NovelToon NovelToon
Bersamamu Menjadi Takdirku

Bersamamu Menjadi Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:93.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Windersone

YAKIN GAK MAU MAMPIR?
***
Berkaca dari kehidupan rumah tangganya yang hancur, ibu mengambil ancangan dari jauh hari. Setelah umurku dua tahun, ibu mengangkat seorang anak laki-laki usia enam tahun. Untuk apa? Ibu tidak ingin aku merasakan kehancuran yang dirasakannya. Dia ingin aku menikah bersama kak Radek, anak angkatnya itu yang dididik sebaik mungkin agar pria itu tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh suaminya, ayahku, padanya. Namun, ibu lupa, setiap manusia bukan binatang peliharaan yang bisa dilatih dan disuruh sesuka hati.

Meskipun aku hidup berumah tangga bersama kak Radek, nyatanya rasa sakit itu masih ada dan aku sadari membuat kami saling tersakiti. Dia mencintai wanita lain, dan menikah denganku hanya keterpaksaan karena merasa berhutang budi kepada ibu.

Rasa sakit itu semakin dalam aku rasakan setelah ibu meninggal, dua minggu usai kami menikah. Entah seperti apa masa depan kami. Menurut kalian?

Mari baca kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Membuatku Terluka

🦋🦋🦋

Tubuh ini rasanya menggigil terbaring di atas kasur dalam balutan selimut yang menyelimutiku di gelapnya kamar di malam hari. Bibir ini juga bergetar, dengan hati menyebut namanya yang tidak kembali hingga dini hari sejak meninggalkan rumah setelah pertengkaran kami siang tadi.

‘Aku menikahimu karena ibumu! Dia yang menjeratku sejak awal untuk menjadi tamengmu.’

‘Jangan berharap cinta dariku, aku mencintai wanita lain!’

Dua kalimat yang baru keluar dari bibirnya itu sungguh membuatku kaget karena indra pendengaran ini tidak pernah mendengarnya sebelumnya.

Ketika memori pertengkaran itu berputar, air mataku kembali menetes.

“Ibu ...,” panggilku dalam hati dengan tubuh rasanya sudah tidak bisa menahan kondisi lemah dan akhirnya tidak sadarkan diri.

***

“Kondisinya baik-baik saja. Hanya stres ringan dan terlalu kelelahan. Jangan biarkan masalah merusak mentalnya.” Suara seorang wanita terdengar samar di telingaku.

Perlahan kedua bola mata ini kubuka. Langit-langit kamar putih bersih kudapati bersama tubuh kusadari berbaring di ranjang rumah sakit. Kepalaku menoleh ke kanan, melihat pria yang aku nanti-nanti semalam berdiri berhadapan dengan seorang wanita muda, seusianya, berjas putih yang merupakan seorang dokter.

“Udah bangun?” tanya wanita itu, tersenyum antusias menatapku.

Bibirku tersenyum tipis sambil menarik dagu ke bawah sembari mengedipkan mata. Akan tetapi, hati ini rasanya sakit saat melihat mereka bersama. Wanita yang berprofesi sebagai dokter ini namanya Karina, wanita yang selalu dipedulikan oleh pria yang ada di hadapannya itu, kakak angkatku, sekaligus suamiku.

Dua puluh tahun lalu, ibuku mengadopsi pria ini dari panti asuhan ketika usianya enam tahun, Redekha Prawira namanya. Ibu sengaja mengadopsi Kak Redek karena ingin menjadikan pria itu suamiku di masa depan yang bisa menjagaku dan menjamin tidak pria itu tidak akan menyakitiku. Anggapan Ibu seperti itu. Kenyataannya, hal yang ditakutkan ibu terjadi, meskipun dalam tema yang berbeda.

“Karena kondisi adikmu baik-baik saja, aku kembali merawat pasien lain,” pamit dokter cantik berhidung mancung dan bermata besar itu. “Galuh, jaga kondisimu,” ucap Kak Karina.

Aku hanya tersenyum melepas kepergiannya. Senyumanku spontan menghilang setelah melihat kak Radek menatapku dengan wajah dingin. Pria itu membantuku duduk dan mengajakku meninggalkan kamar yang entah sejak kapan aku tempati.

“Kita mau ke mana, Kak?” tanyaku, bingung.

Karena baru masuk rumah sakit, tentunya aku tidak mungkin pulang. Akan tetapi, ternyata Kak Radek akan membawaku kembali ke rumah. Betapa tidak pedulinya pria ini dengan kesehatanku.

Di dalam mobil, kami saling diam. Ingin sekali bibir ini mengajaknya berbicara, tetapi ekspresi dinginnya itu membuatku takut dan memilih bungkam. Setelah meninggalnya ibu satu tahun yang lalu, kak Radek berubah drastis. Biasanya pria ini selalu baik dan peduli padaku, tetapi sekarang tidak ada lagi perlakuan semacam itu. Aku sadar, itu karena Kak Radek sudah tahu tujuan tersembunyi ibu mengadopsinya, yaitu menikahkannya dengan diriku.

“Semalaman aku menunggu Kakak, Kak–,” terpotong.

“Ada masalah yang harus aku urus di kantor polisi,” timpal Kak Radek, dingin.

“Kak … bisa tidak Kakak bersikap seperti sebelumnya padaku? Ini membuatku terluka. Jika Kakak begini karena pernikahan kita, Kakak bisa menceraikanku dan menikah bersama Kak Karina,” ucapku, meskipun berat rasanya bibirku untuk mengatakan kalimat itu karena aku sudah jatuh hati pada pria yang duduk di sampingku ini sejak lama. Hanya status sebagai Kakak yang membuatku menenggelamkan perasaan itu, meskipun tahu dirinya hanya anak angkat.

Mobil diberhentikan secara mendadak oleh Kak Radek, menarik tubuhku ke depan.

“Kamu pikir semua bisa kembali seperti semula? Tidak. Bukankah aku berhutang budi pada ibumu? Baiklah, aku akan membayarnya,” ucap Kak Radek, marah.

“Aku tidak ingin selalu begini, Kak. Aku maupun Kakak memiliki masa depan. Kita tidak bisa terperangkap dalam hubungan yang tidak jelas ini,” terangku. “Kakak punya orang yang Kakak cintai, aku juga begitu,” ucapku, terpaksa berbohong.

“Tidak jelas? Kalian sudah memerangkap diriku, kalian yang sudah menjebak ku. Benar, apa yang kalian tanam, itu yang kalian tuai. Tapi, kalian tidak tau cara menggunakan kalimat itu. Ibumu merawatku dengan tujuan agar aku bisa merawatmu dengan baik. Entah apa yang ada di benak ibumu itu,” kata Kak Radek dalam emosinya.

Rasanya Kak Radek salah paham. Pria itu tidak bisa mengerti dan memahami ketakutan ibu. Akan tetapi, aku juga sadar kalau cara ibu memasukkan Kak Radek dalam hidupku juga salah.

“Iya. Ibuku memang salah. Aku juga salah. Kalau begitu, aku minta maaf,” ucapku dan membuka pintu mobil, keluar dari sana, berjalan di tepi jalan dalam rasa sedih yang aku tahan.

Seorang pria memberhentikan motor besarnya di sampingku. Pria itu teman satu kampusku, tetapi beda jurusan, anak komputer, sedangkan aku anak matematika. Pria itu bernama Pasha Harun.

“Galuh!” panggilnya sambil melepas helm.

“Pasha.”

“Mau ke mana? Kok jalan kaki?” tanyanya. “Mendingan naik, biar aku antar,” suruh Pasha dengan ramah.

Kepalaku menoleh ke belakang, memperhatikan mobil Kak Radek masih diam ditempat tadi. Perasaanku masih bengis mengingat perkataannya tadi, membuatku tidak ingin bertemu dengannya untuk sementara ini.

“Antar aku ke rumah Maya,” ucapku.

Pasha tersenyum, tahu aku setuju dengan ajakannya. Pria itu menyodorkan helm penumpang yang tersangkut di sisi kanan badan motor besarnya.

Ketika hendak mengambil helm tersebut, tangan yang separuh terangkat, diraih dan digenggam Kak Radek, entah kapan pria ini keluar dari mobil. Kemudian, Kak Radek menarikku kembali ke mobilnya, duduk di posisi awalku di dalam mobilnya.

“Kakak apa-apaan?” Aku protes dengan sikap seenaknya itu.

Kak Radek hanya diam. Lalu, menyalakan mesin mobil dan mengemudi dengan kecepatan cukup kencang. Ekspresinya terlihat marah dalam kebisuannya.

Kupandangi wajah pria yang sempat menawarkan tumpangan tadi dengan wajah merasa bersalah saat mobil Kak Radek melewati keberadaannya. Pasha tersenyum, tampak mengerti dengan sikap Kak Radek tadi dan memakluminya, seperti Kak Katina, mereka hanya tahu aku adalah adik Kak Radek, bukan wanita yang sudah dinikahi pria itu sejak satu tahun lalu, beberapa hari sebelum ibu meninggal.

***

Tangan kananku masih ditarik keras oleh Kak Radek keluar dari mobil setelah mobilnya berhenti di halaman rumah kami yang terbilang sedikit berada, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Rumah itu tidak bertingkat, tetapi memiliki fasilitas yang cukup lengkap dengan keberadaan kamar mandi yang ada di ketiga kamar di rumah itu.

Setelah memboyongku memasuki kamarku, Kak Radek menutup pintu dengan bantingan dan pintu itu dikunci, tertangkap jelas di telingaku suara kucing itu.

“Kak …! Kenapa Kakak mengunciku? Aku memiliki kebebasan!” seruku dari dalam.

Entah Kak Radek masih ada di luar atau tidak, aku tetap berseru menyuruhnya membuka pintu dengan berharap pria itu akan membukanya. Suara kunci kembali aku dengar, sepertinya pintu yang dikunci kembali dibuka olehnya.

“Termasuk menjalin hubungan dengan pria lain?” tanya Kak Redek setelah membuka pintu.

Pertanyaannya itu membuatku terdiam bingung. Sejenak aku mencerna perkataannya.

Kak Radek tampak geram melihat ekspresiku dan memasuki kamarku, kembali membanting pintu, menutupnya. Kak Radek mendekatiku, melilit pinggangku, dan menautkan bibirnya secara spontan sambil memainkannya dengan kasar.

Kedua telapak tanganku memukul pelan dada bidangnya dengan sedikit dorongan.

“Kakak apa-apaan?” Suaraku terdengar membentaknya.

1
Arya Bima
masih misterius...
Yan ika
smg hepi ending
Epi Suryanti Fadri
mana kelanjutan nya
Bertalina Bintang
semoga ibundanya lekas sembuh dan sehat kembali y thor. Aamiin...
Ig: Mywindersone: Aamiin ...
Terima kasih.
total 1 replies
Desi Natalia
semoga lekas sembuh ibunya author
Ig: Mywindersone: Aamiin.
Terima kasih. 🥰
total 1 replies
Bertalina Bintang
kok belum ada kelanjutannya thor
Ig: Mywindersone: Nanti Up. Beberapa hari ini lagi di rumah sakit soalnya. Nungguin ibunya Othor.

sabar menunggu ...!
total 1 replies
Bertalina Bintang
menunggu next...🥰
Tinny
semoga mereka baik2 sajaa
Mulyana
lanjut
Yan Ika Dewi
Next
Mulyana
lanjut
Tinny
sangat membagongkan😂
dag dig dug dorrrr
Tinny
update teruss thorr biar ga bolak balik lagi kyak setrikaan nengokin noveltoon ga muncul2.. bagua banget ceritanya
Bertalina Bintang
kok belum ada nextnya thor?
Bertalina Bintang
belum post nextnya thor
Tinny
kapan update thor
Bertalina Bintang
weeew... uhuuuiii...
Hafizah Al Gazali
thor buat mereka berdua bahagia yaaa,sdh cukup galuh menderita thor,kasian galuh
Bertalina Bintang
bolak balik nunggu klanjutannya
Hafizah Al Gazali
ceritamu penuh dgn misteri thor,vi aku sukaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!