Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Mobil Mercedes hitam yang ramping itu memasuki tempat parkir gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, eksteriornya yang mengilap memantulkan terik matahari siang.
Andrian, CEO PT Sanjaya. Mengamati mobil itu dari kantornya, tatapannya tertuju pada sosok elegan yang melangkah keluar.
Seorang wanita, tinggi dan ramping, dengan rambut hitam legam yang menjuntai di punggungnya seperti air terjun yang mencair. Ia bergerak dengan anggun sesuai dengan setelan jas yang dikenakannya, tumitnya mengetuk-ngetuk trotoar seperti detak jantung yang berirama.
Namanya Karina Putri, dan dia adalah sekretaris barunya.
Andrian, yang dikenal dengan sikapnya yang tenang dan fokus yang teguh, merasakan sesuatu yang tidak pernah di antisipasinya sebelumnya – rasa kegembiraan. Seolah-olah ada aliran energi yang mengalir melalui dirinya, membangunkan bagian dirinya yang terpendam.
Karina tidak seperti sekretaris mana pun yang pernah ditemuinya. Dia tidak hanya efisien; dia memancarkan aura yang memikat, daya tarik magnetis yang tampaknya menariknya. Matanya yang tajam memancarkan kilatan penuh pengertian, bibirnya tersenyum tipis yang mengisyaratkan kecerdasan yang setajam pakaiannya.
Saat dia memasuki kantornya, aura percaya diri memenuhi ruangan. Kehadirannya begitu berwibawa sekaligus meyakinkan.
"Pak Andrian," sapanya, suaranya lembut dan merdu yang membuat bulu kuduknya merinding. "Saya Karina Putri, sekretaris baru Anda."
Andrian, yang biasanya tenang, tergagap. "Putri," katanya, "selamat datang."
Dia tidak bisa memperhatikan cara dia bergerak, goyangan pinggulnya yang halus saat dia berjalan, cara dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, sedikit sikap menantang dalam posturnya. Itu mengerikan, namun memabukkan.
"Panggil saya Karina," katanya, matanya menatap tajam ke arah laki-laki itu, dengan kilatan main-main di matanya.
Ia duduk di kursinya, gerakannya luwes dan tepat. Ia memperhatikan dengan terpesona saat ia mengatur jadwalnya, jari-jarinya menari di atas keyboard dengan anggun.
"Anda ada rapat dengan Tuan Tanaka jam 2 siang," katanya memberitahu, suaranya nyaris seperti bisikan, namun mampu menarik perhatian penuhnya.
Dia tidak dapat berkonsentrasi pada gambar di layarnya, pikirannya dipenuhi oleh gambaran Karina, kehadirannya yang menawan merasuki pikirannya.
Pertemuan dengan Tuan. Tanaka tampak kabur. Ia mendapati dirinya membuat keputusan berdasarkan insting daripada logika, pikirannya yang tajam dikaburkan oleh kabut menggoda yang tak sengaja diciptakan Karina.
Saat Tuan Tanaka pergi, Karina melangkah masuk ke kantornya sambil membawa nampan kopi, gerakannya tetap anggun seperti biasa. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara, aroma manis yang bercampur dengan wangi parfumnya yang memabukkan.
"Ini kopinya, Pak Andrian," katanya sambil meletakkan nampan di mejanya. Jari-jarinya menyentuh jari Andrian, mengirimkan sengatan listrik ke tubuhnya.
Dia menyeruput kopi itu, rasa pahitnya hampir tak terasa, semua indranya terhisap oleh kehadiran wanita itu.
"Terima kasih, Karina," gumamnya, suaranya serak.
Dia memperhatikannya saat dia berbalik untuk pergi, tatapannya tertuju pada punggungnya, jantungnya berdebar dengan irama yang tidak menentu.
Dia bukan sekretaris biasa. Dia adalah Karina, seorang wanita yang dapat mengguncang dunianya hanya dengan sekali pandang, seorang wanita yang, menurutnya, mungkin akan menjadi kehancurannya.
**
Hi guys ❤️ terimakasih yang sudah menyempatkan waktu untuk baca cerita ini 😉
tinggalkan jejak sebelum baca ya caranya komen, share dan follow ❤️
jangan sungkan-sungkan wkwkwk
Follow sosial media ku juga
Instragram: @na_afh
Tiktok: @ig.na_afh
Follow ya nanti akan ada kabar tentang update terbaru 🔥
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta