Venus Bach, melarikan diri dari mansion milik keluarganya. Ia beruntung karena bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang akhirnya mempekerjakan dirinya di rumah menantunya sebagai babysitter untuk cucunya. Redley Smith, putra bungsu Keluarga Smith, jatuh hati pada Venus, babysitter keponakannya. Namun, Venus membentengi dirinya dari makhluk bernama laki-laki. Apakah Red akan berhasil meluluhkan hati Venus? Ataukah semakin membuat Venus menjauh dan menutup dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU HARUS PERGI!
“Jangan pergi ke mana-mana!” Vladimir Bach, seorang pengusaha sukses di Kota London sedang memperingatkan putrinya agar tidak meninggalkan mansion mereka.
“Tapi, Dad,” Venus enggan berada di mansion mereka dan ingin pergi dari sana.
“Tidak ada tapi! Jika Dad bilang jangan pergi, maka kamu tidak boleh pergi!”
Venus tak mungkin melawan lagi jika Daddynya sudah bersuara keras, bahkan menatap tajam ke arahnya. Venus menoleh ke arah seorang wanita yang tersenyum ke arahnya kemudian wanita yang bernama Izebel itu melangkahkan kaki mendekati Vladimir.
“Jangan marah-marah, sayang,” kata Izebel sambil bergelayut manja kemudian mencium pipi Vladimir.
“Aku tak marah, aku hanya berusaha tegas,” kata Vladimir.
Venus melangkahkan kakinya mundur. Ia selalu tak suka jika melihat keromantisan yang ditunjukkan oleh Dad Vladimir dengan istrinya itu. Ya Izebel bukanlah Mommy Venus. Ia adalah istri kedua Dad Vladimir. Mereka menikah sekitar dua tahun lalu.
Dengan cepat Venus menaiki tangga kemudian masuk ke dalam kamar tidurnya. Ia bahkan mengunci pintu tersebut dan memastikannya tak bisa terbuka.
Jika dulu Venus sangat menyukai mansion Keluarga Bach, tapi semenjak Mom Maria meninggal, ia sangat membenci mansion tersebut.
Venus duduk di atas tempat tidur sambil bersandar. Ia memeluk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua kaki. Sesekali ia melihat ke arah pintu dan ketika ia mendengar suara di depan pintu, perasaan takut mulai menggelayutinya.
Jangan terbuka, jangan terbuka, jangan terbuka. - batin Venus.
Namun, harapan tinggallah harapan. Pintu kamar tidurnya terbuka dan tampak sosok Izebel berdiri di sana dengan senyum yang sangat Venus benci.
“Keluar! Pergi dari kamarku!” kata Venus berteriak.
“Pergi? Enak saja! Mansion ini adalah milikku, maka kamar ini juga adalah milikku,” kata Izebel.
Izebel melangkah mendekati Venus kemudian menarik rambut anak tirinya itu, “sini kamu, sudah berani membantah ya!”
Venus merasakan sakit yang amat sangat. Namun, ia memegang tangan Izebel dan akhirnya menggigit tangan Izebel.
“Arghhh!!! Siallannn!” teriak Izebel.
Plakkk
Sebuah tamparan dengan mulusnya mendarat di pipi Venus. Untuk kesekian kalinya ia mendapatkan perlakuan kasar dan tak ada yang membelanya. Bahkan Dad Vladimir juga tak percaya padanya dan menganggap dirinya mengada-ada.
“Kamu harus mendapatkan hukuman lebih lagi kali ini.”
Izebel keluar dan memanggil seseorang. Mata Venus langsung membulat ketika melihat siapa yang datang memasuki kamar tidurnya.
“Cepat bantu aku, Ed!” perintah Izebel.
Pria yang masuk ke dalam kamar tidur Venus adalah Edison. Pria itu adalah selingkuhan Izebel dan Venus mengetahuinya. Namun, Dad Vladimir tak pernah mempercayai kalau Izebel bukanlah wanita yang baik.
Dengan bantuan Edison, mereka mengikat Venus di sebuah kursi. Mereka juga mengambil kain kemudian mengikat mulut Venus.
“Eughhhh … euhhhh,” Venus mencoba berteriak tapi tak bisa, malahan mulutnya terasa sakit karena kain tersebut diikat cukup kencang oleh Edison.
“Sekarang apa yang akan kita lakukan?” tanya Edison sambil memeluk pinggang Izebel di hadapan Venus.
“Suamiku sudah pergi ke perusahaan bukan?” tanya Izebel memastikan.
“Sudah, aku sendiri yang mengantarkannya ke mobil dan melihatnya pergi,” jawab Edison.
Izebel tersenyum pada Edison dan membalas pelukan pria itu. Ia melihat ke arah Venus dan tiba-tiba saja tercetus ide di dalam kepalanya.
“Jika biasanya ia hanya mendengar, sekarang kita biarkan ia melihat secara langsung apa yang kita lakukan? Bagaimana? Ini pasti akan sangat menyenangkan dan memiliki sensasi tersendiri untuk kita,” kata Izebel.
“Kamu nakal sekali, sayang,” bisik Edison di telinga Izebel. Pria itu menggigit kecil telinga Izebel kemudian memberikan kecupan di leher Izebel.
“Ahhhh,” suara desaahan mulai keluar dari bibir Izebel.
“Merdu sekali suaramu, sayang,” kata Edison.
Venus yang melihat apa yang dilakukan oleh Izebel dan Edison, berusaha untuk melepaskan diri. Ada ketakutan di dalam dirinya.
Tanpa mempedulikan keberadaan Venus di sana, Edison dan Izebel mulai membuka pakaian mereka satu persatu hingga tubuh keduanya polos. Edison bahkan memperlihatkan dengan jelas miliknya pada Venus.
“Buka matamu dan lihat apa yang kami lakukan! Jika kamu berani menutup matamu, aku akan membunuh Vladimir, seperti aku membunuh Maria,” ancam Izebel.
Deghhh
Mendengar ucapan Izebel dan kenyataan yang tak pernah ia duga, membuat hati Venus seakan mati. Ia terus membuka mata dan melihat apa yang dilakukan oleh Edison dan Izebel di dalam kamar tidurnya. Mereka benar-benar manusia tak tahu malu. Mereka melakukan penyatuan dan mengeluarkan suara-suara yang menjijikkan di telinga Venus.
Edison merebahkan tubuhnya di samping tubuh Izebel dengan senjatanya yang masih berdiri tegak. Ia tersenyum saat melihat bahwa apa yang ia lakukan menjadi tontonan Venus.
“Ini benar-benar luar biasa, sayang,” kata Edison.
“Hmm … ini luar biasa. Tak akan ada yang tahu apa yang kita lakukan. Mereka mengira aku sedang bercengkerama dengan anak siallan ini,” ujar Izebel.
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita lakukan sekali lagi,” pinta Edison.
“Dengan senang hati,” kini Izebel yang bergerak di atas tubuh Edison. Ia yang memimpin penyatuan ini. Sesekali ia menoleh ke arah Venus yang mencoba mengalihkan pandangannya dan tampak pucat.
Setelah kejadian itu, Venus tak mau tidur di atas tempat tidurnya. Pikirannya seakan memgulang semua kejadian yang tidak ingin ia ingat. Ia duduk di atas sofa sambil menekuk kedua kakinya dan memeluknya.
“Mommy …. Mommy …, tolong aku,” gumam Venus.
Keesokan harinya, Edison dan Izebel kembali mengulangi apa yang mereka lakukan di dalam kamar tersebut. Para pelayan juga tak banyak bicara karena mengira Izebel dan Edison sedang merakit sesuatu di dalam kamar Venus.
Kini, Venus duduk di lantai. Ia menoleh ke sekeliling kamar dan rasanya tak ada tempat yang tidak dijadikan tempat bercinnta oleh kedua manusia tak tahu malu itu.
Venus menutup kedua telinganya sambil memejamkan matanya. Suara-suara menjijikkan dan pikirannya yang dipenuhi dengan hubungan Edison dan Izebel, membuat dirinya semakin hari semakin sakit.
***
Plakkk
Sebuah tamparan kembali didapatkan oleh Venus, hanya saja kali ini bukan dari Izebel, melainkan dari Dad Vladimir.
“Jaga bicaramu! Dia adalah Mommymu,” kata Dad Vladimir.
“Bukan! Dia bukan Mommy!” teriak Venus.
“Sayang …,” Izebel mendekati Vladimir lalu memeluk pria itu. Ia membenamkan wajahnya di dadda Vladimir dan mulai mengeluarkan air matanya, “Apa aku begitu buruk dan tak pantas menjadi Mommy?”
“Tenanglah, sayang. Masuk!” Vladimir mencoba menenangkan Izebel dan meneriaki Venus untuk masuk ke dalam kamar tidurnya.
Venus sudah tak kuat lagi berada di Mansion Keluarga Bach. Jika dulu ia masih memikirkan Dad Vladimir dan ingin menyadarkannya, tapi kini tidak lagi.
“Jika Dad memang lebih menyayangi dan mencintainya, maka sekeras apapun aku berusaha, Dad tak akan pernah mempercayaiku. Aku harus pergi! Aku tak mau lagi di sini,” gumam Venus.
🌹🌹🌹
Terimakasih kak ❤️❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
serba tiba2,,serba mendadak,,
yg tadinya gadis lemah biasa,tetiba jd kuat,yg dr awal kbur tak ada hp tetiba pny hp,yg tadinya tak d jelaskan asal muasalnya tetiba pny org kepercayaan d mansion ny😅😂
setiap part macam d kejar deadline, kesannya terburu2 sampe yg baca gak dapat fiel ny,gk masuk k hti,,n jadilah baca nya macam baca berita di koran sbb setiap hal gak ada kesan lebih mendalam n detile ny