Bersamamu Menjadi Takdirku

Bersamamu Menjadi Takdirku

Ini Membuatku Terluka

🦋🦋🦋

Tubuh ini rasanya menggigil terbaring di atas kasur dalam balutan selimut yang menyelimutiku di gelapnya kamar di malam hari. Bibir ini juga bergetar, dengan hati menyebut namanya yang tidak kembali hingga dini hari sejak meninggalkan rumah setelah pertengkaran kami siang tadi.

‘Aku menikahimu karena ibumu! Dia yang menjeratku sejak awal untuk menjadi tamengmu.’

‘Jangan berharap cinta dariku, aku mencintai wanita lain!’

Dua kalimat yang baru keluar dari bibirnya itu sungguh membuatku kaget karena indra pendengaran ini tidak pernah mendengarnya sebelumnya.

Ketika memori pertengkaran itu berputar, air mataku kembali menetes.

“Ibu ...,” panggilku dalam hati dengan tubuh rasanya sudah tidak bisa menahan kondisi lemah dan akhirnya tidak sadarkan diri.

***

“Kondisinya baik-baik saja. Hanya stres ringan dan terlalu kelelahan. Jangan biarkan masalah merusak mentalnya.” Suara seorang wanita terdengar samar di telingaku.

Perlahan kedua bola mata ini kubuka. Langit-langit kamar putih bersih kudapati bersama tubuh kusadari berbaring di ranjang rumah sakit. Kepalaku menoleh ke kanan, melihat pria yang aku nanti-nanti semalam berdiri berhadapan dengan seorang wanita muda, seusianya, berjas putih yang merupakan seorang dokter.

“Udah bangun?” tanya wanita itu, tersenyum antusias menatapku.

Bibirku tersenyum tipis sambil menarik dagu ke bawah sembari mengedipkan mata. Akan tetapi, hati ini rasanya sakit saat melihat mereka bersama. Wanita yang berprofesi sebagai dokter ini namanya Karina, wanita yang selalu dipedulikan oleh pria yang ada di hadapannya itu, kakak angkatku, sekaligus suamiku.

Dua puluh tahun lalu, ibuku mengadopsi pria ini dari panti asuhan ketika usianya enam tahun, Redekha Prawira namanya. Ibu sengaja mengadopsi Kak Redek karena ingin menjadikan pria itu suamiku di masa depan yang bisa menjagaku dan menjamin tidak pria itu tidak akan menyakitiku. Anggapan Ibu seperti itu. Kenyataannya, hal yang ditakutkan ibu terjadi, meskipun dalam tema yang berbeda.

“Karena kondisi adikmu baik-baik saja, aku kembali merawat pasien lain,” pamit dokter cantik berhidung mancung dan bermata besar itu. “Galuh, jaga kondisimu,” ucap Kak Karina.

Aku hanya tersenyum melepas kepergiannya. Senyumanku spontan menghilang setelah melihat kak Radek menatapku dengan wajah dingin. Pria itu membantuku duduk dan mengajakku meninggalkan kamar yang entah sejak kapan aku tempati.

“Kita mau ke mana, Kak?” tanyaku, bingung.

Karena baru masuk rumah sakit, tentunya aku tidak mungkin pulang. Akan tetapi, ternyata Kak Radek akan membawaku kembali ke rumah. Betapa tidak pedulinya pria ini dengan kesehatanku.

Di dalam mobil, kami saling diam. Ingin sekali bibir ini mengajaknya berbicara, tetapi ekspresi dinginnya itu membuatku takut dan memilih bungkam. Setelah meninggalnya ibu satu tahun yang lalu, kak Radek berubah drastis. Biasanya pria ini selalu baik dan peduli padaku, tetapi sekarang tidak ada lagi perlakuan semacam itu. Aku sadar, itu karena Kak Radek sudah tahu tujuan tersembunyi ibu mengadopsinya, yaitu menikahkannya dengan diriku.

“Semalaman aku menunggu Kakak, Kak–,” terpotong.

“Ada masalah yang harus aku urus di kantor polisi,” timpal Kak Radek, dingin.

“Kak … bisa tidak Kakak bersikap seperti sebelumnya padaku? Ini membuatku terluka. Jika Kakak begini karena pernikahan kita, Kakak bisa menceraikanku dan menikah bersama Kak Karina,” ucapku, meskipun berat rasanya bibirku untuk mengatakan kalimat itu karena aku sudah jatuh hati pada pria yang duduk di sampingku ini sejak lama. Hanya status sebagai Kakak yang membuatku menenggelamkan perasaan itu, meskipun tahu dirinya hanya anak angkat.

Mobil diberhentikan secara mendadak oleh Kak Radek, menarik tubuhku ke depan.

“Kamu pikir semua bisa kembali seperti semula? Tidak. Bukankah aku berhutang budi pada ibumu? Baiklah, aku akan membayarnya,” ucap Kak Radek, marah.

“Aku tidak ingin selalu begini, Kak. Aku maupun Kakak memiliki masa depan. Kita tidak bisa terperangkap dalam hubungan yang tidak jelas ini,” terangku. “Kakak punya orang yang Kakak cintai, aku juga begitu,” ucapku, terpaksa berbohong.

“Tidak jelas? Kalian sudah memerangkap diriku, kalian yang sudah menjebak ku. Benar, apa yang kalian tanam, itu yang kalian tuai. Tapi, kalian tidak tau cara menggunakan kalimat itu. Ibumu merawatku dengan tujuan agar aku bisa merawatmu dengan baik. Entah apa yang ada di benak ibumu itu,” kata Kak Radek dalam emosinya.

Rasanya Kak Radek salah paham. Pria itu tidak bisa mengerti dan memahami ketakutan ibu. Akan tetapi, aku juga sadar kalau cara ibu memasukkan Kak Radek dalam hidupku juga salah.

“Iya. Ibuku memang salah. Aku juga salah. Kalau begitu, aku minta maaf,” ucapku dan membuka pintu mobil, keluar dari sana, berjalan di tepi jalan dalam rasa sedih yang aku tahan.

Seorang pria memberhentikan motor besarnya di sampingku. Pria itu teman satu kampusku, tetapi beda jurusan, anak komputer, sedangkan aku anak matematika. Pria itu bernama Pasha Harun.

“Galuh!” panggilnya sambil melepas helm.

“Pasha.”

“Mau ke mana? Kok jalan kaki?” tanyanya. “Mendingan naik, biar aku antar,” suruh Pasha dengan ramah.

Kepalaku menoleh ke belakang, memperhatikan mobil Kak Radek masih diam ditempat tadi. Perasaanku masih bengis mengingat perkataannya tadi, membuatku tidak ingin bertemu dengannya untuk sementara ini.

“Antar aku ke rumah Maya,” ucapku.

Pasha tersenyum, tahu aku setuju dengan ajakannya. Pria itu menyodorkan helm penumpang yang tersangkut di sisi kanan badan motor besarnya.

Ketika hendak mengambil helm tersebut, tangan yang separuh terangkat, diraih dan digenggam Kak Radek, entah kapan pria ini keluar dari mobil. Kemudian, Kak Radek menarikku kembali ke mobilnya, duduk di posisi awalku di dalam mobilnya.

“Kakak apa-apaan?” Aku protes dengan sikap seenaknya itu.

Kak Radek hanya diam. Lalu, menyalakan mesin mobil dan mengemudi dengan kecepatan cukup kencang. Ekspresinya terlihat marah dalam kebisuannya.

Kupandangi wajah pria yang sempat menawarkan tumpangan tadi dengan wajah merasa bersalah saat mobil Kak Radek melewati keberadaannya. Pasha tersenyum, tampak mengerti dengan sikap Kak Radek tadi dan memakluminya, seperti Kak Katina, mereka hanya tahu aku adalah adik Kak Radek, bukan wanita yang sudah dinikahi pria itu sejak satu tahun lalu, beberapa hari sebelum ibu meninggal.

***

Tangan kananku masih ditarik keras oleh Kak Radek keluar dari mobil setelah mobilnya berhenti di halaman rumah kami yang terbilang sedikit berada, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Rumah itu tidak bertingkat, tetapi memiliki fasilitas yang cukup lengkap dengan keberadaan kamar mandi yang ada di ketiga kamar di rumah itu.

Setelah memboyongku memasuki kamarku, Kak Radek menutup pintu dengan bantingan dan pintu itu dikunci, tertangkap jelas di telingaku suara kucing itu.

“Kak …! Kenapa Kakak mengunciku? Aku memiliki kebebasan!” seruku dari dalam.

Entah Kak Radek masih ada di luar atau tidak, aku tetap berseru menyuruhnya membuka pintu dengan berharap pria itu akan membukanya. Suara kunci kembali aku dengar, sepertinya pintu yang dikunci kembali dibuka olehnya.

“Termasuk menjalin hubungan dengan pria lain?” tanya Kak Redek setelah membuka pintu.

Pertanyaannya itu membuatku terdiam bingung. Sejenak aku mencerna perkataannya.

Kak Radek tampak geram melihat ekspresiku dan memasuki kamarku, kembali membanting pintu, menutupnya. Kak Radek mendekatiku, melilit pinggangku, dan menautkan bibirnya secara spontan sambil memainkannya dengan kasar.

Kedua telapak tanganku memukul pelan dada bidangnya dengan sedikit dorongan.

“Kakak apa-apaan?” Suaraku terdengar membentaknya.

Terpopuler

Comments

Indah Yuki

Indah Yuki

bagus ceritanya 😍😍😍

2024-04-13

2

Indah Yuki

Indah Yuki

bagus ceritanya😍😍😍

2024-04-13

1

Nafi' thook

Nafi' thook

bagus, ceritanya

2024-04-12

2

lihat semua
Episodes
1 Ini Membuatku Terluka
2 Aku Akan Menjaganya Sebaik Mungkin
3 Aku Sudah Berjanji Pada Ibumu
4 Masih Banyak Yang Harus Kita Lakukan
5 Kamu Baik-Baik Saja, Kan?
6 Kakak Pernah Menyukaiku?
7 Lelah Perasaan
8 Untuk Apa?
9 Jika Begitu, Akhiri
10 Keputusan Yang Aku Ambil
11 Galuh Benar Di Sini?
12 Kafe Barisan
13 Tidak Perlu!
14 Aku Bukan Suamimu
15 Uang Bulanan Untukmu
16 Bergegas Ke Rumah Sakit
17 Oh ... Aku Mengerti
18 Mengulur Waktu
19 Rawat Kakakmu
20 Mobil dan Orang Yang Sama
21 Kenapa Tidak Menceritakan?
22 Sehancur-Hancurnya
23 Mengaku Sebagai Ayahku
24 Bersikap Baik
25 Kamu Masih Hidup?
26 Sebentar Saja
27 Orang-Orang Baik Bersamaku
28 Meninggalkan Diriku
29 Bukan Yang Aku Harapkan
30 Bocah Laki-Laki
31 Dari Aku, Tidak
32 Seharian Membantuku
33 Jangan Bawa Putraku
34 Selahap Ini
35 Aku Tidak Bisa Tidur
36 Kamu Menggoda Galuh?
37 Kamu Mau Aku Jadi Istri Keduamu?
38 Cucu?
39 Kamu Suka?
40 Pesta Tanpa Undangan
41 Merayakannya Bertiga
42 Kenapa Lari?
43 Satu-Satunya Yang Aku Cintai
44 Merestui Hubungan Mereka?
45 Jadi Pengen Nikah Lagi
46 Ternyata Kamu Menepati Janjimu
47 Permainan Polisi Tangguh
48 Tanyakan Saja Padanya
49 Maksudnya?
50 Maaf, Aku Tidak Bisa
51 Ini Sebabnya Aku Menyembunyikannya
52 Dia Itu Gila
53 Buku Catatan
54 Mengapa Harus Kamu?
55 Jangan Meracuni Galuh
56 Dia Orang Jahat
57 Tidak Ada yang Salah
58 Kenapa Begini?
59 Tidak Mungkin
60 Hal yang Kamu Salah Pahami
61 Tidak Pantas
62 Jangan Tikam Aku Dengan Mendukung Ayahmu
63 Sudah Aku Usir Keluar
64 Siapa Orangnya, Yah?
65 Alasannya Mendiamiku
66 Berada di Rumah Sakit
67 Benda Terjuntai
68 Satu Kali ... Saja
69 Kita Tidak Seharusnya Bersama
70 Jangan Menghindariku!
71 Tidak Tenang
72 Tidak Mungkin
73 Mungkin Hadir sebagai Pengganti
74 Pulang ....
75 Benarkah? Di Mana?
76 Untuk Apa Anak Ini?
77 Jaga Kondisimu
78 Kalian Jual Dia
79 Akankah Penyamaranku Terbongkar?
80 Anda Tidak Salah Orang?
81 Dia Mendengar Pembicaraan Kita?
82 Kalian Menyembunyikan Sesuatu Dariku?
83 Ternyata Dugaanku Benar
84 Penganiayaan Mereka
85 Kamu Tidak Bermimpi
86 Potret Kami Berdua
87 Buat Readersnya Author!
88 TANG! ADA KARYA BARU, NIH!
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ini Membuatku Terluka
2
Aku Akan Menjaganya Sebaik Mungkin
3
Aku Sudah Berjanji Pada Ibumu
4
Masih Banyak Yang Harus Kita Lakukan
5
Kamu Baik-Baik Saja, Kan?
6
Kakak Pernah Menyukaiku?
7
Lelah Perasaan
8
Untuk Apa?
9
Jika Begitu, Akhiri
10
Keputusan Yang Aku Ambil
11
Galuh Benar Di Sini?
12
Kafe Barisan
13
Tidak Perlu!
14
Aku Bukan Suamimu
15
Uang Bulanan Untukmu
16
Bergegas Ke Rumah Sakit
17
Oh ... Aku Mengerti
18
Mengulur Waktu
19
Rawat Kakakmu
20
Mobil dan Orang Yang Sama
21
Kenapa Tidak Menceritakan?
22
Sehancur-Hancurnya
23
Mengaku Sebagai Ayahku
24
Bersikap Baik
25
Kamu Masih Hidup?
26
Sebentar Saja
27
Orang-Orang Baik Bersamaku
28
Meninggalkan Diriku
29
Bukan Yang Aku Harapkan
30
Bocah Laki-Laki
31
Dari Aku, Tidak
32
Seharian Membantuku
33
Jangan Bawa Putraku
34
Selahap Ini
35
Aku Tidak Bisa Tidur
36
Kamu Menggoda Galuh?
37
Kamu Mau Aku Jadi Istri Keduamu?
38
Cucu?
39
Kamu Suka?
40
Pesta Tanpa Undangan
41
Merayakannya Bertiga
42
Kenapa Lari?
43
Satu-Satunya Yang Aku Cintai
44
Merestui Hubungan Mereka?
45
Jadi Pengen Nikah Lagi
46
Ternyata Kamu Menepati Janjimu
47
Permainan Polisi Tangguh
48
Tanyakan Saja Padanya
49
Maksudnya?
50
Maaf, Aku Tidak Bisa
51
Ini Sebabnya Aku Menyembunyikannya
52
Dia Itu Gila
53
Buku Catatan
54
Mengapa Harus Kamu?
55
Jangan Meracuni Galuh
56
Dia Orang Jahat
57
Tidak Ada yang Salah
58
Kenapa Begini?
59
Tidak Mungkin
60
Hal yang Kamu Salah Pahami
61
Tidak Pantas
62
Jangan Tikam Aku Dengan Mendukung Ayahmu
63
Sudah Aku Usir Keluar
64
Siapa Orangnya, Yah?
65
Alasannya Mendiamiku
66
Berada di Rumah Sakit
67
Benda Terjuntai
68
Satu Kali ... Saja
69
Kita Tidak Seharusnya Bersama
70
Jangan Menghindariku!
71
Tidak Tenang
72
Tidak Mungkin
73
Mungkin Hadir sebagai Pengganti
74
Pulang ....
75
Benarkah? Di Mana?
76
Untuk Apa Anak Ini?
77
Jaga Kondisimu
78
Kalian Jual Dia
79
Akankah Penyamaranku Terbongkar?
80
Anda Tidak Salah Orang?
81
Dia Mendengar Pembicaraan Kita?
82
Kalian Menyembunyikan Sesuatu Dariku?
83
Ternyata Dugaanku Benar
84
Penganiayaan Mereka
85
Kamu Tidak Bermimpi
86
Potret Kami Berdua
87
Buat Readersnya Author!
88
TANG! ADA KARYA BARU, NIH!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!