Evelyn Arasely adalah seorang gadis manis yang periang.putri tunggal Bapak Walikota Sofyan Martadinata. kehidupannya yang serba berkecukupan menjadikannya seorang putri di istana sang Ayah. suatu ketika di kampus yang bergengsi tempat dia mengenyam pendidikan, kedatangan seorang Mahasiswa yang tadinya nonaktif namun kembali melanjutkan kuliahnya satu jurusan dengan Evelyn Arasely di Fakultas Hukum dan Tata Negara. Evelyn Arasely sangat tertarik dengan Seniornya itu. Sagara Abhiseva nama sang Senior pria yang sangat pendiam,dingin dan terkesan angkuh,dengan pesona wajah tampannya,kulitnya yang putih dan postur tubuh yang tinggi menjulang, membuat Sagara Abhiseva sangat menarik perhatian kaum hawa di kampus itu,termasuk Evelyn Arasely. hingga suatu saat Evelyn Arasely berhasil merebut perhatian dan hati Sagara Abhiseva. mereka pun menjadi sepasang kekasih yang nampak bahagia hingga terjadi sesuatu kepada keluarga Evelyn Arasely yang membuat mereka terpaksa harus terpisah jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Agency Rosalie Entertainment
Cyra Sachikirani nampak uring-uringan di ruang make up nya. Namira hanya duduk melihat tingkah sang majikan.
"Ada apa sih Kak Cyra,dari kemarin aku perhatikan kok uring-uringan terus,masa PMS nya kan sudah lewat juga" ucap Namira pelan
Cyra Sachikirani hanya menarik nafas panjang.
"Aku lagi malas Nam,badmood banget sama Kak Saga,sampai kapan sih dia itu mau gantungin perasaan aku seperti ini,padahal dari aku SMA kita sudah barengan,kok bisa dia bilang hanya bisa menganggap ku sebagai adiknya,tidak lebih, apa kurangnya aku Nam,aku Cyra Sachikirani,aku model berprestasi,aku cantik,aku lulusan luar negeri,aku putri tunggal dari keluarga pengacara terkenal,tipe seperti apa lagi yang dia butuhkan Nam" ucap Cyra Sachikirani dengan nada putus asa seraya merebahkan kepalanya dimeja.
"Hhhmmm... berarti Pak Sagara Abhiseva yang sial Kak,menolak gadis berkualitas seperti Kak Cyra,sudah jangan terlalu sedih,bagaimana kalau kita karaokean dulu,hari ini sesi pemotretan nya sedikit kan,jadi bisa jalan-jalan dulu kita" ucap Namira
"Evelyn tidak bisa datang ya untuk tugas pemotretan sore nanti?" tanya Cyra Sachikirani lagi
"Gak bisa Kak,sudah kesepakatan bersama Nona Brenda,Nona Evelyn hanya standby di akhir pekan itupun jika Nona Evelyn tidak lembur dikantornya" jawab Namira
"Di kantor mana sih Evelyn itu bekerja?" tanya Cyra Sachikirani lagi
"Entahlah,Nona Evelyn kan hanya dekat dengan Kak Oliv di Agency ini,jadi minim info,yang aku tahu hanya Nona Evelyn pernah tinggal di luar negeri juga" jawab Namira
"Hhhmmm... its oke,ayo kita selesaikan sesi ini, terus lanjut ke pub PowerMetal" ucap Cyra Sachikirani
"Okelah" jawab Namira
Firma Hukum A & E
Evelyn Arasely nampak sibuk membagikan kelengkapan berkas kasus para pengacara muda.
Bergantian tiap tim masuk membawa berkas untuk di validasi
"Nona Evelyn,file kasus pembunuhan anak SMA dengan terdakwa putra anggota parlemen itu sudah aku kirim,tolong validasinya" ucap Brianna Helen
"Oke Nona Brianna,ini sudah ku forward dalam bentuk Excel sisa print dan kulaporkan kepada Pak Rafael Nelson ya,nanti aku kirim balik dalam bentuk pdf,oke?" ucap Evelyn Arasely
"Oke Nona Evelyn,ehhh... aku panggil Kak Eve, boleh gak sih? kan beda dua tahun aja?" ucap Brianna Helen
"Oke,panggil Kak Eve pun boleh,asal jangan kau panggil aku Mama" seloroh Evelyn Arasely
Brianna Helen pun tertawa.
"Hei... apa yang kalian tertawa kan disini,Brianna sedari tadi aku menunggumu untuk bedah kasus, ternyata kau asyik disini bersama Nona Evelyn, lagi gosipin Mr.Ice Cool ya?" ucap Theo Gilbert sok tahu
Brianna Helen dan Evelyn Arasely pun tertawa mendengar itu.
"Sok tahu anda,huuu..." seru Brianna Helen lagi
"Hussss... jangan keras-keras Pak Sagara dan Pak Rafael bisa mendengar kita dari sini" ucap Evelyn Arasely pelan
Brianna Helen dan Theo Gilbert pun menurunkan suaranya
"Oke,kami pergi dulu kalau begitu" bisik Brianna Helen seraya menarik tangan Theo Gilbert keluar melalui akses samping
Evelyn Arasely hanya tersenyum melihat tingkah mereka itu.
"Nona Evelyn,file kasus sengketa hak waris Bapak Erickson Xavier sudah sampai mana?" tanya Zora Wilona
"Sudah dimeja Pak Sagara Nona Zora,sisa tunggu tanda tangan dan kujadikan pdf,setelahnya kukirim filenya kepadamu,oke?" jawab Evelyn Arasely
"Hhhmmm... apa Pak Rafael Nelson ada ditempat?" tanya Zora Wilona seraya berbisik
"Ada didalam sedang bedah kasus dengan Pak Sagara,kenapa? kau ada perlu?" tanya Evelyn Arasely
"Tidak... nanti saja,baiklah akan aku tunggu filenya ,terimakasih Nona Evelyn,hhhmmm... aku panggil Kak Eve aja lah,biar lebih akrab ya" ucap Zora Wilona seraya mengangkat jempolnya
"Oke" jawab Evelyn Arasely
Zora Wilona pun keluar dari ruangan Evelyn Arasely.
"Zora,tunggu" sebuah suara menghentikan langkah Zora Wilona
"Hei Vann,ada apa?" tanya Zora Wilona
"Pulang kerja nanti,kau ada waktu untuk makan malam?" tanya Vann William
"Hhhmmm... maafkan aku Vann,aku sedang banyak tugas,jadi sepertinya tidak bisa" ucap Zora Wilona
Vann William pun nampak kecewa menatap punggung Zora Wilona. sudah satu tahun belakangan ini,Vann William berusaha meraih hati Zora Wilona namun hasilnya nihil.
"Sore,Nona Evelyn" sapa Paul Wilson dan Alaska Felix yang tiba-tiba muncul
"Sore,mengapa kalian telat datangnya?" ucap Evelyn Arasely
"Maaf,kami baru selesai mencari tambahan bukti kasus sengketa PT. Industri Steel Garuda, kami baru pulang dari pabrik mereka" jawab Paul Wilson
"Pak Rafael dan Pak Sagara masih ada?" tanya Alaska Felix seraya celingukan kearah ruangan Sagara Abhiseva
"Iya,mereka masih didalam" jawab Evelyn Arasely
"Oke,file kasus kami sudah kami kirim ya Nona Evelyn" ucap Paul Wilson seraya menutup laptopnya
"Oke,aku ubah ke Excel dulu,baru minta tandatangan Pak Rafael Nelson ya,nanti ku kirim dalam bentuk pdf sekalian" ucap Evelyn Arasely
"Oke,terimakasih Nona Evelyn,kami pergi dulu" ucap Paul Wilson dan Alaska Felix seraya melangkah keluar ruangan
Evelyn Arasely kembali sibuk didepan layar komputer lebarnya.
"Kau tidak pulang?" suara bariton menyapa
Sepertinya Evelyn Arasely mulai terbiasa dengan suara bariton itu.
"Hhhmmm... sebentar lagi Pak Sagara,tugasku masih ada" jawab Evelyn Arasely tanpa menoleh kearah Sagara Abhiseva
Sagara Abhiseva pun berlalu tanpa komentar lagi.
Evelyn Arasely pun hanya meliriknya sekilas.
Pub PowerMetal
Suara musik keras menghentak pengunjung Pub sore menjelang malam itu. Namira dan Cyra nampak asyik berjoget ditempat duduk mereka mengikuti alunan musik itu.
Tiba-tiba datang seorang pria mendekati mereka
"Hei Nona,apa kalian hanya berdua disini?" tanya pria itu dengan ekspresi m*sum
Cyra Sachikirani dan Namira berusaha mengabaikan namun,pria itu langsung menangkap tangan Cyra Sachikirani
"Hei... apa yang kau lakukan? lepaskan tangan ku hei..." seru Cyra Sachikirani
Tiba-tiba sebuah tangan yang kokoh menarik tangan pria itu
"Lepaskan wanita itu" ucap Alaska Felix dengan wajah serius
"Siapa kau yang berani mencampuri urusanku, dasar anak ingusan" seru pria itu dengan amarah dan memecahkan sebuah botol
Namun dengan mudah Alaska Felix menepis serangan pria itu,hingga menjatuhkan pria itu dilantai Pub. pihak security Pub pun datang membawa pria itu.
"Terimakasih atas bantuannya" ucap Cyra Sachikirani
"Sama-sama,sebaiknya kalian pulang dan berhati-hati lah jika di Pub malam seperti ini" ucap Alaska Felix
Cyra Sachikirani hanya tertegun sejenak melihat wajah Alaska Felix.
"Bro,ada apa?" tanya Paul Wilson yang baru muncul
"Oh,tadi ada masalah sedikit,bagaimana sudah dapat infonya?" tanya Alaska Felix
"Sudah,ayo kita pergi dari tempat ini,kepalaku terasa pusing berada ditempat ini" ucap Paul Wilson seraya beranjak
Alaska Felix pun menoleh kearah Cyra Sachikirani sesaat,mengaguk pelan lalu ikut beranjak menyusul Paul Wilson.
Cyra Sachikirani pun tersadar.
"Aduh Namira,kok gak tanya nama sama kontak personnya buat ucapan terimakasih" ucap Cyra Sachikirani
Namira hanya mengangkat bahunya.
