Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Memasuki Tubuh Orang Lain
“Hei bisakah kau membuatkanku kopi?” ucap seorang wanita.
Caroline melirik wanita itu dengan tajam, lalu merubah ekspresinya dengan wajah datar. “Baiklah.” Caroline pergi kedapur kantor dan membuatkan kopi.
“Hei apa kau lihat tatapannya tadi? Itu sangat menyebalkan.” Ucap seorang wanita.
“Yah … kenapa dia bisa berada disini? Penampilannya sangat kuno.” Jawab teman wanita satunya.
Caroline tidak menganggap serius orang yang membicarakannya, karena dia bekerja untuk menyamarkan dirinya. Dia setiap hari dibully dan ditertawakan di kantorn tempat dia bekerja.
Saat membuat kopi, Caroline menerima telpon. “Boss kita sudah menyerang markas musuh dan menangkap bossnya,” ucap seorang pria di sebrang telpon.
Caroline tersenyum dan bersandar pada dinding. “Bagus … tunggu aku kesana setelah pulang kerja.” Caroline menutup telpon dan membawa kopi yang telah dia buat.
Menaruh kopi diatas meja wanita yang menyuruhnya tadi. Wanita itu melihat Caroline pergi begitu saja dan meminum kopi itu . “Aaah … panas sekali!” teriak wanita itu.
“Apa kau baik – baik saja?” tanya teman sebelahnya.
“Lidahku terbakar.”
Caroline berjalan memasuki lift menuju lantai atas. Memasuki ruangan boss tanpa mengetuk pintu.
Boss yang sedang asik bercumbu dengan asistennya terkejut dan kesal. “Siapa yang berani-“
“Aku … kenapa?” tanya Caroline.
“Keluarlah.” Boss mendorong asistennya untuk menjauh. Asisten wanita itu merapikan rambut dan bajunya lalu keluar dengan tergesa – gesa.
“Ehm … apa yang kau butuhkan?” tanyanya.
“Kevin kau sangat menjijikkan seperti biasa,” ucap Caroline.
“Hei … dia yang menggodaku terlebih dahulu,” sangkalnya.
Caroline duduk di sofa dengan santai dan mengeluarkan rokoknya. Ruangan seketika dipenuhi dengan asap rokok.
“Aku akan mengambil libur beberapa hari,” ucap Caroline.
“Baiklah kau bossnya lakukan sesukamu,” ucap Kevin.
Caroline berdiri dan ingin meninggalkan ruangan. Sebelum itu dia berbicara, “Jangan berbuat hal yang tidak aku sukai di perusahaanku.”
Kevin bergidik dan menundukkan kepalanya. “Kau hanya pengganti … jangan lupa diri.” Caroline berjalan keluar dan menutup pintu.
Memasuki lift khusus, Caroline membuka kaca mata dan ikat rambutnya.
“Apa mobil sudah siap?” tanya Caroline.
“Sudah.” Pengawal itu memberi jaket untukk Caroline dan terus berjalan dibelakangnya.
Memasuki mobil dan pergi ke markasnya.
Beberapa saat kemudian, Caroline telah tiba dimarkasnya dan berjalan masuk.
BUK BUK BUK. Terdengar suara pukulan dan suara rintihan.
“Arrrh …” Orang itu berbaring dilantai dengan kesakitan.
“Boss,” anak buah yang lain berhenti dan memberi hormat kepada Caroline.
“Apa dia mengakuinya?” tanya Caroline.
“Belum.”
Caroline berjalan dengan rokok di mulutnya dan berjongkok didepan tawanan itu.
“Katakan padaku siapa Boss mu?” tanya Caroline.
Pria itu menatap Caroline dengan tajam tanpa menjawab.
Melihatnya tidak menjawab Caroline berdiri dan berbalik. “Bunuh dia.” Ucap Caroline.
“Baik Boss.”
“Tidak … tunggu aku-“
“Jangan bunuh aku … aku mohon!” teriaknya dengan tangisan diwajahnya.
“Aku memiliki istri dan anak,” ucapnya lagi.
Caroline berhenti dan menatap pria yang ada dilantai. Pria itu merasakan ada sedikit harapan, dia tahu kalau Boss mafia tidak akan menyakiti orang baik.
“Anakku masih kecil dan istriku sedang hamil,” teriaknya lagi.
Caroline berjongkok dan menarik rambutnya. “Jangan berlagak seakan kau mencintai keluargamu.”
“Aku tahu kau sudah menyiksa anak dan istrimu yang sedang hamil,” ucap Caroline.
Caroline melemparnya. “Tunggu aku akan mengatakannya … aku akan mengatakannya,” ucap pria itu dengan panik.
“Dia adalah r-“ BOOOM suara ledakan terdengar dan darah serta daging manusia berceceran dimana – mana.
“Apa yang terjadi!” teriak Caroline dengan wajah penuh darah.
“Sepertinya dia telah dipasang sebuah chip tertentu,” jawab bawahan.
“Sial! Bersihkan semuanya.” Caroline mengelap darah yang ada diwajahnya.
“ini sangat menjengkelkan,” ucap Caroline.
Caroline membersihkan dirinya dan pergi memasuki ruang kerjanya. Memikirkan siapa yang berusaha ingin menghancurkannya? Dia memiliki banyak musuh, namun tidak ada pernah yang seberani ini menyerangnya.
Keesokan harinya Caroline bersiap – siap untuk melakukan perjalanan bisnis menggunakan helikopter. Sebelum itu dia pergi menemui istri dan anak pria yang meledak semalam.
“Permisi.” Caroline mengetuk pintu.
“Siapa?” seorang anak kecil membuka pintu dan menjawab dengan suara bayinya.
“Apa ibumu ada?” tanya Caroline tersenyum.
Anak kecil itu terpesona dengan senyum Caroline. “Siapa?” barulah seorang wanita hamil keluar untuk melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya.
Caroline melihat wanita dan anak yang kurus itu penuh dengan lebam yang belum sembuh diwajahnya, merasa kasihan dan kesal dengan pria yang mati dengan mudah semalam. Seharunya aku menyiksanya lebih parah.
“Apa kau mencari suamiku? Dia tidak pulang dari semalam,” ucap wanita itu.
“Tidak … aku hanya memberikan ini.” Caroline memberikan sebuah berkas.
Wanita itu membacanya dan melihat Caroline dengan mata terbelalak. “Ini!” ucapnya.
“Suami anda telah menandatangani surat cerai dan anda bisa pergi kemana saja.”
“Ini adalah kunci villa yang dibuat suamimu dan juga ada sebuah bisnis kecil yang diberikan oleh suamimu,” ucap Caroline.
Wanita itu menutup mulutnya dan menangis tanpa bersuara. Caroline merasa lega dan pergi meninggalkan wanita itu.
Sebelum pria kejam itu mati, dia sudah membuat pria itu menandatangani semuanya. Dia sangat beruntung dapat melakukannya dengan cepat.
Memasuki mobil dan melihat dari kejauhan, wanita itu menangis memeluk anaknya. “Ayo pergi,” ucap Caroline.
Mobil melaju dengan lancar dan tiba dilandasan dimana helikopternya berada.
“Apa semua sudah siap?” tanya Caroline.
“Barang – barang telah dimasukkan semua kedalam helikopter dan juga ada beberapa senjata untuk keamanan anda,” ucap bawahan.
“Bagus.” Caroline menaiki helikopter dan menyimpan pistol kecil dibagian belakang pakaiannya.
Helikopter terbang dengan lancar tanpa hambatan. Sata terbang disekitar hutan, terdengar suara helikopter lain yang mengikuti mereka.
“Siapa mereka?” Caroline mengerutkan kening.
DOR DOR DOR. Helikopter lawan mulai melakukan serangan. Caroline segera berlindung dan mengambil senjata yang sudah disiapkan. Namun saat Caroline hendak memakai senjata itu, tenyata peluru tidak ada didalamnya.
“Sial!” teriak Caroline membuang senjata besar itu.
DOR. Serangan datang lagi dan kali ini pilot yang terkena serangan. Helikopter kehilangan kendali dan segera jatuh.
Caroline menggertakkan gigi dan mengambil pistol kecil yang ada di balik pakaiannya.
“Kalian pikir aku akan membiarkan diriku mati sendirian?”
Caroline adalah penembak jitu dan penyerang jarak dekat yang handal. Membidik lawannya dan menembak tepat dikepala lawannya dua kali. Lalu Caroline menyerang pilot mereka.
Dalam keadaan terjun bebas Caroline bisa membunuh lawannya. “hah! Rasakan itu.”
Setelah melakukan serangan, helikopter Caroline jatuh dan meledak begitu saja.
“Ugggh .. sakit sekali,” Caroline memegang kepalanya. Apa dia tidak mati?
“Apa kau mendengarku?” teriak seorang pria paruh baya.
“Kau harus menjalankan tugasmu,” ucap Pria itu.
“Siapa yang berani meneriakiku.” Caroline perlahan membuka matanya dan melihat pria itu dengan jelas.
“Kau sama saja seperti ibu, sangat menyebalkan.” Pria itu pergi dengan wajah kesal.
“Siapa pria tua itu?” gumam Caroline.
Caroline melihat cermin yang ada disebelah kasurnya. “Siapa?” terkejut melihat wajah wanita cantik yang ada dicermin.
Caroline memegang wajah dan rambutnya. “Apa ini aku?” gumamnya dengan mata terbelalak.
Akhir dari Bab 1
semangat ya duke dan duches