"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 1 - Ainsley
"Ainsley! Sini kamu!"
"Madam! kenapa menarik ku seperti ini? Madam akan membawa ku kemana?" tanya Ainsley dengan kebingungan yang luar biasa. Dia telah tertidur dan tiba-tiba Madam menariknya dengan kasar.
"Diam!" pekik madam Cloe pula seraya menarik tubuh mungil Ainsley, gadis berusia 8 tahun itu hanya bisa pasrah dan mulai menangis, bukan hanya kedua tangannya yang ditarik, terkadang rambutnya pun dijadikan sasaran untuk ditarik.
Tangisnya yang makin kencang justru membuat madam Cloe jadi geram, "Diam Ainsley! jangan sampai tangisan mu itu membangunkan semua orang!" gertak madam Cloe kemudian, dia adalah pemimpin panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu.
Ainsley telah berada ditempat ini sejak dia kecil, Ainsley bahkan tidak tau kapan pastinya dia datang ke sini. Kini usianya telah 8 tahun, kemarin madam Cloe mengatakan bahwa dia akan segera pergi dari panti asuhan tersebut, karena telah ada seseorang yang akan mengadopsinya.
Tapi tiba-tiba malam ini madam Cloe masuk ke dalam kamar Ainsley dan menarik gadis mungil tersebut untuk keluar dari panti asuhan.
Membelah jalanan kota yang mulai nampak sepi, entah kemana madam Cloe akan membawa Ainsley pergi.
"Madam, kita mau pergi kemana?" tanya Ainsley sekali lagi, bertanya dengan suaranya yang lirih, dia bahkan memeluk tubuhnya sendiri karena merasa begitu dingin. Kini Ainsley hanya menggunakan baju tidurnya yang tipis.
"Berhentilah mengajukan pertanyaan Ainsley, madam akan segera membawamu pada orang yang akan mengadopsimu," jelas madam Cloe, tapi senyum yang diukir di sudut bibirnya justru membuat Ainsley merasa cemas.
Kenapa dia harus pergi malam-malam begini? Kenapa dia tidak berpamitan dengan teman-temannya yang lain lebih dulu? Kenapa mereka pergi seperti sembunyi-sembunyi?
Ainsley jadi merasa cemas.
Entah berapa menit perjalanan itu berlangsung, sampai akhirnya mobil yang dikemudikan oleh supir madam Cloe pun berhenti di sebuah kedai makanan yang nampak kecil dan kumuh.
"Ayo turun!" ajak madam Cloe dengan kasar, bahkan lagi-lagi menarik Ainsley untuk turun dari mobil tersebut.
"Madam, ini dimana? Aku takut."
"DIAM!"
Ainsley seketika menciut, suara keras itu membuatnya tak berani lagi untuk buka suara.
Kedai makanan yang nampak kumuh tersebut, ternyata hanyalah kamuflase semata, karena di dalamnya terdapat sebuah tempat tersembunyi dengan banyak penghuni.
Ainsley si gadis kecil makin tak kuasa menunjukkan diri, dia takut, sangat takut.
"Beri aku uang 50 juta! Anak ini akan jadi milik kalian," ucap Madam Cloe seraya melemparkan tubuh kecil Ainsley ke arah depan, hingga gadis itu jatuh tersungkur di bawah kaki seorang pria yang entah siapa.
"Madam! Aku tidak mau seperti ini, madam maafkan aku! Aku tidak mau dijual!" mohon Ainsley, dia merangkak memeluk kaki sang madam, seseorang yang selama ini selalu dia anggap sebagai ibu.
Tapi tak lama kemudian tubuhnya ditarik oleh seseorang hingga pelukannya terlepas, lalu dibawa pergi dari sana, di bawa masuk entah kemana.
"Madam! MADAM!!" pekik Ainsley meminta pertolongan, tapi madam Cloe justru tersenyum melihat kepergian Ainsley.
Senyum yang begitu membekas di ingatan gadis kecil tersebut, hingga tangisnya jadi terdengar begitu pilu.
Tempat ini adalah sindikat perdagangan manusia, para anak-anak diculik atau diperjualbelikan dengan sangat gampang. Kelak anak-anak itu akan kembali dijual pada para bangsawan. Ada yang menginginkan organnya ada pula yang dijadikan budak seumur hidup.
Ainsley diseret ke lorong penjara bawah tanah, dia melihat banyak bilik penjara di dalam sana. Banyak anak-anak seusianya yang menatap dengan tatapan sendu, membuat air mata Ainsley jadi makin jatuh tak terbendung.
Pada akhirnya Ainsley yang malang pun dilempar di salah satu penjara, ruangan remang yang terasa begitu dingin.
Brug! Tubuh mungil itu jatuh terjerembab di atas lantai, sementara tangisnya makin terisak tak terkendali.
Ainsley tidak sadar bahwa di dalam penjara itu ada bocah laki-laki berusia 10 tahun terduduk di sudut ruangan dan memperhatikan. Melihat gadis kecil tersebut, seperti sedang menatap dirinya sendiri saat pertama kali dilempar dalam penjara ini.
"Hei, sudahlah, jangan menangis lagi," kata Damian.
Suara yang membuat Ainsley terkejut lalu buru-buru bangkit dan menyingkir. Sampai tubuh mungilnya membentur jeruji besi, "Jangan sakiti aku, aku mohon," pinta Ainsley, dia mengatupkan kedua tangannya di depan dada, merasakan ketakutan yang luar biasa.
Damian lantas bangkit dari duduknya dan berdiri, "Jangan takut, aku juga diculik hingga sampai di sini," jawab bocah laki-laki tersebut.
Sebuah kondisi yang membuat Ainsley merasa sedikit tenang, karena nyatanya dia tidak sendirian. Ya, semua anak yang ada di sini senasib dengannya.
Dada Ainsley sesak sekali, dia ingin berhenti menangis, tapi tidak bisa.
jgn ganguuuu ihhh