Anggita, kini ia kembali ke Indonesia dan tiba-tiba bertemu lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai di masa lalunya. Sampai akhirnya Fatur jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya kepada Anggita.

Disarankan membaca novel 'Jatuh Cinta Lagi' sebelum membaca novel ini.

Up dari senin sampai sabtu ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snow White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Back To Indonesia

Hari ini setelah sekian lama Fatur tinggal di Australia akhirnya bisa kembali lagi ke tanah air, hatinya sangat senang karena sekarang sudah berada di Indonesia. Hampir semalaman lelaki berkulit kuning langsat itu tidak bisa tidur karena ingin cepat-cepat berada di tempat yang sudah memberikan banyak kenangan untuknya.

Kenangan yang masih tersimpan rapih di file-file memorinya, kenangan yang begitu melekat sampai sejauh apapun ia pergi tidak bisa dilupakannya, kenangan yang membuat dirinya menjadi lebih dewasa dan pendiam. Kenangan yang membuat dirinya menjadi seorang pengecut sampai saat ini.

Ya, dia sangat rindu akan negaranya yang sudah diabaikan selama 5 tahun, rindu bertemu dengan mamanya yang tidak ditemui, rindu akan kakaknya Mili, dan rindu akan seseorang yang belum bisa dilupakan. Seseorang yang sudah membuat luka di hatinya, seseorang yang pernah mengubah hidupnya menjadi lebih baik, seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Seseorang yang membuatnya jauh dari keluarganya.

Sejak kejadian itu Fatur tidak boleh lagi kembali ke Batam oleh papanya agar fokus belajar dan menyelesaikan kuliah di luar negri. Selama lima tahun juga Fatur tidak boleh pulang ke daerahnya. Sampai akhirnya Fatur memutuskan untuk menemui sahabatnya Erik karena sekarang sahabatnya tinggal di Bandung. Erik adalah sahabat lama Fatur sejak mereka kuliah di Universitas yang sama di kota Batam. Sahabatnya akan menikah bulan ini dan Fatur berjanji akan datang untuk menghadiri pernikahannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan papanya. Jika papanya tahun jika Fatur kembali ke Indonesia maka itu seperti menggali kuburan sendiri bagi Fatur. Setelah satu jam dari bandara Fatur sampai menuju alamat Erik sesuai yang diberikan oleh sahabatnya. Sungguh kota Bandung membuat Fatur terhipnotis, selain udaranya yang sejuk di sini begitu sangat indah. Kota yang sangat indah kedua ia injak selain Jakarta. Namun bagi Fatur kota ini lebih indah dan terkesan romantis.

"Net...Net...Net..." suara bel berbunyi menggema di rumah yang tidak begitu besar.

Tidak lama pintu rumah Erik terbuka lebar dan melihat sesosok lelaki perawakan tinggi 170 cm dengan berat 65 kg berisi kulit kuning langsat berada di depan pintu masuk rumahnya. Erik begitu kaget dan bahagia ketika tahu itu adalah sahabat lamanya yang sangat dirindukan, mimik wajah Erik begitu sangat bahagia ketika melihat kehadirannya di sana begitu juga sebaliknya.

"Fatur!" teriak lelaki dengan tinggi 165 itu memanggil nama sahabatnya dengan nada sedikit berteriak dan bahagia.

Fatur menyambut Erik dengan senyuman bahagia seraya mereka berdua berpelukan, terlihat rasa bahagia di hati keduanya. Ya, setelah hampir 5 tahun tidak bertemu rasa rindu menyelimuti mereka berdua.

"Apa kabar lo?" tanya Erik sambil memperhatikan Fatur dari atas rambut sampai ujung kaki yang terlihat sangat berbeda.

Saat ini Fatur terlihat begitu sangat maskulin dan semakin tampan sehingga membuat Erik begitu pangling melihatnya. Wajah Fatur yang dulu baby face sekarang terlihat dewasa dengan bulu-bulu tipis memenuhi ruangan tepat di bawah hidungnya. Begitu juga dengan Erik yang terlihat sangat dewasa dan berwibawa saat ini, namun masih saja dengan model rambut yang sama seperti dulu. Sepertinya Erik enggan untuk mengganti model rambut favoritnya itu.

"Baik. Lo sendiri bagaimana?" Fatur balik tanya sambil senyum terus terpancar di wajahnya.

"Baik. Gila udah lama nggak ketemu semakin beda. Sampai gue nggak bisa mengenali lo," puji Erik keheranan melihat perubahan Fatur.

"Bisa aja lo."

"Ayo masuk," ajak Erik kepada Fatur.

Langkah kaki Fatur memasuki rumah Erik yang terlihat begitu sangat sederhana namun minimalis. Erik sekarang menjadi seorang arsitek pemukiman dan perumahan di sini dan sudah menetap lama di Bandung. Pekerjaannya kali ini menjadikan dirinya semakin mapan dan mandiri pasca ditinggalkan kedua orang tuanya meninggal dunia saat lulus kuliah, dan akhir bulan ini ia akan menikah.

"Terimakasih lo mau datang di acara pernikahan gue nanti," kata Erik ketika mereka bicara di ruang makan sambil di temani secangkir kopi kesukaan Fatur.

Sahabatnya itu masih saja mengingat kopi kesukaannya, kopi cappucino yang sangat digemari semasa kuliah dulu.

"Gue janji sama lo dan kebetulan gue sengaja mengambil cuti. Gue juga kangen sama nyokap," balas Fatur sambil menyeruput kopi itu.

"Lo sampai kapan di sini?"

"Mungkin dua atau tiga bulan."

"Lo langsung datang ke Bandung?"

Tatapan matanya yang sedari tadi menjelajah foto-foto yang terpampang di dinding kini terhenti sesaat disebuah objek saat mendengar pertanyaan Erik. Fatur terdiam sejenak tidak menjawab pertanyaan sahabatnya, memang dirinya sengaja terbang dari Australia ke Bandung untuk menghadiri pernikahan Erik dan tidak mungkin jika dirinya pulang ke Batam hanya untuk menemui mamanya karena papanya pasti akan langsung mengirimkan dirinya kembali ke Australia.

"Iya, mungkin setelah ini gue akan pulang ke Batam."

Hanya senyum ringan yang dilukiskan oleh Erik ketika mendengar ucapan Fatur. Sejak kasus pemukulan itu, Fatur tidak boleh lagi menunjukan batang hidungnya di Batam apalagi di depan papanya. Masih terekam jelas di memori Erik bagaimana kejadian itu terjadi, kejadian yang sangat tragis bagi Fatur di dalam hidupnya.

"Bagaimana kabar Anggita?" tanya Erik mengganti topik pembicaraan soal masa lalu yang sudah ingin Fatur lupakan namun tidak pernah bisa.

Baru saja Fatur bisa menjawab pertanyaan Erik, kini sahabatnya kembali memberikan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Tiba-tiba saja tenggorokannya terasa sulit menelan ludah, hatinya mendadak sesak dan sakit dan raut wajahnya yang menunjukkan kebahagiaan kini menjadi raut kesedihan mengapa Erik bertanya soal Anggita? Perempuan yang sudah lama dilupakan oleh Fatur. Hati Fatur kembali sedih ketika mengingatnya, matanya mulai berkaca-kaca saat mengingat nama Anggita. Rasa sakit hati dan kecewanya kini muncul kembali setelah sekian lama mencoba untuk melupakannya, namun sayang ia tidak pernah bisa.

"Apa lo tahu bagaimana kabar dia selama ini?" lanjut Erik lagi bertanya sambil menatap Fatur saat sahabatnya itu masih terdiam.

Namun lelaki bermata bulat itu tidak menjawab akan pertanyaan Erik, dan dia hanya terdiam lalu pikirannya mulai terbang jauh mengulang memori bersama Anggita. Rasanya jika Fatur mengingat kejadian itu selalu ingin menangis dan menjerit sekuat-kuatnya karena hanya Anggita perempuan yang sangat ia cintai sampai saat ini.

"Nggak tahu," jawab Fatur singkat sambil membuang muka sedikit cuek menyembunyikan perasannya.

Dari raut wajahnya Erik tahu jika Fatur sedang tidak ingin membahas soal Anggita, karena jika membahas soal itu hatinya akan sakit. Tapi Erik begitu penasaran kepada sahabatnya apa Fatur masih menyukai Anggita! Karena sampai sekarang lelaki itu masih belum mempunyai kekasih.

"Terus lo udah punya pacar? Gue perhatiin lo belum pernah dekat sama perempuan," sindir Erik lagi terus menghujani Fatur dengan pertanyaan-pertanyaan masa lalunya itu.

Sungguh saat ini tidak ingin membahas soal itu karena hatinya akan sakit, sejauh apapun dirinya pergi dan dalam berapa lama Fatur menghindar tetap saja hanya Anggita yang ada di dalam hatinya selama ini.

"Gue datang mau liburan sambil menghadiri pesta pernikahan. Buka mau diinterogasi sama lo!" seru Fatur dengan nada sedikit kesal.

Erik hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya ketika mendengar ucapan Fatur ternyata masih belum berubah, sama seperti dirinya yang dulu begitu mudah marah dan tempramental.

"Gue hanya penasaran apa lo masih normal atau nggak," kata Erik meledek Fatur.

"Sialan lo!" semprot Fatur kesal dan Erik hanya menyambutnya dengan tersenyum.

Dan tiba-tiba Erik teringat akan sesuatu, sebuah proyek yang ditawarkan oleh calon istrinya untuk membuat sebuah rumah di kota Bandung. Kania istri Erik mempunyai seorang teman kerja dan bernama Reza, dan sedang mencari seorang arsitek untuk membangun sebuah rumah teman kuliahnya dulu. Reza meminta agar Erik mengambil alih proyek itu tetapi karena dirinya akan menikah dan sedang menjalankan proyek lain jadi tidak bisa membantunya. Reza meminta kepada Erik jika mempunyai teman yang bisa membantunya untuk menyelesaikan pembangunan rumah temannya itu.

"Oh, iya. Gue mau minta tolong sama lo," kata Erik dengan mimik wajah mulai serius menatap Fatur.

"Apa?" tanya Fatur penasaran menatap Erik yang ada di hadapannya itu.

"Temannya Kania minta tolong gue membangun sebuah rumah punya teman masa kuliahnya, tapi gue nggak bisa membantu karena masih banyak proyek yang sedang gue kerjakan apalagi sebentar lagi gue menikah. Jadi jadwal sibuk sekali," kata Erik mulai bercerita.

"Terus hubungannya sama gue apa?" Fatur balik tanya.

"Gue mau meminta lo mengambil alih proyek itu," ucap Erik singkat.

Deg, mata Fatur menatap lekat ke arah Erik dan Fatur kaget bukan main saat mendengar ucapan sahabatnya, apa ia tidak salah mendengar apa yang baru saja Erik ucapkan tadi.

"Apa lo bilang! Lo menyuruh gue mengambil proyek yang seharusnya buat lo?" tanya Fatur kaget menatap tajam ke arah Erik.

"Iya. Lo mau, kan?" tanya Erik berharap dan Fatur tertawa kecil menatap sahabatnya itu.

"Gila, lo! Gue pulang ke Indonesia itu buat liburan dan menghadiri pernikahan lo. Sengaja gue pulang karena pengen istirahat dari kerjaan. Terus sekarang lo malah menawarkan gue pekerjaan! Waras lo!" ucap Fatur sedikit kesal menatap Erik dan sahabatnya itu tertawa ringan menatap Fatur.

Belum selesai apa yang Erik jelaskan rasanya ia sudah tahu pasti Fatur akan menolak mentah-mentah soal ini, dan jika Fatur tidak mau terpaksa Erik harus menjalankannya sebelum dirinya menikah.

"Selagi liburan di Indonesia apa salahnya lo bantu gue. Hanya satu rumah dan gue yakin lo bisa menyelesaikan dalam waktu dua bulan."

"Satu rumah yang sebesar apa maksud lo? Kalau sebesar rumah sakit mana bisa."

"Nggak sebesar itu juga. Hanya 300M dengan lantai dua dan gue yakin pasti lo bisa dalam waktu sebentar, sambil lo cuti di sini," bujuk Erik lagi terus berharap.

"Gila lo. Gue mau liburan lo masih merepotkan gue!" Fatur semakin kesal.

"Bukan gue mau merepotkan lo, tapi karena gue merasa nggak enak sama temannya Kania. Dia sering membantu gue dan Kania, dan gue yakin lo bisa dalam waktu dua bulan," kata Erik terus merayu sahabatnya itu dan Fatur masih terdiam.

"Mau bantuin gue, ya. Selagi lo ada di Indonesia," pinta Erik lagi terus memelas.

Sementara itu Fatur terus berpikir apa dia akan menerima tawaran sahabatnya itu atau tidak.

1
🏘⃝Aⁿᵘ Madam 🍇
masih menyimak Thor, smengat ya
rembulan
episode yang sungguh bagus dan menarik
rembulan
kasihan orang tuanya meninggal
rembulan
good cerita
rembulan
apa yang membuat nya menjadi pendiam dan pengecut
rembulan
ya bagus kamu cinta tanah air kita 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!