NovelToon NovelToon
Arcania

Arcania

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Dunia Lain
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis998

Sinopsis :

Protagonis tiba-tiba saja dipindahkan pada tubuh seorang anak laki-laki, yang merupakan anak bangsawan kelas atas bernama Astin.

Astin sangat dimanjakan oleh orang-orang disekitarnya, tetapi itu tidak membuat protagonis merasa senang, sebab Astin hanyalah karakter sampingan yang akan mengalami nasib tragis saat awal skenario dimulai.

Tidak sampai disitu, latar belakang keluarganya juga cukup gelap, dan ada rahasia yang tidak diketahui oleh protagonis.

Walau demikian, protagonis yang mengetahui kejadian dimasa depan, tetap berusaha meningkatkan kekuatan, agar dapat selamat dikemudian hari.

Tetapi sayangnya tempat ia terbangun bukanlah tempat yang familiar. Ini memang dunia game yang sebelumnya ia mainkan, namun keluarga Astin berasal dari tempat yang jauh dari tempat skenarionya dimulai.

Yaitu peta yang belum pernah terbuka sebelumnya. Akankah Protagonis dapat mengatasi permasalahan yang akan terjadi? Ikuti terus kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis998, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?

...Cerita dimulai....

^^^26 : 17 : 54 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode satu.

Aku memegangi kepalaku yang rasanya seakan mau pecah. Baru beberapa saat yang lalu, aku tersadar di tempat asing dan tidak aku kenal ini.

Aku terduduk meringkuk, mencoba memikirkan beberapa kemungkinan. Tetapi untuk sekarang, aku hanya bisa mencoba menahan rasa sakit yang menghantam kepalaku.

Ada seorang gadis yang berseru saat aku baru tersadar sebelumnya. Tapi aku menyuruhnya untuk diam, sebab suaranya serasa menggema di dalam kepala, yang membuat rasa sakitku ini semakin tak tertahankan.

Melihat aku tersiksa, sepertinya dia segera mematuhi perkataanku. Dan sekarang, dia duduk dengan tenang di samping tempat yang aku singgahi saat ini.

Aku menghirup dan mengembuskan napas dengan cukup dalam, sembari menundukkan kepala.

"Haah... haah... haah..."

Sedangkan kedua tanganku meremas kepalaku dengan erat.

Aku melakukan itu untuk meredakan rasa sakit ini, yang sepertinya sekarang berangsur-angsur mulai mereda, dan aku sudah dapat berfikir lebih jernih.

Keringat dingin terasa di sekujur tubuh, keluar seakan mengusir rasa sakit yang melanda sebelumnya.

Aku sedikit mengembuskan napas lega, sembari melepas cengkraman di kepala.

"Haah..."

Kemudian beralih pandang pada gadis di sebelahku dan berkata.

"Sepertinya aku sudah cukup lebih baik, kamu bisa mulai berbicara sekarang. Jangan menggunakan suara yang terlalu keras."

Indra ku masih terasa sensitif, suara yang mungkin terdengar biasa saja, akan terdengar cukup keras olehku, sebab itu aku memintanya untuk berbicara perlahan.

Gadis itu sedikit merasa lega, ketika melihat tuan mudanya merasa lebih baik. Walau demikian, rasa khawatir di dalam hati tidak lekas beranjak. Apalagi sikap tuan muda begitu aneh tidak seperti biasanya.

Gadis itu mencondongkan tubuh ke depan, kemudian buka suara sebab ingin kembali memastikan.

"Tuan muda, apa anda..."

Tetapi belum sempat ia bersuara, tuan mudanya lantas bertanya.

"Ada dimana sebenarnya ini?"

Gadis itu lantas tertegun, ketika mendengar pertanyaan yang di ajukan, sampai membuat tubuhnya membeku. Ia tidak ingin mempercayai pendengarannya.

Tetapi pertanyaan yang diberikan oleh tuan muda saat baru terbangun beberapa waktu lalu, bahkan lebih menyakiti hatinya. Apa tuan muda benar-benar telah kehilangan ingatan?

Setelah tertegun sejenak, gadis itu lekas menenangkan diri, melihat tuan mudanya terus memandangi. Tubuhnya kembali duduk dengan rapih, setelah menarik napas, ia menjawab.

"Ini adalah kediaman Margrave 'Augustine."

Apa dia sedang main-main denganku? Mana mungkin aku mempercayai jawaban konyol semacam itu. Apa aku sedang dikerjai atau semacamnya?

Tetapi siapa yang telah melakukan hal semacam ini padaku? Setelah berpikir sejenak, akupun kembali bertanya untuk memastikan.

"Kenapa aku berada disini? Dan siapa yang membawaku ke tempat seperti ini?"

Gadis itu dibuat sakit hati, semakin banyak tuan muda mengajukan pertanyaan yang seharusnya ia ketahui.

Sekarang gadis itu harus menerima kenyataan, bahwa tuan muda yang ia sayangi sudah tidak lagi mengingat dirinya.

Pandangannya mulai bergetar, menjalar sampai bibirnya yang akan menjawab...

"Tuan muda, itu..."

Tak mampu meneruskan kata. Gadis itu meremas erat pangkuannya, dengan pandangan yang perlahan turun, tak kuasa dipandang asing oleh tuan mudanya.

Merasa tidak kunjung mendapat jawaban, akupun lantas menegaskan.

"Jawab saja."

Gadis itu lantas kembali tersadar, dan segera kembali menenangkan diri.

Benar, walau bagaimanapun keadaannya, tuan muda adalah tuan muda. Tidak masalah jika ia dilupakan, tetapi yang terpenting adalah tuan muda masih baik-baik saja.

Setelah berpikir demikian, gadis itu menjawab dengan tenang.

"Anda berada di kediaman ini, sebab anda adalah anak dari lord 'Augustine."

Tetapi ketenangannya kembali goyah, ketika mendengar tuan mudanya bersuara cukup keras.

"Apa kamu bercanda sekarang?!"

Jawaban tidak masuk akal apalagi yang dia katakan?

"Ugh..."

Akupun lantas meremas kuat kepala, sebab rasa sakit di kepalaku mulai kembali melanda. Apa aku benar-benar sedang dipermainkan?

Melihat tuan mudanya kembali kesakitan, iapun hendak bangkit, dan berkata...

"Tidak tuan muda, mana mungkin saya..."

Tetapi tuan muda mengulurkan tangan sembari menyela...

"Cukup."

Membuat gadis itu menghentikan kata. Akan melelahkan jika aku terus menyangkal, untuk sementara aku akan mengikuti permainan mereka.

Akupun melepas cengkraman pada kepala, pandanganku kembali beralih pada gadis di sebelah, kemudian bertanya.

"Kalau begitu... siapa namaku?"

Gadis itu lantas melebarkan mata, rasa sakit semakin menyayat hati. Bahkan tuan muda tidak bisa mengingat namanya sendiri.

Iapun kembali terduduk dengan tubuh yang mulai terasa lemas, kemudian mencoba menjawab dengan nada yang dipertegas.

"Anda adalah tuan muda Astin. Anak terakhir dari lord 'Augustine."

Sekarang dia berani memalsukan namaku. Aku yang dibuat kesal, lantas meninggikan suara sembari menyangkal.

"Apa maksudmu Astin? Namaku adalah... xxxx ugh..."

Tetapi tiba-tiba kepalaku seperti dihantam. Akupun kembali meremas kepala dengan ekspresi yang meringis.

Gadis itu kembali melebarkan mata ketika melihatnya. Kalau diijinkan dia ingin sekali memeluk tubuh tuan muda, berharap ia dapat menanggung sebagian rasa sakit yang dialaminya.

Apa-apaan? Kenapa aku tidak bisa menyebutkan namaku?

Aku bisa menyebutkan nama yang disebut oleh gadis itu, tetapi kenapa aku sama sekali tidak bisa menyebutkan nama asliku?

Bahkan suaraku tidak bisa keluar saat memikirkannya. Akupun terdiam sejenak, menunggu sakit kepalaku mereda.

Setelah rasa sakitku mulai mereda, akupun mulai terengah-engah.

"Haah... haah..."

Dan melepaskan cengkraman pada kepala, untuk kemudian membuka kancing atas kemeja, sebab keringatku kini mulai merembes keluar.

Tubuhku terasa panas, dan akupun merasa sangat gerah, aku butuh sesuatu untuk mendinginkan tubuhku ini.

Akupun beralih pandang pada gadis di sebelahku, kemudian membuat permintaan.

"Hei, bisakah kamu carikan sesuatu untuk mengipasi ku atau semacamnya?"

Walau perkataan subjek di hadapannya berkesan kurang sopan, tetapi gadis itu tidak merasa enggan. Sepertinya tuan muda juga melupakan etiket yang telah ia pelajari.

Gadis itu berdiri, pandangannya begitu lembut ketika melihat tuan muda. Dengan sopan ia menunduk dan berkata.

"Tunggu sebentar tuan muda."

Kemudian ia segera beranjak dari kamar, untuk mengambil sesuatu yang diminta oleh tuan mudanya dengan segera.

Brag! Akupun menjatuhkan tubuh, dan kepalaku rasanya seperti berputar.

Beberapa waktu kemudian, gadis itu kembali dengan langkah yang tergesa. Iapun kembali duduk sembari berkata.

"Tuan muda, saya akan mengipasi anda."

Kamar gadis itu bersebelahan dengan kamar tuan muda, jadi dia dapat merespon dengan segera jika tuan muda memerlukan sesuatu.

Aku hanya menjawab singkat.

"Ya, lakukan."

Agar dia segera melakukan permintaanku, sembari merelaksasikan diri, dengan kedua tangan terbuka ke samping.

Gadis itu tersenyum manis. Tangan kanan yang memegang kipas mulai bergerak, sedangkan tangan kiri bertumpu di pangkuan.

Aku mengatur napas, sembari merasakan angin yang menerpa tubuh. Ini mulai sedikit mendinginkan pikiranku.

Setelah menenangkan diri, akupun mencoba menerima perkataan gadis di sebelahku. Ada sesuatu yang janggal tentang keadaan ku, seperti ada sesuatu yang mencegahku untuk memberi tahu identitas sebenarnya.

Kalau aku menyangkal, kemungkinan aku akan mengalami sakit yang luar biasa lagi. Setelah berpikir sejenak, akupun melanjutkan pertanyaan.

"Jadi... aku Astin?... Anak dari pemilik kediaman ini?... Dan berada di mana kediaman ini?... Apakah ini di... xxxxx ugh."

Namun sakit kepala kembali melanda, saat aku ingin menyebutkan sebuah nama. Dan akupun lantas kembali mencengkram erat kepala dengan kedua tangan, sembari sedikit meregangkan tubuhku yang terbaring.

Sial! Bahkan aku tidak bisa menyebutkan nama sebuah benua. Apa maksudnya ini? Apa mereka telah melakukan sesuatu padaku? Mau dipikir bagaimanapun ini benar-benar keterlaluan.

Gadis itu kembali dibuat panik, hingga membuat kipasan nya terhenti. Iapun tidak tahan lagi, kemudian beranjak mendekati dan memanggil.

"Tuan muda."

Iapun terduduk di tepi tempat tidur, dengan lembut gadis itu membelai kepala tuan mudanya. Berharap ini akan mengurangi rasa sakitnya.

Akupun sedikit terkejut, tetapi entah kenapa belaiannya terasa sangat nyaman. Jadi aku hanya membiarkannya sembari melemaskan tubuh.

Beberapa saat kemudian rasa sakit mulai mereda, akupun melepas cengkraman di kepala. Kemudian beralih pandang pada gadis yang masih membelai rambutku, dan berkata.

"Bisa kamu jawab pertanyaan sebelumnya?"

Gadis itu lantas menarik tangannya, iapun tersadar telah berbuat tidak sopan terhadap tuan muda. Tetapi ia juga merasa lega, melihat tuan muda tidak kesakitan lagi.

Gadis itu kembali tersenyum, dengan suara lembut ia menjawab.

"Ini adalah kerajaan Orione. Kerajaan satu-satunya di benua langit."

Sedangkan tangannya mulai kembali bergerak mengipasi tuan mudanya.

Mendengar jawaban yang semakin tidak masuk akal. Akupun berkata dengan suara lemas.

"Baiklah... aku akan berhenti bertanya untuk sekarang."

Kemudian mulai memejamkan mata.

Gadis itu sedikit menggigit bibir bawahnya, ia ingin sekali memeluk tuan muda, dan bertanya kalau semua ini bukanlah kenyataan.

Tangannya yang tidak mengipasi hendak kembali membelai rambut tuan muda, tetapi ia segera mengurungkan niatnya.

Benar-benar situasi macam apa ini? Hal yang gadis itu katakan layaknya omong kosong. Aku tidak ingin mempercayainya, tetapi keanehan dan rasa sakit yang ku alami begitu nyata.

Perlahan aku mulai menerima keadaan. Dengan berbagai pemikiran yang mulai mengalir, akupun memikirkan kembali apa yang di ucapkan oleh gadis itu.

Astin. Kerajaan Orione. Benua langit. Hanya satu kesimpulan yang bisa aku ambil dari nama-nama itu. Yaitu dunia game yang aku mainkan saat masih duduk di sekolah tingkat menengah atas.

Tetapi bukankah itu sudah cukup lama? Ingatan terakhirku adalah saat aku sedang melakukan pertempuran di perbatasan.

Seharusnya setelah misi itu aku akan dipulangkan, setelah menjalani wajib militer selama lebih dari empat tahun. Tetapi tiba-tiba pandanganku menjadi gelap sebelum aku menyadari.

Dan saat tersadar, kepalaku seperti mau pecah. Medan pertempuran yang kacau dipenuhi suara tembakan dan ledakan, tiba-tiba saja berubah menjadi ruangan yang sangat mewah.

Apa aku dipindahkan ke dalam dunia game tersebut? Kalau dipikirkan dengan akal sehat memanglah sangat tidak masuk akal. Apa aku telah ditangkap oleh pihak musuh dan dijadikan bahan eksperimen atau semacamnya?

Walaupun aku memang dipindahkan, aku tidak familiar dengan Astin, benua langit, maupun kerajaan Orione yang disebutkan oleh gadis itu.

Ingatanku tentang game tersebut juga sudah agak memudar. Walau aku masih mengingat informasi-informasi penting, sebab waktu itu aku sangat tergila-gila saat memainkannya.

Aku terus mencoba mengingatnya, sembari merasakan hembusan angin dari kipasan gadis di sebelahku, yang mulai mendinginkan tubuh serta pikiranku.

Ah... ada satu. Jika ada yang namanya Astin, itu adalah karakter sampingan yang muncul pada permulaan game, sampai krisis awal skenario utama dimulai.

Tetapi ada yang sangat bermasalah dengannya. Astin adalah karakter yang berperan sebagai penjahat kelas tiga, yang pekerjaannya hanya mengganggu protagonis, untuk kemudian di hajar olehnya.

Kalau tidak salah, ada scene dimana dia sedang mencoba merayu heroine utama, dan ketahuan oleh protagonis. Kemudian dia dituduh melakukan pelecehan seksual, walau dia tidak benar-benar melakukan hal semacam itu.

Astin yang tidak merasa melakukan hal seperti itupun membela diri. Sedangkan protagonis yang tidak terima lantas menantangnya berduel.

Merasa harga dirinya direndahkan sebagai seorang anak bangsawan kelas atas, apalagi oleh protagonis yang sekedar anak seorang kesatria, Astin-pun menerimanya tanpa pikir panjang.

Tetapi seperti yang diharapkan, dia habis babak belur dihajar oleh protagonis tanpa bisa melakukan perlawanan. Dan diapun koma dalam beberapa minggu.

Sedangkan heroine utama yang melihat itu, baru menjelaskan pada protagonis yang ditelan emosi, kalau Astin tidak bersalah setelah pertandingan selesai.

'Sialan! Entah kenapa saat mengingat itu, membuatku merasa sangat kesal.'

Walau begitu, Astin masih tetap gigih mendekati heroine utama, walau dia terus-menerus di tolak dan di abaikan.

Sampai pada akhirnya, krisis awal skenario utama pun dimulai.

Dimana organisasi penjahat menyerang academy pahlawan Hygea. Yang merupakan tempat calon-calon pahlawan masa depan berada, untuk mengembangkan kekuatan serta kemampuan mereka.

Dan itu juga menjadi akhir bagi Astin. Yang hanya sekedar karakter sampingan penambah bumbu dalam cerita.

Dia melindungi heroine utama yang sangat ketakutan, walau dia hanya seorang bajingan lemah. Sampai pada akhirnya diapun dilibas secara brutal, oleh salah satu pimpinan organisasi penjahat.

Bahkan sampai mayatnya ditampilkan seperti mozaik berwarna merah tidak beraturan.

'Ugh. Apa aku harus mengalami hal mengerikan seperti itu juga? Sialan! Memikirkannya saja sudah membuatku merasa mual.'

Sedangkan heroine utama hanya berteriak histeris dan terjatuh lemas, saat melihat pemandangan mengenaskan itu.

Heroine utama merupakan gadis yang sangat cantik, pimpinan organisasi penjahat tentu saja ingin menikmati tubuhnya.

Membuat heroine utama memberontak dan berteriak, disaat dia hampir saja ternoda, protagonis-pun datang untuk menyelamatkannya. Bersama beberapa Instruktur dan juga pahlawan.

Dan pimpinan organisasi penjahat tersebut akhirnya berhasil dikalahkan.

Kemudian mereka berdua beranjak pergi, meninggalkan jasad Astin yang sudah tidak memiliki bentuk, bersama dengan karakter sampingan lainnya yang juga menjadi korban.

Dan itu adalah scene terakhir yang menampilkan keberadaan Astin.

'Sialan! Semakin memikirkannya, membuat rasa mual serta kekesalanku semakin memuncak.'

'Setidaknya aku harus cukup kuat untuk menghadapinya. Atau aku harus cukup lihai dalam menghindari masalah saat krisis awal skenario dimulai.'

'Tapi bagaimana jika aku akan tetap digiring seperti adegan di dalam gamenya?'

Wajahku sedikit meringis ketika membayangkan hal itu.

Apakah aku harus berteman dan berbuat baik, dengan protagonis serta karakter utama lainnya?

Apakah mereka akan otomatis membenciku, sebab peranku yang sudah di atur sejak awal? Ya, aku akan memikirkan hal itu nanti, setelah melihat situasinya.

Untuk kerajaan Orione. Aku benar-benar belum pernah mendengarnya. Sedangkan Benua langit. Aku bisa menebak, kalau itu adalah map yang belum pernah terbuka.

Aku berhenti memainkan gamenya sebelum versi terbarunya rilis, sebab waktu itu aku sibuk dengan persiapan ujian masuk universitas.

Jadi aku hanya membaca informasi terbarunya di internet, sebab penasaran dengan akhir skenarionya. Walaupun aku tidak bisa memainkannya sampai selesai, aku mengetahui informasi-informasi penting yang terjadi.

Walau demikian, tidak ada informasi detail tentang benua langit, hanya ada siluetnya saja. Biasanya itu akan terlihat disisi utara langit academy.

Dan ukurannya sangat besar untuk sesuatu yang melayang jauh di ketinggian, bahkan sampai siluetnya terdistorsi sebab jarak dan atmosfer.

Sepertinya belum ada satu player pun yang menemukan skenario tersembunyi untuk membuka map itu. Dan sekarang aku berada di atasnya?

Kalau semua informasi itu benar adanya, aku harus benar-benar memulainya dari nol. Sebab Astin hanyalah bajingan lemah yang banyak tingkah.

Untuk sekarang, aku akan menghadapi masalah yang ada dihadapanku terlebih dulu. Dan juga memastikan kebenaran dengan mata kepalaku sendiri.

Aku mengalihkan pandangan pada gadis yang sedang mengipasi ku ini. Ekspresinya terlihat begitu khawatir.

Apakah dia benar-benar mengkhawatirkan ku?

Setelah dilihat-lihat, dia mengenakan pakaian seperti pelayan yang ada dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan atau semacamnya.

Bukankah gadis ini terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan?

Bahkan aku belum pernah melihat gadis secantik ini secara langsung. Aku pikir dia adalah idol atau semacamnya.

Apakah sebab gamenya menargetkan konsumen laki-laki?

Didalam gamenya memang banyak karakter-karakter dengan penampilan cantik, dan tentu saja mereka sangat kuat. Sebab kebanyakan adalah heroine maupun sub heroine, yang membantu Protagonis saat progres ceritanya berjalan.

Tetapi itu hanya dalam bentuk ilustrasi dua dimensi, aku tidak tahu kalau akan menjadi secantik ini jika menjadi kenyataan. Apalagi dia adalah karakter antah berantah yang bahkan tidak masuk kedalam cerita.

Bagaimana dengan karakter utama lainnya? Apakah mereka akan terlihat lebih cantik? Ya, kita lihat saja nanti.

Aku terus memandangi gadis yang sedang mengipasi ku sembari tersenyum ini.

Saat aku melihatnya, bulu mata lentik nan panjangnya sesekali berkedip, menutupi warna mata hitam layaknya obsidian yang gelap.

Dengan kulit putih pucat yang terlihat begitu halus, hidung serta bibir merah mudanya terlihat mungil, tetapi sangat serasi dengan parasnya.

Rambut hitamnya yang panjangnya sebahu itu, terlihat dipotong dengan rapih dan berkilau, dia terlihat seperti boneka yang dipoles dengan sempurna.

Apakah aku juga akan memiliki penampilan seperti itu? Walau desain karakter Astin seperti anak berandalan, bukankah aku seharusnya cukup tampan?

Kruyuuuk.♪.♪.♪

Suara bergemuruh sedikit memecah kesunyian. Suara itu berasal dari perut tuan muda, gadis itu tersenyum lembut, melihat betapa menggemaskan tuan mudanya ini.

Iapun menghentikan kipasan nya, dengan santun ia bertanya.

"Tuan muda, apakah anda merasa lapar?"

Aku yang merasa agak malu hanya menjawab singkat.

"Ya,"

Sebab aku memang merasa lapar. Sepertinya setelah aku memikirkan banyak hal, dan memperoleh ketenanganku kembali, tubuhku mulai memerlukan nutrisi.

Gadis itu semakin gemas, melihat tuan mudanya agak tersipu. Walaupun tuan muda bersikap berbeda dari sebelumnya, tetapi kebiasaannya tidak bisa membohongi.

Gadis itu mulai beranjak dari tepi tempat tidur, kemudian ia berkata.

"Saya akan segera menyiapkan makanan untuk anda."

Akupun lantas memalingkan tubuh menyamping, sebab dipandang begitu lama. Kemudian menjawab singkat.

"Lakukan.

Gadis itu kembali tersenyum, dengan sopan ia menunduk sembari berkata.

"Kalau begitu saya permisi."

Beberapa saat kemudian, akupun berbalik. Melihat punggung mungil gadis itu yang mulai beranjak jauh, dan keberadaannya menghilang dari balik pintu.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Author baru belajar menulis, kritik & saran sangat diterima.

1
Amelia
sampai di sini dulu, nanti aku mampir lg ❤️❤️
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
monster apa itu ya 😕😕
Bilqies
aku mampir lagi Thor
Aegis Aetna: makasih kak.
total 1 replies
ATAKOTA_
Kren banget penggambarannya
Aegis Aetna: terimakasih kak.
total 1 replies
Iskandar
serasa baca LN
Aegis Aetna: gak ada lawan bicara jadi full narasi, hehe...
total 1 replies
Zelca
Selalu ingat kata "Di" jika menunjukkan letak/tempat/waktu dipisahkan. and Kesatria × Ksatria ✓
Aegis Aetna: siap kak, tengkyu koreksinya.
total 1 replies
Teteh Lia
wow... dari 135 juta bisa sampe ke 5M...
Aegis Aetna: maklum lelang. Apalagi item langka.
total 1 replies
Iskandar
suka banget sama penulisannya
Bilqies
lanjut thor semangatbterus menulisnya....
Aegis Aetna: siap, lagi proses, udah bikin plot panjang banget, tinggal eksekusi.
total 1 replies
Bilqies
koreksi sedikit ya Thor 🙏
"Merapihkan" itu bukannya kaya gini yaa penulisannya "Merapikan"
Bilqies: sama sama Thor 🤗
Aegis Aetna: aku baru tau. tengkyu kak.
total 2 replies
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
Amelia
wkwk 😀😀😀
Bilqies
lanjut thor up lagi yaaa
Bilqies: semangat terus Thor /Smile/
Aegis Aetna: siap kak, lagi bikin kerangka dulu.
total 2 replies
Bilqies
mampir lagi Thor...
3 🌹 lagi untuk mu Thor semangat terus yaaa /Smile/
Aegis Aetna: terimakasih. siap.
total 1 replies
Bilqies
hai Thor aku mampir lagi...

3 🌹 untukmu Thor, semangat terus /Smile/
Aegis Aetna: terimakasih banyak.
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, sementara 1 bab dulu yaa nanti lanjut lagi..
1 🌹 untukmu Thor semangat terus /Smile/
Aegis Aetna: okey terimakasih.
total 1 replies
Bilqies
bunga 🌹 siap meluncur untukmu Thor /Smile/
Aegis Aetna: terimakasih banyak.
total 1 replies
Bilqies
mampir Thor, aku kasih 🌹 biar makin semangat 😍
Aegis Aetna: terimakasih kasihl
total 1 replies
Bilqies
sampai sini dulu yaa kak, nanti aku mampir lagi
Aegis Aetna: siap.
total 1 replies
Bilqies
aku kasih 🌹 buatmu Thor...
semangat terus
Aegis Aetna: terimakasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!