NovelToon NovelToon
Di Balik Layar HP

Di Balik Layar HP

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Iqbal Maulana

Dimas Ardiansyah, seorang pria dari desa yang merantau ke Kota Malang untuk bekerja. Ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota tersebut. Namun, ia harus menyadari bahwa bekerja di perusahaan ternama memiliki tekanan yang jauh berbeda.
Ketika ia merenungi semua masalah dan melampiaskannya ke hp hingga senja tiba. Dimas yang akhirnya pulang ke kos tak sengaja bertemu seorang gadis yang sangat menawan hingga beban pada pekerjaannya hilang sejenak setelah melihat gadis tersebut.
Apa yang akan dilakukan oleh Dimas setelah ia bertemu dengan gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Besar

Maya sedang duduk di depan layar laptopnya, menelusuri berbagai situs untuk mencari referensi gaun pernikahan. Ia ingin hari pernikahannya menjadi hari yang sempurna, dan memilih gaun yang tepat adalah bagian penting dari momen tersebut. Di sisi lain, Dimas sedang sibuk mengurus berbagai persiapan lainnya bersama ibunya, Ibu Siti. "Dimas, kamu yakin undangannya udah benar semua?" tanya Ibu Siti sambil melihat daftar tamu. "Udah, Bu. Aku cek lagi kemarin. Semua udah siap. Sekarang tinggal persiapan gaun Maya," jawab Dimas sambil merapikan beberapa berkas.

Di waktu yang sama, Maya menemukan sebuah desain gaun yang membuatnya terkesima. "Ini dia, gaun yang aku cari!" gumamnya dengan senyum lebar. Maya segera menghubungi penjahit untuk membuat janji. "Mbak Rina, bisa kita ketemu besok? Aku mau bicarain desain gaun pernikahanku," ujar Maya di telepon. "Tentu bisa, Maya. Besok jam 10 pagi gimana?" jawab Mbak Rina, penjahit langganannya. "Oke, Mbak. Sampai ketemu besok ya," kata Maya dengan semangat. Keesokan harinya, Maya bersiap untuk pergi ke tempat penjahit. Sebelum berangkat, ia menghubungi Dimas. "Sayang, aku mau ke tempat Mbak Rina sekarang. Kamu ada perluan apa?" tanya Maya. "Enggak, Yang. Kamu hati-hati di jalan ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabarin aku," jawab Dimas dengan suara khawatir. "Iya, Sayaanngg. Jangan khawatir. Aku bakal hati-hati," jawab Maya sambil tersenyum.

Maya mengemudi motornya menuju tempat penjahit dengan hati-hati. Namun, di tengah perjalanan, sebuah mobil tiba-tiba menyalip dari arah yang salah. Maya berusaha menghindar, tapi naas motornya menabrak pohon di pinggir jalan. Orang-orang di sekitar segera membantu dan memanggil ambulans. Maya yang tak sadarkan diri segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Salah satu saksi mata mencoba menghubungi nomor terakhir yang ada di panggilan Maya, yaitu Dimas. "Mas Dimas, ini saya warga yang ada di lokasi kecelakaan. Maya barusan kecelakaan dan sekarang dibawa ke RS Sumber Waras," kata saksi tersebut dengan panik.

Dimas yang mendengar berita itu langsung lemas. "Ya Allah, Maya... Saya langsung ke sana sekarang. Terima kasih sudah menghubungi," jawab Dimas sambil berlari keluar rumah. Ibu Siti yang melihat anaknya panik langsung ikut panik. "Dimas, ada apa? Kenapa buru-buru?" "Maya, Bu... Maya kecelakaan. Sekarang dibawa ke RS Sumber Waras. Aku harus segera ke sana," jawab Dimas dengan suara gemetar. Ibu Siti langsung memeluk Dimas. "Ya Allah, semoga Maya baik-baik saja. Ayo kita ke rumah sakit sekarang." Sesampainya di rumah sakit, Dimas langsung mencari informasi tentang keadaan Maya.

"Permisi, Pak. Maya Ardiani yang baru saja dibawa ke sini, kondisinya gimana?" tanya Dimas dengan cemas kepada petugas rumah sakit. "Mas, Maya sedang ditangani di ruang UGD. Mohon bersabar dan tunggu di sini dulu," jawab petugas dengan tenang. Dimas hanya bisa berdoa sambil menunggu di ruang tunggu. Ibu Siti memeluknya erat, mencoba memberikan kekuatan. "Bu, aku takut banget. Aku gak bisa bayangin kalau terjadi apa-apa sama Maya," ujar Dimas dengan mata berkaca-kaca. "Ibu juga khawatir, Nak. Tapi kita harus tetap berdoa dan yakin Maya akan baik-baik saja," jawab Ibu Siti sambil mengelus punggung Dimas.

Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruang UGD. "Keluarga Maya Ardiani?" panggil dokter itu. "Saya, Dok. Gimana kondisi Maya?" tanya Dimas dengan cemas. "Keadaannya cukup serius. Dia mengalami luka di kepala dan beberapa tulang rusuknya patah. Kami sudah melakukan penanganan pertama, tapi kita harus observasi lebih lanjut untuk memastikan kondisinya stabil," jelas dokter itu. Dimas hampir tak bisa menahan tangisnya. "Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk Maya. Aku mohon." "Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Mohon doanya agar Maya cepat pulih," jawab dokter itu dengan tegas.

Hari-hari berikutnya terasa sangat berat bagi Dimas. Setiap hari, ia datang ke rumah sakit untuk menemani Maya. Kondisi Maya tidak menunjukkan banyak perubahan, dan itu membuat Dimas semakin khawatir. "Mas, kamu harus makan. Kamu juga butuh tenaga untuk jaga Maya," kata Ibu Siti sambil menyodorkan makanan kepada Dimas. "Aku gak bisa makan, Bu. Aku cuma bisa mikirin Maya," jawab Dimas dengan suara lemah. "Kalau kamu sakit, siapa yang akan jaga Maya? Kamu harus kuat, Nak," kata Ibu Siti sambil memaksa Dimas makan.

Dimas akhirnya mengalah dan mulai makan sedikit demi sedikit. Ia tahu ibunya benar, tapi hatinya masih dipenuhi rasa cemas. Suatu hari, ketika Dimas sedang duduk di samping tempat tidur Maya, tiba-tiba Maya menggerakkan jarinya. Dimas yang melihat itu langsung berdiri dan memanggil dokter. "Dok, Maya bergerak! Dia bergerak!" seru Dimas dengan penuh harap. Dokter datang dan memeriksa Maya. "Ini tanda yang baik, Mas Dimas. Kita lihat perkembangan selanjutnya. Mohon tetap bersabar." Dimas merasa sedikit lega, tapi tetap tak bisa menahan tangisnya. Ia memegang tangan Maya dengan erat. "May, bangun, May. Aku butuh kamu. Kita masih punya banyak mimpi yang harus kita wujudkan bersama."

Waktu berlalu, dan meskipun perlahan, kondisi Maya mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Ia mulai sadar dan bisa berbicara meskipun lemah. "Mas... Dimas...," lirih Maya saat pertama kali membuka mata. "Ya Allah, Maya! Kamu sadar! Syukurlah," kata Dimas sambil memeluk Maya dengan hati-hati. "Maya, kamu bikin kita semua khawatir. Tapi sekarang kamu udah sadar, itu yang penting," kata Ibu Siti dengan mata berkaca-kaca. Maya tersenyum lemah. "Maaf ya, aku bikin kalian khawatir." "Enggak apa-apa, yang penting kamu sekarang udah sadar. Kita akan jalani semua ini bareng-bareng, ya," jawab Dimas dengan suara penuh haru.

Orang tua Maya, Bu Dina dan Pak Dodi, datang ke rumah sakit untuk menjenguk Maya. Mereka langsung menuju kamar tempat Maya dirawat. "Dina, gimana keadaan Maya?" tanya Pak Dodi dengan cemas. "Alhamdulillah, udah mulai membaik, Pak. Dimas juga selalu setia jaga Maya," jawab Bu Dina. Mereka masuk ke kamar Maya dan melihat Dimas duduk di samping tempat tidur Maya. "Mas Dimas, terima kasih banyak udah jaga anak kami," kata Pak Dodi dengan penuh haru.

"Pak, Bu, ini sudah kewajiban saya sebagai calon suami Maya. Saya akan selalu ada buat dia," jawab Dimas dengan tulus. "Maya, kamu harus cepat pulih ya. Kami semua sangat sayang sama kamu," kata Bu Dina sambil memegang tangan Maya. "Iya, Bu. Maya akan berusaha. Terima kasih sudah datang," jawab Maya dengan suara lemah. "Dimas, kamu juga harus jaga kesehatan. Jangan sampai kamu sakit karena terlalu capek," kata Pak Dodi. "Iya, Pak. Saya akan jaga diri. Yang penting sekarang Maya bisa pulih," jawab Dimas.

Hari-hari berikutnya diisi dengan pemulihan Maya. Dimas selalu ada di sampingnya, memberikan semangat dan dukungan. "Sayang, aku pengen cepet pulih biar kita bisa lanjutin rencana pernikahan kita," kata Maya sambil menggenggam tangan Dimas. "Aku juga pengen kamu cepet pulih, Sayang. Kita pasti bisa lewatin ini semua," jawab Dimas dengan senyum. Dalam masa pemulihan, Maya sering merenung tentang banyak hal. Ia merasa beruntung memiliki Dimas yang selalu ada di sampingnya.

"Sayang, aku bener-bener bersyukur punya kamu. Kamu selalu ada buat aku, apapun yang terjadi," kata Maya. "Aku juga bersyukur punya kamu, Sayang. Kita akan hadapi semuanya bersama-sama, apapun yang terjadi," jawab Dimas dengan tulus. Meskipun perjalanan pemulihan Maya masih panjang, Dimas tidak pernah menyerah. Ia selalu ada untuk mendukung dan memberikan semangat.

Suatu hari, ketika Maya sedang menjalani terapi fisik, Dimas berbicara dengan dokter tentang kondisi Maya. "Dok, kira-kira berapa lama lagi Maya bisa pulih sepenuhnya?" tanya Dimas. "Prosesnya bisa memakan waktu beberapa bulan, Mas Dimas. Yang penting Maya harus tetap semangat dan mengikuti semua instruksi terapi," jawab dokter. Dimas mengangguk. "Terima kasih, Dok. Saya akan selalu ada untuk mendukung Maya."

Setelah menjalani terapi, Maya duduk di ruang tunggu bersama Dimas. "Sayang, aku capek banget, tapi aku gak mau nyerah. Aku pengen cepet pulih," kata Maya. "Aku tahu, Yang. Kamu udah sangat kuat. Kita akan lewatin ini semua bareng-bareng," jawab Dimas sambil merangkul Maya. Hari-hari berlalu, dan sedikit demi sedikit, kondisi Maya semakin membaik. Ia mulai bisa berjalan dengan bantuan tongkat, dan semangatnya untuk pulih semakin besar. "Saaayaaaanngg, aku udah bisa jalan sedikit-sedikit. Ini semua berkat kamu yang selalu ada buat aku," kata Maya dengan senyum lebar. "Ini semua berkat kamu yang kuat, May. Aku cuma bisa dukung kamu," jawab Dimas dengan bangga.

Maya merasa sangat beruntung memiliki Dimas. Ia tahu perjalanan ini masih panjang, tapi dengan dukungan dari Dimas dan keluarganya, ia yakin bisa pulih sepenuhnya. Suatu sore, mereka duduk di taman rumah sakit, menikmati udara segar. "Sayang, aku pengen kita bisa wujudkan semua mimpi kita. Aku gak mau kejadian ini bikin kita mundur," kata Maya dengan tekad. "Aku juga, Sayang. Kita akan wujudin semua mimpi kita, apapun yang terjadi," jawab Dimas sambil memegang tangan Maya.

1
jeju94
hai thor aku udah mampir nih semangat ya buat karya selanjutnya
Iqbal Maulana: oke makasi masih proses yg hembusan angin
total 1 replies
Durahman Kedu
sudah selesai apa masih terus nih.. ceritanya bagus...
Iqbal Maulana: sudah bikin karya kedua judulnya "Hembusan Angin" dengan cover cewek yg diselimuti dedaunan /Grin/
Durahman Kedu: oke.. bikin lagi gan... sukses selalu pokoknya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!