Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.
Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Aku langsung masuk ke kantor seperti biasanya, seperti tidak ada masalah. Dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan membuat aku melupakan sejenak masalah yang sedang menimpa di dalam rumah tangga ku.
Ketika jam istirahat dan makan siang, ponsel ku berdering. Aku melihat siapa yang menelepon diri ku.
"Dila? Mau apa dia menelepon ku, apakah dia juga ingin mengejek ku seperti ibu mertua ku!" Aku berguman sambil memperhatikan nama orang yang menelepon ku.
Panggilan dari Dila berakhir dan aku tidak menjawab panggilan nya, Dila adalah adik sepupu nya mas Randi. Ibu nya Dila adalah adik dari ayah mertua ku.
Ponsel ku kembali berdering dan Dila kembali menghubungi ku, sebenar nya aku sedang malas berbicara dengan keluarga nya mas Randi karena masalah ini. Tapi tidak, kali ini aku akan menghadapi mereka yang sudah mendukung penghianatan mas Randi.
"Hallo, assalam mu'alaikum Dila!" Aku langsung menyapa Dila ketika menjawab telepon dari nya.
"Wa'alaikum salam mbak, apa kabar nya mbak Arin?" Dila menyapa ku dengan berbasa- basi.
"Alhamdulillah, mbak baik - baik saja, ada apa ya Dil?" Aku langsung menanyakan tujuan nya menelepon ku.
"Maaf mbak jika aku mengganggu waktu mbak. Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama mbak!" Terdengar suara Dila yang sangat serius di seberang sana.
"Tidak papa Dil, katakan saja aku sedang beristirahat sekarang!" Jawab ku pada Dila, aku bisa menebak pasti Dila mau membicarakan tentang pernikahan mas Randi.
"Aku sama ibu mau minta maaf mbak sebelum nya, karena kami tidak bisa mencegah pernikahan mas Randi dan Mia. Aku dan ibu sudah berusaha mbak, tapi kami di usir oleh mereka pada hari pernikahan mereka!" Dila memberi tahu ku.
"Tidak papa Dil, ini bukan salah mu. Sekarang mas Randi dan Mia sudah tiba di sini!" Aku memberi tahu Dila.
"Iya mbak, Aku dan ibu tidak rela melihat mereka berbuat sesuka hati nya sama mbak. Aku ingin membantu mbak jika mbak mau membalas kan semua perbuatan mereka!" Dila menawarkan bantuan pada ku.
"Maksud mu?" Aku sedikit heran bagai mana dia mau membantu ku, sementara Dila adalah sepupu nya mas Randi.
"Begini mbak, waktu acara akad nikah mas Randi dan juga Mia, ada seorang tetangga kami yang di undang dan dia merekam acara akad nikah nya. Dia mengirim kan video itu pada ku karena dia melihat aku dan ibu di usir oleh wak Siti sebelum acara akad nikah itu. Mbak bisa gunakan video itu untuk menuntut mas Randi, dia kan PNS, jadi dia bisa di pecat jika mbak melapor kan perbuatan nya yang menikah secara diam - diam tanpa izin dari mbak!" Dila menjelaskan maksud nya dengan menawar kan video pernikahan mas Randi dan juga Mia.
"Bukan kah dia kakak sepupu mu sendiri, kenapa kau mau membantu ku?" Aku memancing Dila dengan sebuah pertanyaan.
"Aku tahu mbak, aku adalah sepupu nya mas Randi. Tapi menutupi dan membenarkan semua kesalahan mas Randi juga tidak benar mbak. Seandainya aku yang berada di posisi mbak, mungkin aku tidak akan sanggup mbak!" Dila berkata pada ku lagi.
"Terima kasih banyak Dil atas bantuan mu. Mbak sangat bahagia kau mengerti perasan mbak, kirim kan saja video nya melalui whatshap mbak. Mbak memang berencana membalas semua perbuatan mas Randi!" Aku pun turut senang, setidaknya aku bisa mendapat kan bukti untuk melapor kan mas Randi pada atasan nya.
"Baik mbak, aku dan ibu mendukung mu di sini, mbak jangan biar kan mereka terus memanfaatkan diri mbak! Jangan biarkan mas Randi berbahagia setelah dia dan mantan kekasih nya bersatu untuk menyakiti mbak!" Dila terus berkata untuk menyemangati ku.
"Sekali lagi, terima kasih banyak Dil. Sampai kan salam ku buat Tante Lita! Mbak mau kerja lagi, nanti Mbak kabari lagi!" Aku melihat jam di pergelangan tangan ku, sebentar lagi waktu istirahat segera berakhir.
"Iya mbak, yang kuat dan jangan mau di manfaat kan lagi, nanti aku kirim video nya!" Dila pun memutuskan panggilan telepon nya.
Setelah panggilan terputus aku melihat ada video kiriman dari Dila dan aku langsung membuka nya. Hati ku kembali perih saat melihat rekaman video itu, saat mas Randi mengucap kan ijab kabul atas nama Mia.
Air mata ku kembali mengalir dengan deras, walaupun aku kelihatan kuat di depan semua orang. Tapi sebenarnya hati ku begitu rapuh dan hancur saat melihat laki - laki yang aku cintai mengucap kan ijab kabul dengan nama wanita lain.
"Tega sekali kau mas, kau dan keluarga mu ternyata sudah merencanakan semua ini sejak dulu. Aku mencintai mu, aku bahkan melakukan apa saja untuk kebahagian mu dan keluarga mu!" Rasa sakit yang di berikan dengan sengaja oleh mas Randi dan keluarga nya telah membuat aku menjadi dendam.
"Mulai hari ini kau tidak akan menemui diri ku yang dulu mas!" Aku berguman di dalam hati.
Aku melanjutkan pekerjaan ku kembali, tapi hari ini aku tidak fokus. Aku masih terus teringat dengan penghianatan yang sudah mas Randi dan keluarga nya lakukan pada diri ku.
Aku menemui atasan ku, aku mengembalikan mobil kantor yang di berikan oleh kantor sebagai fasilitas untuk ku. Aku melakukan nya bukan tanpa alasan, mulai besok aku akan pergi ke kantor dengan mobil milik ku. Akan ku ambil kembali mobil ku dari mas Randi, terserah dia mau naik apa untuk pergi ke sekolah aku tidak perduli.
"Kita akan lihat mas, bagaimana dengan rasa gengsi mu yang terlalu tinggi. Tidak akan ku biar kan kau dan gundik menggunakan fasilitas dari orang tua ku!" Aku pun tersenyum membayangkan bagai mana muka mas Randi yang akan pergi ke sekolah besok tanpa mobil itu lagi.
'Siapa suruh menikah lagi, rasakan akibat nya mas!' Batin ku di dalam hati.
Aku pulang dengan memesan sebuah taksi online, aku tiba di rumah dan rumah dalam keadaan sepi. Ketika aku melewati kamar tamu, telinga ku menangkap suara dari dalam kamar itu yang pintu nya di biar kan setengah terbuka.
Suara itu adalah desahan Mia dan mas Randi yang membuat aku jijik mendengar nya, seperti nya mereka sengaja tidak mengunci pintu kamar ini. Aku melewati kamar ini, aku segera naik ke atas ke kamar ku.
"Benar- benar menjijik kan, seperti tidak ada waktu malam lagi!" Aku pun segera masuk ke dalam kamar ku.
Aku meletakkan tas ku di atas tempat tidur, dan aku segera masuk ke kamar mandi karena aku kebelet pipis. Tapi saat memasuki kamar mandi, aku melihat ada yang beda dengan kamar mandi ku. Di dalam bath up terdapat sisa air yang seperti nya sudah di pakai untuk berendam.
Aku memperhatikan sekeliling kamar mandi ku, peralatan mandi ku tampak berantakan, seperti nya ada yang sudah mengunakan nya.
"Kurang ajar kau Mas, kau sengaja membawa Mia mandi di sini!" Aku sangat geram saat menyadari kamar mandi ku di pakai oleh kedua manusia tidak tahu diri itu.
Aku segera turun ke bawah, aku berteriak di tengah tangga menuju ke bawah.
"Mas Randi,,,,!!! keluar kau,,,!!!" Teriak ku dengan lantang.
Tidak lama kemudian mas Randi keluar dari dalam kamar tamu dengan menggunakan celana pendek. Penampilan nya acak - acakan dan semua itu membuat aku jijik.
"Dek, kau sudah pulang? kok mas tidak dengar suara mobil mu?" Mas Randi bertanya pada ku.
Kamar tamu yang saat ini di tempati oleh mas Randi dan Mia tepat berada di sebelah garasi mobil, dan dia memang tidak mendengar suara mobil ku karena aku pulang tanpa membawa mobil itu.
"Berani nya kau membawa gundik mu mandi di kamar mandi ku mas!" Aku geram dengan perbuatan mereka.
"Mbak, aku juga istri mas Randi, aku juga berhak atas semua yang ada di rumah ini. Mulai malam ini aku yang akan tidur di kamar utama!" Mia berkata setelah dia keluar dari dalam kamar dengan hanya menggunakan selembar handuk untuk menutupi tubuh nya.
"Jangan mimpi kau bisa tidur di kamar ku, Mia. Aku tidak akan membiarkan diri mu tidur di kamar ku!" Aku melihat Mia dengan tatapan tajam.
"Mia benar dek, dia juga istri ku. Mia juga berhak tidur di kamar utama, jadi malam ini kami akan tidur di kamar utama!" Mas Randi berbicara dengan tak tahu malu.
"Ini adalah rumah ku mas, warisan dari orang tua ku. Tidak ada hak mu di dalam rumah ini. Jadi jaga sikap kalian kalau masih ingin tinggal di rumah ku. Aku bisa mengusir kalian berdua dari rumah ini!" Aku berkata sambil mengarah kan telunjuk ku tepat di wajah mereka berdua.
"Aku suami mu dek, aku juga berhak atas semua harta mu!" Mas Randi berkata dengan enteng nya.
"Jangan mimpi kamu bisa menguasai harta orang tua ku, aku bisa melapor kan perbuatan kalian dan aku pastikan kau akan di pecat dari jabatan yang sangat kau bangga kan itu!" Aku mengancam mas Randi.
"Dek,,,,,!!!"
"Sekali lagi kau dan istri mu berani memasuki kamar ku, kau akan tahu akibat nya!" Aku pun berlalu dari hadapan kedua manusia tidak tahu diri itu. Aku tidak ingin berdebat terlalu lama dengan kedua manusia tidak tahu diri itu.
Aku dengar mereka berdua memaki ku, tapi aku tidak menggubris nya. Aku segera kembali ke kamar ku dan mengunci pintu nya dari dalam.
Aku tidak akan membiarkan mereka bersikap semena - mena terhadap diri ku lagi.