Gadis Kesayangan Tuan Agra

Gadis Kesayangan Tuan Agra

Gadis Pembawa Sial

Di sebuah pedesaan yang asri, tepatnya di kediaman keluarga Gunawan, sudah berhiaskan pernak pernik pernikahan, didekor dengan sedemikian rupa indahnya. Tetapi penghuni rumah bukan berbahagia melainkan suara isakan tangis lah yang saling bersahutan.

Suasana penuh bahagia itu sudah tidak ada lagi di sana. Bendera kuning pun sudah di kibarkan di beberapa sisi rumah. Pelayat berdatangan setelah mendengar sebuah berita yang di gaungkan dari surau desa.

Seorang gadis sedang tertunduk dengan pilu karena di hadapannya terdapat sebuah jenazah pria yang di cintainya, di kelilingi sanak keluarga dan para tamu yang semestinya datang untuk turut berbahagia tapi harus menyampaikan kata berbelasungkawa.

Kiran Wulandari, nama gadis yang seharusnya menjadi ratu semalam di hari pernikahannya, kini menjelma menjadi gadis yang penuh duka. Dengan gaun pernikahan serba putih lengkap dengan riasan wajah yang cantik, Kiran malah membanjirinya dengan air mata yang terus saja mengalir bebas.

Kiran merasa menjadi gadis yang membawa sebuah kesialan dan itu yang di percayai oleh warga desa. Apabila seorang gadis di tinggalkan oleh kekasihnya tepat di hari pernikahan akan di cap sebagai gadis pembawa sial!

Bukan hanya orang lain, bahkan keluarga sendiri pun akan berpikiran seperti itu. Dan itu terbukti saat ini juga, sang ayah dari Kiran sudah bertolak pinggang setinggi dada dengan membawa sebuah tas besar yang berisikan baju-baju milik Kiran.

Sungguh, penderitaan Kiran sudah sangat lengkap. Kekasihnya yang meninggal di hari pernikahan mereka, dan sang Ayah yang sudah bersiap akan mengusirnya karena menganggap dirinya sebagai gadis pembawa kesialan.

“Kau bisa pergi, sebelum aku menyeret mu keluar!” Usir Gunawan pada anak gadisnya.

“Ayah... Dia itu anak kita, kenapa Ayah setega ini,” bela Dini, sang ibu dari Kiran.

“Ibu enggak perlu ikut campur, dia memang anak kita, tapi dia akan membawa kesialan untuk kedepannya.” Kiran yang mendengarnya hanya bisa menangis tersedu-sedu, rasa sakit itu sangat nyata, bukan hanya orang lain yang mencercanya bahkan ayah kandung sendiri pun ikut menghinanya.

“Benar Gun, kamu sudah mengambil keputusan yang tepat. Jika anakmu masih tinggal di desa ini, akan di takutkan datangnya bala,” timpal salasatu warga desa yang berbicara menurut kepercayaan orang-orang di sana.

“Lalu, bagaimana caranya dia bisa terlepas dari kesialan itu?” Suara barinton terdengar dari belakang kerumunan orang.

Semua mata tertuju padanya, memicing dengan heran, siapakah laki-laki ini? Kenapa nampak asing.

Seorang pria paruh baya segera mendekat ke arah laki-laki itu, matanya terbelalak dengan senyum yang sumringah lalu berkata, “Tuan Agra! Wah selamat datang di desa kami. Hei kalian... beliau ini adalah Tuan tanah serta pemilik perkebunan sawit tempat kalian bekerja!” ucap pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala desa disana dengan suara yang menggebu-gebu.

“Aku tanya sekali lagi, bagaimana caranya agar kesialan gadis itu menghilang.” Lelaki bernama Agra itu mengulang kembali pertanyaannya dengan nada yang begitu lantang.

“Tuan, hanya ada satu cara. Bila ada pemuda yang siap menampung kesialan si gadis. Dengan cara menikahinya tepat di hari ketujuh dari sekarang,” jelas kepala desa itu.

“Baik kalau begitu, biar aku yang akan menikahinya, sekarang juga! ” Tegas Agra begitu lantang yang tentunya membuat semua orang terbelalak kaget.

Semua pelayat ricuh karena mendengar langsung ucapan Agra, begitu juga Gunawan dan Dini. “Anda jangan main-main, ini bukanlah sebuah guyonan.” Gunawan pun menyela.

“Apa saya terlihat main-main? Tapi dengan syarat, Anda atau siapapun itu yang berasal dari desa ini, tidak boleh berhubungan dengannya. Karena aku akan membawa dia pergi jauh dari sini.”

“Izinkan aku menikahi mu, menggantikan posisinya walaupun tanpa cinta darimu.” Alex menatap langsung netra Kiran.

Pernikahan pun terjadi, walaupun jenazah sang kekasih masih terbujur di ruangan lain. Dengan berat hati Kiran pun mengikuti rangkaian adat pernikahan sesuai kepercayaan di sana.

“Reza... maafkan aku...” lirih Kiran yang terus melirik ke arah ruangan yang terdapat jenazah kekasihnya.

Acara demi acara sudah Kiran lakukan. Tibalah saatnya Agra akan membawanya, tapi Kiran memohon agar menunda kepergian mereka sebelum acara pemakaman Reza benar-benar selesai.

“Dimana harga dirimu? Mereka tidak ada yang menginginkanmu ada disini.” Jelas Agra membuat Kiran tertunduk sedih walaupun itu benar adanya.

Agra meraih tangan Kiran, beranjak dari sana, dan di susul dengan Dini yang juga ikut bangun dari duduknya. “Nak Agra... Bisa kau beri waktu sebentar lagi,” ucap Dini dengan memohon.

“Nak? Aku bukan anak mu! Panggil aku, Tuan!”

“Hei anak muda, Anda jangan kurang ajar! Dia ibu dari gadis yang kau nikahi!” Sambar Gunawan dengan kesal karena sikap Agra yang arogan.

“Gadis yang ku nikahi tidak memiliki siapapun, dia adalah anak sebatang kara setelah kalian tidak lagi menerimanya!”

“Kalau kau memang ibunya, kau akan bertarung sampai darah penghabisan agar anak mu tidak terusir dari rumahnya sendiri, tapi tidak! Kau hanya bisa menunduk patuh dengan ucapan suami mu! Ayok!!” Agra menarik Kiran dan membawa nya dari sana. Menyeretnya sampai ke depan mobil miliknya tanpa mempedulikan tangisan Kiran yang berontak meminta di lepaskan.

...

Di sebuah rumah yang megah, Agra membawa Kiran kesana, yang dapat dipastikan bahwa rumah itu adalah milik dirinya. Masih terdengar suara isakan lirih dari Kiran tapi Agra tidak mempedulikan itu.

Dengan sikap dinginnya, Agra membukakan pintu mobil dan meraih tangan Kiran. Bukan, bukan menyeretnya seperti tadi, tapi kali ini lebih tepatnya, menggandeng Kiran sampai masuk ke dalam rumah dan sebuah kamar.

Tangan yang hangat dan lembut, sedikit membuat Kiran berdebar, pasalnya lelaki yang saat ini tengah menggenggam tangannya, lelaki yang sama sekali tidak ia kenal tapi sudah menjadi suaminya.

Lelaki yang rela menanggung kesialan seperti yang di katakan warga desanya. Tapi Kiran masih tidak mengerti, kenapa Agra mau melakukan itu semua, dan siapa Agra?

Di sela-sela lamunannya, Kiran pun tersadar kalau dia sudah ada di dalam sebuah kamar dan tangannya yang sudah terlepas dari genggaman Agra.

Kiran hanya diam di sisi samping ranjang sembari memperhatikan Agra yang tengah menutup gorden besar yang ternyata masih terbuka lebar.

“Kamu istirahat dulu. Aku akan memanggil mu setelah makanan siap,” kata Agra sembari berlalu pergi.

Tidak ada sahutan dari Kiran, karena dia juga masih canggung bagaimana berinteraksi dengan lelaki yang tiba-tiba menjadi suaminya itu. Bahkan dia juga lupa namanya walaupun saat ijab kabul tadi ia mendengar jelas nama itu.

Kiran duduk di tepi ranjang, ingatannya masih melayang pada jazad kekasih tercintanya, pria yang selama ini bersama dengannya sampai ketika akan mewujudkan impian mereka bersatu di pelaminan, tapi impian itu tiba-tiba sirna karena tewasnya Reza yang secara tiba-tiba.

Kepalanya mengadah ke atas, seorang diri di sebuah ruangan membuat dia terus mengingat tragedi naas itu, terlebih lagi harus menerima cercaan dengan menyebut dirinya sebagai gadis pembawa sial, dan itu pun keluar sendiri dari mulut sang Ayah.

Cinta pertamanya, orang yang dahulu dia anggap malaikat hidupnya, orang yang begitu penting untuknya. Tiba-tiba menghancurkan perasaannya hanya karena sebuah mitos yang berkembang di desanya.

“Ayah... Kenapa kau begitu tega,” lirih Kiran yang kembali meneteskan air matanya. Hatinya yang hancur karena ucapan sang ayah masih amat terasa perih. Dadanya ia tekan keras-keras berharap rasa sakit itu sedikit berkurang tapi malah semakin membuat nya sesak.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wah.. bab awal sambutanya luarbiasa.. memancing emosi.. ada bapak kelakuannya ke Gunawan itu.. ank tertimpah musibah mala di usir, dicemooh.. gak waras kali dia.. dulunya si bapak² ini gak pernah makan bangku sekolahan, gak pernah nyemilin kapur makanya otaknya kolot bin lemot... 🙄🙄

2023-12-26

0

Iis Andriawan

Iis Andriawan

hadir

2022-12-13

0

hanum hakim

hanum hakim

mampir thor

2022-12-12

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pembawa Sial
2 Agra Madava Nadindra
3 Kecupan Perdana
4 Rindu?
5 Orang Asing di Ranjang
6 Kecupan Ke-dua
7 Jangan Mengganggunya!
8 Sebuah Pilihan
9 Membatasi Diri
10 Pamit
11 Wanita Simpanan
12 Kita Selesai!
13 Salah Paham
14 Mencari ku?
15 Memastikan Semua!
16 Keadaan Yang Membaik
17 Pertama Untukku
18 Apa masih Berfungsi?
19 Kalian Sangat Mirip
20 Mr. X
21 Mental Yang Tidak Sehat
22 Kepribadian Ganda
23 Budak Cinta
24 Akhirnya...
25 Kamu Malu?
26 Aku Cemburu!
27 Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28 Cara Menghadapi Olivia
29 Ingkar Janji
30 Mengelabui yang Menggemaskan
31 Pembalasan
32 Kepekaan Agra
33 Memperkenalkan Pada semua Orang
34 Makan Malam Keluarga
35 Emosi yang Dipermainkan
36 Tolong Percaya padaku
37 Olivia bertingkah
38 Lisa yang Bawel
39 Jatah Malam Yang Hilang
40 Sudah Waktunya
41 Mas Stop!
42 Kiran Hamil?
43 Kesialan Lisa
44 Tanggung jawab?
45 Sisi lain Anas
46 Antara Anas dan Lisa
47 Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48 Kiran Sakit
49 Rumor Apalagi!
50 Ayo! Kita Jaga Jarak!
51 Saling Percaya
52 Sisi Lain Kiran
53 Siapakah dia?
54 Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55 Dilema Kiran
56 Logika Agra
57 Jangan Banyak Cemburu
58 Suami Yang Kaya Raya!
59 Hujan yang Menjadi Saksi
60 Jurus Baru AGRA
61 Liburan / Honeymoon
62 Syok!
63 Tragedi
64 PETAKA
65 Syukurlah...
66 Rekaman CCTV
67 Tidak dapat Berpura-pura
68 Telat dua Langkah
69 I Want U So Bad, Kiran!
70 Tom, Jerry ?
71 Sejauh apa Hubungan kita?
72 Gagal Kelonan
73 Anak?
74 Kau Harus Ikut!
75 Fobia Ketinggian
76 Bisa DiCoba
77 Maafkan Kiran ya Mas...
78 Lancang Memang, tapi…
79 Debaran tiada Henti
80 Kita Harus Pergi
81 Botol Kaca mematikan.
82 Bukan Saatnya
83 Amarah Menguasai
84 Sangat Membenci Penghianat
85 PIKTOR
86 Tidak Rela Berbagi
87 Harus Kembali
88 PERINGATAN yang di ABAIKAN
89 Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Gadis Pembawa Sial
2
Agra Madava Nadindra
3
Kecupan Perdana
4
Rindu?
5
Orang Asing di Ranjang
6
Kecupan Ke-dua
7
Jangan Mengganggunya!
8
Sebuah Pilihan
9
Membatasi Diri
10
Pamit
11
Wanita Simpanan
12
Kita Selesai!
13
Salah Paham
14
Mencari ku?
15
Memastikan Semua!
16
Keadaan Yang Membaik
17
Pertama Untukku
18
Apa masih Berfungsi?
19
Kalian Sangat Mirip
20
Mr. X
21
Mental Yang Tidak Sehat
22
Kepribadian Ganda
23
Budak Cinta
24
Akhirnya...
25
Kamu Malu?
26
Aku Cemburu!
27
Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28
Cara Menghadapi Olivia
29
Ingkar Janji
30
Mengelabui yang Menggemaskan
31
Pembalasan
32
Kepekaan Agra
33
Memperkenalkan Pada semua Orang
34
Makan Malam Keluarga
35
Emosi yang Dipermainkan
36
Tolong Percaya padaku
37
Olivia bertingkah
38
Lisa yang Bawel
39
Jatah Malam Yang Hilang
40
Sudah Waktunya
41
Mas Stop!
42
Kiran Hamil?
43
Kesialan Lisa
44
Tanggung jawab?
45
Sisi lain Anas
46
Antara Anas dan Lisa
47
Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48
Kiran Sakit
49
Rumor Apalagi!
50
Ayo! Kita Jaga Jarak!
51
Saling Percaya
52
Sisi Lain Kiran
53
Siapakah dia?
54
Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55
Dilema Kiran
56
Logika Agra
57
Jangan Banyak Cemburu
58
Suami Yang Kaya Raya!
59
Hujan yang Menjadi Saksi
60
Jurus Baru AGRA
61
Liburan / Honeymoon
62
Syok!
63
Tragedi
64
PETAKA
65
Syukurlah...
66
Rekaman CCTV
67
Tidak dapat Berpura-pura
68
Telat dua Langkah
69
I Want U So Bad, Kiran!
70
Tom, Jerry ?
71
Sejauh apa Hubungan kita?
72
Gagal Kelonan
73
Anak?
74
Kau Harus Ikut!
75
Fobia Ketinggian
76
Bisa DiCoba
77
Maafkan Kiran ya Mas...
78
Lancang Memang, tapi…
79
Debaran tiada Henti
80
Kita Harus Pergi
81
Botol Kaca mematikan.
82
Bukan Saatnya
83
Amarah Menguasai
84
Sangat Membenci Penghianat
85
PIKTOR
86
Tidak Rela Berbagi
87
Harus Kembali
88
PERINGATAN yang di ABAIKAN
89
Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!