NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 33

"Bon, maafin gue. Jangan marah ya! Gue gak tahu kalau lo gak mau di panggil Boneng di hadapan semua orang," Alina menunduk merasa bersalah.

"Hehe… gue paling kagak bisa marah sama lo Al, karena lo adalah sahabat gue, bestoy gue yang paling gue sayang. Sebenarnya nama Boneng itu adalah nama hoki gue, tapi sekarang tuh, kesannya nama itu norak, dan gak enak lah didengar, beda kayak saat kita sekolah," jawab Boneng terkekeh.

"Jadi lo, sekarang maunya gue panggil apa?"

"Boneng aja gapapa, tapi hanya saat kita berdua saja ya! Boleh ya, nama gue Mei sekarang!"

"Iya deh, Mei. Eh tapi ngomong-ngomong lo, tadi sedang bahas apa, sih?"

"Oh iya, gue hampir saja lupa. Al, lo harus secepatnya pergi dari rumah ini. Kalau gue pasti ikut sama bu Sukma, secara gue kan pengasuhnya Sifa dan Naya. Nah, lo kudu ikut sama gue," jawab Boneng tidak ada titik koma.

"Alasannya apa? Sehingga gue harus pergi dari rumah ini? Kan harus ada alasannya!" tanya Alina heran.

"Kakek besar, dia doyan makan orang Al,"

"Hah…! Masa sih? Lo jangan ngadi-ngadi Bon,"

"Serius Al, kalau lo kagak percaya. Kita lihat besok, dia bakal sembelih orang, yang akan dia bawa dari, sini!" jelas Boneng begitu meyakinkan.

"Lo, tahu darimana? Jangan ngaco, ah!"

"Al, kuping gue denger sendiri malam kemarin, saat itu kakek besar, sedang menelpon seseorang, dan dia bilang mau sembelih orang, tiga orang, dan akan dibawa besok!" jawab Boneng.

Alina hanya mengernyitkan dahinya. Antara percaya dan tidak. Pikirnya masa iya, orang makan orang, memang ada kalanya dengar di berita ada orang makan orang, tapi itu bagi orang yang punya kelainan yang menyimpang.

"Yaudah, Bon. Gue ke kamar gue dulu ya! Besok kita bahas lagi. Ini juga udah malam,"

"Iya Al, hati-hati!"

"Iya, kamu juga!"

Jawab Alina, tersenyum lalu pergi menuju kamarnya di lantai tiga. Sepanjang jalan menuju kamar, Alina terus kepikiran soal ucapan Boneng tadi, tapi hatinya menolak percaya kalau kakek Agung orang seperti itu.

"Ini kenapa jadi begini? Jangan sampai ini adalah fitnah, kasihan juga kakek dituduh doyan makan orang, lagipula aku lihat, kakek rajin ibadah. Masa iya sih?" gadis itu terus membatin, sehingga dia tidak sadar kalau ada seorang pria di hadapannya.

Bugh!

Gadis itu menabrak pria di hadapannya.

"Al, kamu melamun? Sampai saya yang segede gini gak terlihat?" tanya Arya, saat kini sedang menahan tubuh sang istri.

"Berat ya?" Alina terkekeh.

"Iya, makan apaan sih? Kok berat begini?" jawab Arya lalu mengembalikan tubuh Alina, ke posisi berdiri.

"Aku hobi makan orang, makanya jangan macam-macam sama, aku!" jawab Alina, lalu pergi menuju kamar nya.

"Semua orang di rumah ini, terkena virus apa sih? Apa benar apa yang dikatakan si Boneng, kalau di rumah ini ada virus? Lama-lama saya jadi gila… karena belakangan ini orang-orang mendadak aneh! Dan hobi makan orang juga," gumam pria itu, lalu sama pergi menuju kamarnya.

***

Besok pagi.

Kakek Agung, akan pergi seperti janjinya, dia akan pergi ke panti asuhan yang dikelola Ratna, yaitu mamanya Jaka putra angkatnya. Sekaligus mengantarkan Erina dan Tegar kesana.

"Pa, istri Papa mau pergi kemana bareng Ayah? Kok Papa gak, ikut?" tanya Utami saat melihat suaminya malah akan pergi ke kantor bersama Arya putranya.

"Iya gapapa, Papa ada pekerjaan penting di kantor, dan Mama siap-siap untuk nanti sore, saat Papa pulang dari kantor, kita akan kerumah Sandra, lanjut ke paman dan bibi nya Sukma!" jawab Alek sembari mengecup kening Utami.

"Papa, sekarang berubah manis banget, ah… aku berasa jadi abg lagi," Utami senyum-senyum sendiri sembari memegangi keningnya.

Alek dan Arya, sekarang sudah berangkat ke kantor, bersama Gilang dan Salim sopirnya. Dan kini giliran kakek Agung yang akan berangkat.

"Joni, Topan, kalina temani saya!" ucapnya.

Deg!

Joni begitu terkejut saat mendengar kakek Agung mengajaknya.

"Saya, Kakek Besar?" tanyanya dengan ujung mata melirik ke arah Boneng.

"Iya, siapa lagi. Saya tahu, di rumah ini yang paling bisa diandalkan adalah kamu dan Topan." jawab kakek Agung.

Joni berulang kali menelan salivanya. Pikirnya apakah dia akan jadi korban. Dan di makan juga di sembelih di tempat yang sudah ditentukan.

"Al, kamu lihat kan? Kakek besar membawa Joni dan Topan dan pak Wawan sopirnya, jumlahnya pas ada tiga orang! Kamu percaya?" bisik Boneng ke dekat telinga Alina.

Seketika bulu kuduk Alina berdiri, dan merasa takut.

"Al, kamu kenapa? Kok mendadak keringetan? Kamu sakit?" tanya Utami saat melihat sang menantu yang gemetaran.

"Tidak Ma, aku hanya takut di makan!"

"Hah…! Di makan? Di makan siapa?"

"Kakek Agung, Ma!"

"Kakek Agung, coba jelaskan! Mama gak paham!" pinta Utami lalu membawa sang menantu duduk di sofa.

"Nyonya, biar aku yang jelaskan!" ucap Boneng.

"Ya. Silahkan!" jawab Utami dan bersiap mendengarkan.

Boneng pun menceritakan apa yang dia yakini saat ini, dengan begitu meyakinkan. Sampai mulut Utami menganga, dan lama tak menutup.

"Mei, kamu jangan mengarang cerita, selama 31 tahun saya, jadi menantu ayah mertua saya. Saya tidak pernah mendengar ataupun melihat, kalau ayah itu kanibal!" ucap Utami masih tak percaya.

"Ya sudah begini saja. Bagaimana kalau kita ikuti kakek besar, sekarang? Lagipula aku khawatir kepada Joni, Nyonya." usul Boneng.

"Yasudah ayo cepat. Al kamu mau ikut?" tanya Utami.

"Iya ikut Ma," jawab Alina.

"Sebentar Nyonya, aku akan pamit dulu kepada bu Sukma, takut dia nyariin. Aku akan bilang kalau hari ini, mau nemenin Nyonya dan Non Alina keluar," ucap Boneng, meminta izin.

"Yaudah cepetan sana! Nanti ayah mertua saya keburu berangkat, nanti kita ketinggalan jejaknya!" jawab Utami saat melihat mobil sang mertua hendak berangkat di depan garasi rumahnya.

***

"Purwa, kamu terus ikuti mobil ayah mertua saya, dan kamu jangan sampai ketinggalan jejaknya!" ucap Utami kepada sang sopir.

"Siap Nyonya, tapi saya agak kasih jarak, nanti Wawan curiga, kalau mobilnya saya ikuti!" jawab Purwa.

"Loh, Al. Ngapain mereka kesini? Kok Mama ini seperti jalan menuju panti asuhan, iya Mama ingat dulu waktu Arya berusia 10 tahun pernah di ajak kesini, dan merayakan ulang tahunnya di panti asuhan itu. Memang sudah dua puluh tahun yang lalu, tapi Mama masih ingat jalan nya!" ucap Utami sembari terus mengingat-ngingat.

"Tuh kan benar Al, mereka berhenti di panti ini!" Utami semakin penasaran. Mobil yang dikendarai Purwa pun berhenti tak jauh dari panti itu.

Tak lama Tegar keluar dari dalam mobil, di susul Erina, kakek Agung dan juga Joni serta Topan. Namun Utami tampak membulatkan matanya saat melihat Tegar berlari memeluk Jaka dan menyebutnya papa.

Sedangkan Alina hanya tersenyum agak nyengir karena gadis itu sudah tahu. Sementara Utami dan Boneng tak henti terkaget-kaget. Apalagi saat Jaka memeluk Erina.

"Al, Mama benar-benar gak mengerti apa yang sedang terjadi? Bisa kamu bantu jawab? Erina itu istri papa mertuamu, kok dia peluk-peluk Jaka?" tanya Utami terheran-heran.

"Ma, bagaimana kalau kita turun yuk! Kita samperin mereka!" jawab Alina.

"Gak mau, nanti Mama ayah, maksudnya mertua Mama marah, karena kita sudah lancang ikuti dia, kesini!" jawab Utami menolak.

"Tapi, dengan diam disini! Kita tidak akan tahu, yang sebenarnya, lagipula kita juga sekalian tahu. Yang dikatakan Mei itu benar apa tidak?" ucap Alina menyakinkan Utami untuk turun dari mobil.

"Oke deh, mari kita turun. Tapi sebentar, Mama cantik tidak?" tanya Utami sembari mengibaskan rambutnya.

"Cantik Ma,"

"Tapi Mama belum, mandi!" ucapnya terkekeh.

"Cantik Ma, acem dikit gapapa Ma, namanya belum mandi!"

"Al, gak mau ah, nanti Mama di ketawain, kamu bawa make up?"

"Tidak Ma, kita tadi berangkat buru-buru!"

"Nyonya, aku bawa liptint nih, pake aja punyaku!"

Boneng memberikan liptint dan cermin kecil di saku bajunya.

"Mana sini! Gapapa lah, daripada muka Mama pucat!" jawabnya.

"Kok tumben Ma, biasanya pagi-pagi Mama udah cetar saat papa dan tuan muda berangkat ke kantor?" tanya Alina, saat melihat mertuanya sedang memakai liptint punya Boneng.

"Mama, kesiangan!" jawabnya.

Perlahan ketiga perempuan itu turun dari mobil, lalu berjalan menuju panti asuhan itu. Erina yang melihat keberadaan Utami pun hanya menelan salivanya. Dengan kedua matanya memberi kode kepada kakek Agung.

Tapi laki-laki tua itu, tidak paham sama sekali. Dia malah anteng mengobrol dengan Jaka.

"Permisi Ayah!" ucap Utami meskipun agak takut.

Kakek Agung membalikan badannya, dan dia melihat sang menantu sedang berdiri di hadapannya, bersama cucu mantu dan pelayan di sampingnya.

"Hah…!" laki-laki tua itu hampir melompat karena kaget.

"Ayah, jangan marah ya! Aku hanya ingin memastikan Ayah itu benar tidak makan orang?" kata Utami menunduk.

"Hah…!" kakek Agung lagi-lagi kaget.

"Iya, si Joni, Topan, dan Wawan mau Ayah sembelih kan? Aku mohon jangan Ayah! Kasihani mereka!" ucap Utami lagi.

"Apa yang kamu katakan Tami? Siapa yang mau sembelih mereka? Memangnya Ayah ini orang gila?" jawab kakek Agung masih belum paham.

"Ini, Mei yang bilang sama aku, kalau Ayah suka makan orang!" ucap Utami sembari menunjuk ke arah Boneng.

"Ya Allah Tami, dan kamu Siti, kenapa kamu bilang saya suka makan orang?" tanya kakek Agung marah.

"Mei, Kakek Besar, bukan Siti!" jawab Boneng menunduk.

"Terserah, mau Mei mau Siti, itu semua namamu, sekarang jelaskan! Kenapa menantu saya bicara seperti tadi? Menantu saya jadi aneh, gara-gara kamu!" tanya kakek Agung sambil menatap Boneng.

"Maaf Kakek Besar. Dua malam kemarin Kakek Besar, sedang menelpon kalau akan menyembelih tiga orang kan? Maaf aku tidak sengaja mendengarnya!" jawab Boneng menunduk.

"Ya Allah, iya memang saya hendak menyembelih, tapi bukan menyembelih orang! Tapi yang saya mau sembelih itu, kambing. Tuh kamu lihat tiga ekor kambing disana!" tunjuk kakek Agung pada tiga ekor kambing yang ada  di samping panti asuhan. Sedang dikasih makan oleh anak-anak panti disana.

"Hah…!" Utami, Alina, Boneng, termasuk Joni kaget.

"Sudah clear kan masalah, nya?" tanya kakek Agung.

"Belum Ayah! Ini soal Erina, kok dia peluk-peluk Jaka? Erina kan, istri mas Alek? Dan tadi aku dengar. Kalau Tegar memanggil Papa kepada Jaka, bisa Ayah jelaskan?" ucap Utami bertanya.

Teww

Kakek Agung hanya menelan salivanya.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!