NovelToon NovelToon
Tarian-tarian Wanita

Tarian-tarian Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Slice of Life
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Made Budiarsa

Pada akhirnya dia terlihat menari dalam hidup ini. dia juga seperti kupu-kupu yang terbang mengepakkan sayapnya yang indah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : masa lalu

Tumpukan busana itu selalu membuatku semangat, ingin memakainya, dan melihat bagaimana tampilan diriku di depan cermin. Yang paling membuatku semangat ketika melihatnya, adalah mahkota yang ada di atas. Ya! di atas tumpukan busana itu; seperti mahkota seorang permaisuri dengan bunga-bunga putih dan ukiran-ukiran yang sangat indah. Terkadang aku juga melihat bunga-bunga Jepun yang banyak dan bunga pucuk.

Saat pertama kali aku melihat seseorang memakainya dan menari begitu lihai saat musim panenan dan acara lain-lainnya, aku terpana dan merasa sangat ingin memainkannya dan mengandaikan bagaimana senangnya diriku melakukan gerakan-gerakan seperti agem, lipatan tangan yang kaku, tapi terlihat sangat menawan. Membawa kepet yang indah dan berbagai gerakan lainnya dengan indah. Tentu saja! Itu sangat indah dengan pose yang mengekspos keindahan tubuh seorang wanita.

Saat itu juga, jiwaku terasa terlepas dari tubuhku dan berjalan ke arah panggung kemudian melakukan gerakan-gerakan yang di lakukan oleh penari cantik itu.

Memakai kamen, ikat pinggang berwana kuning yang di lilit hingga mencapai atas dada. Gelungan warna kuning yang indah. Kemudian di padukan dengan bedak tipis yang membuat wajah setiap wanita terlihat sangat cantik, lembut, halus dan putih. Tidak lupa juga, selendang yang selalu di mainkan ketika menari. Bagiku, itu adalah sebuah seni! Kebudayaan yang harus di pertahankan! dan selalu di kenang dan tidak boleh di lupakan!

Saat itu, aku masih sangat ingat, bagaimana orang-orang antusias menunggu sosok penari yang akan keluar dari tirai indah itu. Mereka sangat tegang dan penuh dengan tatapan-tatapan semangat. Dan bagaimana seka yang memukul gamelan dengan keras, menciptakan irama yang keras, melengking, tapi sangat teratur dan enak di dengar.

Saat penari itu keluar. Semua orang gembira, dan aku melihatnya sepertinya seorang bidadari yang turun dari surga hanya untuk menghibur. Dia seperti Ken Sulasih, seorang bidadari yang sangat cantik dan membuat orang-orang ingin memperistrinya dan membuat iri dengan raja pala yang mendapatkannya.

Wanita itu kemudian melakukan gerakan yang indah dan aku sangat mengaguminya, lalu menarik tangan ibu. “Ibu! Apa nama tarian itu?”

Karena suara gamelan yang begitu keras, ibu harus mendekatkan telinganya dan aku kemudian mengatakannya tepat di telinganya. Setelah mendengar apa yang aku ucapkan, ibu menjawabnya dengan suara keras, “Joged bumbung!”

Nama tarian itu membuatku senang dan saat itu juga, ingin menjadi seorang penari. Nama itu seolah memiliki kekuatan spiritual yang begitu besar, sampai-sampai membuatku sangat senang dan bahagia, dan menarikku dari kegelapan. Jika tidak salah, seperti kejutan saat ulang tahun.

*****

Tapi, aku terkejut dan merasa sangat sedih, seperti seorang anak yang tidak di belikan mainan ketika ada piodalan di pura-pura, tidak, itu lebih parah dari itu. Aku merasa berada di tengah-tengah gumuruh hujan setelah mengetahui bagaimana pertengahan dari tarian itu. Aku merasa kecewa dan bertanya-tanya, apakah ini benar adanya. Bagiku, ini bukan seni! Dan aku tidak menerima peristiwa itu.

Pertengahan dari tarian itu, nada gamelan berubah santai dan penari kemudian berkeliling mencari pasangan untuk di ajak menari bersama. Awalnya ini tindakan biasa-biasa saja. Tapi kemudian, gerakan-gerakan pria yang menjadi pasangan dari penari terlihat mulai erotis dan semakin erotis. Aku langsung menutup mata dan menarik tangan ibu, tapi ibu tidak menyadarinya. Aku kemudian berbalik pergi dan keluar dari kerumunan orang-orang itu. Lalu berjalan-jalan di kegelapan.

Sejak kecil, nenek selalu mengingatkanku jika pemandangan seperti itu sangat tidak baik, terlebih lagi jika di depan umum. Dan aku sebagai cucunya, di perintahkan untuk tidak melihatnya. Tentu, sebelum aku berusia dewasa.

Hingga akhir di ujung jalan sepi ada sebuah pohon Kamboja yang berumur puluhan tahun. Pohon itu sekarang berbunga lebat, dengan bunga berwarna merah muda. Aku kemudian duduk di sana menunggu ibu. Aku tidak mau melihat adegan itu, aku merasa itu bertentangan dengan konsep yang awal aku lihat dan tidak cocok dilakukan. Harusnya pasangan itu melakukan gerakan yang saling melengkapi dan penuh Adegan romantis, bukan erotis!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!