NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Tuan Agra

Gadis Kesayangan Tuan Agra

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:613k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nurmay

Bagaimana rasanya di tinggalkan untuk selamanya di hari pernikahan. Hari yang harusnya membuat bahagia, namun itu membuat luka.

Dan gadis cantik itu pun harus menerima cacian dan makian, juga di cap sebagai gadis pembawa sial.

Lalu tiba-tiba, ada seorang laki-laki yang bersedia menikahinya agar membuang kesialan itu. Laki-laki yang tidak dia kenal sama sekali, tiba-tiba menjadi suaminya.

Siapakah Laki-laki itu? Dan bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka? Apakah cinta akan tumbuh di hati mereka?

Simak yuk, hanya di Novel ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurmay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Pembawa Sial

Di sebuah pedesaan yang asri, tepatnya di kediaman keluarga Gunawan, sudah berhiaskan pernak pernik pernikahan, didekor dengan sedemikian rupa indahnya. Tetapi penghuni rumah bukan berbahagia melainkan suara isakan tangis lah yang saling bersahutan.

Suasana penuh bahagia itu sudah tidak ada lagi di sana. Bendera kuning pun sudah di kibarkan di beberapa sisi rumah. Pelayat berdatangan setelah mendengar sebuah berita yang di gaungkan dari surau desa.

Seorang gadis sedang tertunduk dengan pilu karena di hadapannya terdapat sebuah jenazah pria yang di cintainya, di kelilingi sanak keluarga dan para tamu yang semestinya datang untuk turut berbahagia tapi harus menyampaikan kata berbelasungkawa.

Kiran Wulandari, nama gadis yang seharusnya menjadi ratu semalam di hari pernikahannya, kini menjelma menjadi gadis yang penuh duka. Dengan gaun pernikahan serba putih lengkap dengan riasan wajah yang cantik, Kiran malah membanjirinya dengan air mata yang terus saja mengalir bebas.

Kiran merasa menjadi gadis yang membawa sebuah kesialan dan itu yang di percayai oleh warga desa. Apabila seorang gadis di tinggalkan oleh kekasihnya tepat di hari pernikahan akan di cap sebagai gadis pembawa sial!

Bukan hanya orang lain, bahkan keluarga sendiri pun akan berpikiran seperti itu. Dan itu terbukti saat ini juga, sang ayah dari Kiran sudah bertolak pinggang setinggi dada dengan membawa sebuah tas besar yang berisikan baju-baju milik Kiran.

Sungguh, penderitaan Kiran sudah sangat lengkap. Kekasihnya yang meninggal di hari pernikahan mereka, dan sang Ayah yang sudah bersiap akan mengusirnya karena menganggap dirinya sebagai gadis pembawa kesialan.

“Kau bisa pergi, sebelum aku menyeret mu keluar!” Usir Gunawan pada anak gadisnya.

“Ayah... Dia itu anak kita, kenapa Ayah setega ini,” bela Dini, sang ibu dari Kiran.

“Ibu enggak perlu ikut campur, dia memang anak kita, tapi dia akan membawa kesialan untuk kedepannya.” Kiran yang mendengarnya hanya bisa menangis tersedu-sedu, rasa sakit itu sangat nyata, bukan hanya orang lain yang mencercanya bahkan ayah kandung sendiri pun ikut menghinanya.

“Benar Gun, kamu sudah mengambil keputusan yang tepat. Jika anakmu masih tinggal di desa ini, akan di takutkan datangnya bala,” timpal salasatu warga desa yang berbicara menurut kepercayaan orang-orang di sana.

“Lalu, bagaimana caranya dia bisa terlepas dari kesialan itu?” Suara barinton terdengar dari belakang kerumunan orang.

Semua mata tertuju padanya, memicing dengan heran, siapakah laki-laki ini? Kenapa nampak asing.

Seorang pria paruh baya segera mendekat ke arah laki-laki itu, matanya terbelalak dengan senyum yang sumringah lalu berkata, “Tuan Agra! Wah selamat datang di desa kami. Hei kalian... beliau ini adalah Tuan tanah serta pemilik perkebunan sawit tempat kalian bekerja!” ucap pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala desa disana dengan suara yang menggebu-gebu.

“Aku tanya sekali lagi, bagaimana caranya agar kesialan gadis itu menghilang.” Lelaki bernama Agra itu mengulang kembali pertanyaannya dengan nada yang begitu lantang.

“Tuan, hanya ada satu cara. Bila ada pemuda yang siap menampung kesialan si gadis. Dengan cara menikahinya tepat di hari ketujuh dari sekarang,” jelas kepala desa itu.

“Baik kalau begitu, biar aku yang akan menikahinya, sekarang juga! ” Tegas Agra begitu lantang yang tentunya membuat semua orang terbelalak kaget.

Semua pelayat ricuh karena mendengar langsung ucapan Agra, begitu juga Gunawan dan Dini. “Anda jangan main-main, ini bukanlah sebuah guyonan.” Gunawan pun menyela.

“Apa saya terlihat main-main? Tapi dengan syarat, Anda atau siapapun itu yang berasal dari desa ini, tidak boleh berhubungan dengannya. Karena aku akan membawa dia pergi jauh dari sini.”

“Izinkan aku menikahi mu, menggantikan posisinya walaupun tanpa cinta darimu.” Alex menatap langsung netra Kiran.

Pernikahan pun terjadi, walaupun jenazah sang kekasih masih terbujur di ruangan lain. Dengan berat hati Kiran pun mengikuti rangkaian adat pernikahan sesuai kepercayaan di sana.

“Reza... maafkan aku...” lirih Kiran yang terus melirik ke arah ruangan yang terdapat jenazah kekasihnya.

Acara demi acara sudah Kiran lakukan. Tibalah saatnya Agra akan membawanya, tapi Kiran memohon agar menunda kepergian mereka sebelum acara pemakaman Reza benar-benar selesai.

“Dimana harga dirimu? Mereka tidak ada yang menginginkanmu ada disini.” Jelas Agra membuat Kiran tertunduk sedih walaupun itu benar adanya.

Agra meraih tangan Kiran, beranjak dari sana, dan di susul dengan Dini yang juga ikut bangun dari duduknya. “Nak Agra... Bisa kau beri waktu sebentar lagi,” ucap Dini dengan memohon.

“Nak? Aku bukan anak mu! Panggil aku, Tuan!”

“Hei anak muda, Anda jangan kurang ajar! Dia ibu dari gadis yang kau nikahi!” Sambar Gunawan dengan kesal karena sikap Agra yang arogan.

“Gadis yang ku nikahi tidak memiliki siapapun, dia adalah anak sebatang kara setelah kalian tidak lagi menerimanya!”

“Kalau kau memang ibunya, kau akan bertarung sampai darah penghabisan agar anak mu tidak terusir dari rumahnya sendiri, tapi tidak! Kau hanya bisa menunduk patuh dengan ucapan suami mu! Ayok!!” Agra menarik Kiran dan membawa nya dari sana. Menyeretnya sampai ke depan mobil miliknya tanpa mempedulikan tangisan Kiran yang berontak meminta di lepaskan.

...

Di sebuah rumah yang megah, Agra membawa Kiran kesana, yang dapat dipastikan bahwa rumah itu adalah milik dirinya. Masih terdengar suara isakan lirih dari Kiran tapi Agra tidak mempedulikan itu.

Dengan sikap dinginnya, Agra membukakan pintu mobil dan meraih tangan Kiran. Bukan, bukan menyeretnya seperti tadi, tapi kali ini lebih tepatnya, menggandeng Kiran sampai masuk ke dalam rumah dan sebuah kamar.

Tangan yang hangat dan lembut, sedikit membuat Kiran berdebar, pasalnya lelaki yang saat ini tengah menggenggam tangannya, lelaki yang sama sekali tidak ia kenal tapi sudah menjadi suaminya.

Lelaki yang rela menanggung kesialan seperti yang di katakan warga desanya. Tapi Kiran masih tidak mengerti, kenapa Agra mau melakukan itu semua, dan siapa Agra?

Di sela-sela lamunannya, Kiran pun tersadar kalau dia sudah ada di dalam sebuah kamar dan tangannya yang sudah terlepas dari genggaman Agra.

Kiran hanya diam di sisi samping ranjang sembari memperhatikan Agra yang tengah menutup gorden besar yang ternyata masih terbuka lebar.

“Kamu istirahat dulu. Aku akan memanggil mu setelah makanan siap,” kata Agra sembari berlalu pergi.

Tidak ada sahutan dari Kiran, karena dia juga masih canggung bagaimana berinteraksi dengan lelaki yang tiba-tiba menjadi suaminya itu. Bahkan dia juga lupa namanya walaupun saat ijab kabul tadi ia mendengar jelas nama itu.

Kiran duduk di tepi ranjang, ingatannya masih melayang pada jazad kekasih tercintanya, pria yang selama ini bersama dengannya sampai ketika akan mewujudkan impian mereka bersatu di pelaminan, tapi impian itu tiba-tiba sirna karena tewasnya Reza yang secara tiba-tiba.

Kepalanya mengadah ke atas, seorang diri di sebuah ruangan membuat dia terus mengingat tragedi naas itu, terlebih lagi harus menerima cercaan dengan menyebut dirinya sebagai gadis pembawa sial, dan itu pun keluar sendiri dari mulut sang Ayah.

Cinta pertamanya, orang yang dahulu dia anggap malaikat hidupnya, orang yang begitu penting untuknya. Tiba-tiba menghancurkan perasaannya hanya karena sebuah mitos yang berkembang di desanya.

“Ayah... Kenapa kau begitu tega,” lirih Kiran yang kembali meneteskan air matanya. Hatinya yang hancur karena ucapan sang ayah masih amat terasa perih. Dadanya ia tekan keras-keras berharap rasa sakit itu sedikit berkurang tapi malah semakin membuat nya sesak.

1
Ila Lee
bagus Arga kasian Kiran dikira wanita simpanan kamu ternyata isteri tuan Arga ya mampus mereka yg sering meburuk2 Kiran
Ila Lee
sepupu tak punya sopan santun ketuk pintu dulu lh kn bilik tidur privasi
Ila Lee
akhirnya belah duren semangat thir
Ila Lee
siapa org itu ya pemasaran apa Arga yg penyebab kemati Reza
Ila Lee
hahaha Thor sakit perut aku lucu masa tersepit burungnya Arga🤣🤣🤣🤣
Ila Lee
sama Thor aku dari Malaysia tak faham gigi taring mungkin
Ila Lee
alhamdulillah akhirnya Arga ckp juga mencintai kiran
Ila Lee
kiran org degil juga
Ila Lee
nampak PON tak apa kn sudah sah suami isteri
Ila Lee
Kiran ckp lh dia suamiku kak edo
Ila Lee
lanjut lh kiran
Ila Lee
beruntung kamu Kiran di selamat kn org yg baik
Susanti M.S
jamur kulit panu kadas kurap kutu kupret🤣🤣🤣🤣
arzetti azra
Luar biasa
anti sinetron suara hati istri
bukannya d pesawat ngga bisa nyalain data d hp yach,harusnya mode pesawat,abong carita🤦‍♀
Mia Camella
aduh apakah olive akan bersekutu sama sari
Chris Antono
Luar biasa
Artiana S
smoga baik2 saja
Artiana S
Luar biasa
Artiana S
lanjut kiran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!