NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Kagum]

Namanya Cheryl Arsya Kiehl Miller, saat ini gadis cantik berusia delapan belas tahun itu sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu universitas ternama negara London Inggris.

Hari demi hari Cheryl lalui dengan riang kegembiraan, persahabatan, dan tak lupa pula cinta terpendam.

"Lo mau kemana?" Ciko nama gadis itu, Ciko teman baik Cheryl sedari masih SMA. Di negara ini pun mereka tinggal di apartemen yang sama.

Yah, unit apartemen biasa, bukan Penthouse seperti kebiasaan anak orang kaya. Cheryl putri cantik semata Dhyrga ini memang sesederhana itu.

"Gue mau ke, ..."

"Dateng ke lapangan basket lagi hah?" Ciko memotong tak suka.

Sudah menjadi kebiasaan bagi Cheryl, setiap jam pulang kuliah, Cheryl menonton latihan basket senior sombong yang tidak patut dikagumi.

"Sumpah deh, Gue nggak bisa tidur kalo belum liat muka tu orang!" Sanggah Cheryl.

"Serah Lo deh." Cemberut, Ciko mengemasi buku-buku miliknya. Kemudian membiarkan sahabat seperjuangan ngeluyur begitu saja.

Cheryl tersenyum, langkah larinya menjadi pusat perhatian semua pria yang terkagum dengan kepribadian dan kecantikan alaminya.

Cerdas, cantik, seksi, baik, terlebih dia juga satu-satunya anak perempuan dari CEO tampan pengembang real estate. Bibit bebet bobot Cheryl mencapai penilaian sempurna.

Seperti biasa Cheryl berhenti di depan mesin minuman. Ia menggesekkan kartu kredit setelah menekan beberapa tombol.

Satu kaleng minuman dingin tergelincir ke bawah. Cheryl mengambilnya untuk kemudian dibawa masuk ke dalam lapangan basket kampusnya.

Gema teriakan para pemuda mulai terdengar di telinga, Cheryl duduk pada salah satu kursi stadion. Bibirnya tersenyum, tangannya menyangga dagu, ia menatap kagum pemuda tampan yang saat ini berlarian sambil memainkan bola oranye.

Badai Laksmana, nama pemuda berparas tampan berusia dua puluh tahun itu. Hidung mancung, bibir manis, kulit putih bersih, wajah oriental khas Asia. Tubuhnya tinggi bidang, tak dipungkiri Badai sangatlah rupawan.

Badai lahir dan besar di Indonesia, dari SMP, SMA mereka satu sekolah, kini keduanya kuliah di kampus dan negara asing yang sama.

Ini bukan kebetulan semata, Cheryl selalu mencari tahu di mana Badai melanjutkan pendidikan lalu mengikutinya.

"Ekm Ekm, tu minuman buat Gue?"

"Eh, ..." Cheryl menoleh pada pria tinggi rupawan yang duduk di sisinya.

"Kak Sandy." Cheryl menyengir pada sahabat setia Badai Laksmana.

"Tu minuman buat Gue? Atau masih sama, buat dia?" Sandy mengulang pertanyaan.

"Buat dia dong." Cheryl menyengir kembali. Sungguh manis senyum nyengir seorang Cheryl. Sandy akui, ia tertarik pada gadis ini.

Sandy mengikat tali sepatu sembari bergumam pelan. "Badai udah tahu setiap hari Lo pasti dateng beliin minuman buat dia, tapi sejauh ini dia nggak respon ke Lo kan?" Tanyanya.

Cheryl menggeleng. "Nggak apa-apa kok, Cheryl nggak ngarep banyak. Cukup diterima aja minuman Cheryl, Cheryl bahagia kok." Katanya.

"Lo kagum? Atau mencintai?" Kembali Sandy menoleh pada gadis cantik itu.

"Hehe." Cheryl menyengir. Pertanyaan Sandy cukup menyentil cengiran gigi putihnya. "Apa pun namanya, Cheryl suka sama Badai."

"Jadi?"

"Titip lagi." Seperti biasanya Cheryl menyodorkan kaleng minuman pada Sandy.

"Ok." Setelah siap dengan tali sepatu yang terikat rapi, Sandy mengacak kecil puncak kepala gadis itu, ia berdiri membawa serta minuman kaleng milik Cheryl untuk diberikan pada Badai.

"Badai!" Teriak Sandy. Cheryl tersenyum saat Badai menoleh padanya setelah menerima lemparan minuman dingin dari tangan Sandy.

"Semangat." Cheryl memberikan dukungan dengan mengudarakan tinju kecil.

Badai berpaling acuh. "Buat Lo aja!"

Senyum Cheryl meredup ketika Badai melemparkan minumannya pada teman yang lain. Memang dingin sekali sikap pemuda tampan itu. Setiap hari Cheryl perhatikan tapi tak pula merespon ataupun hanya sekedar membalas sedikit senyuman manisnya.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Hari sudah mulai gelap, Cheryl cukup terlambat untuk pulang. Hanya karena ingin melihat latihan fisik Badai, ia harus rela tertinggal teman-teman lainnya.

"Taksi!" Sembari menilik arloji miliknya, Cheryl berlari menuju kendaraan umum itu.

Brugh.... Buku-buku Cheryl terjatuh berserakan. Ia mendongak, cacian dingin ia dapati lewat tatapan sinis seorang Badai.

"Jalan bukan cuma pakai kaki, tapi pakai juga matamu." Suara teguran dari pemuda itu.

Mengusung tatapan tidak ramah, Badai berdiri di hadapan Cheryl. Satu persatu Cheryl memunguti buku-buku miliknya kemudian kembali berdiri tegak menatap wajah tampan idolanya. "Tapi barusan Kak Badai yang menabrak ku bukan?"

Badai tersenyum getir. "Apa aku harus minta maaf padamu?" Meski kedengarannya dingin, tapi Cheryl suka dengan sebutan aku kamu.

Cheryl menggeleng. "Tidak perlu, aku tidak gila ucapan maaf." Ujarnya.

"Taksi!" Cheryl beralih meneriaki satu lagi taksi lain yang kemudian berhenti tepat di depan tubuhnya.

Cheryl menarik handel pintu, lalu Badai meraih lengannya hingga gadis itu menoleh seketika. "Kau menyukai ku bukan?"

Pertanyaan macam apa ini. Cheryl mengulas kerut di keningnya. "Maksud mu?"

"Biasanya, orang yang menyukai laki-laki, akan rela melakukan apa pun, termasuk mengalah untuk jasa taksinya."

Cheryl mendecak lidahnya. "Hari sudah gelap, apa lagi sudah akan turun hujan. Kalau mau kita pergi sama-sama saja, bukankah apartemen kita berdampingan?" Katanya.

Badai terkekeh samar. "Jadi kau berharap aku mau duduk satu mobil dengan mu?"

"Tidak pun tak apa, tapi aku tidak akan mengalah karena aku seorang gadis, apa lagi hari sudah gelap." Cheryl masuk ke dalam taksinya, yang mana membuat Badai kesal.

"Sial!" Pemuda itu memutari mobil, segera ia memasuki pintu lainnya. Benar kata Cheryl, hari sudah mulai gelap, mungkin akan sulit mendapat taksi lain.

Cheryl tersenyum saat Badai duduk di sisinya dengan jarak yang sangat dekat. "Gitu kan enak, kita sama-sama." Tegur nya.

"Kau beruntung kali ini!” Badai bergumam lirih. Acuh dan sombong adalah perangainya.

Badai melipat tangan ke depan dada. Lantas Cheryl membuka tas selempang miliknya, ia meraih ponsel dan mengutak-atik gawai pipih.

Pesan teks berdesakan masuk, sejumlah pertanyaan khawatir dari Ciko pun telah Cheryl dapati.

Sebentar lagi akan turun hujan, seluruh media telah mengabarkan cuaca ektrim sore ini. Tapi Cheryl yakin dia akan sampai apartemen sebelum hujan turun.

"Sejak kapan kau mulai terobsesi padaku?" Setelah cukup lama saling berdiam diri Cheryl menoleh pada pemuda yang menyeletuk kan pertanyaan itu.

"Apa kau sudah tahu aku menyukai mu?"

Badai terkekeh sumbang. "Tentu saja semua orang tahu! Setiap hari kau mengikuti ku ke mana pun aku pergi."

Cheryl tergelak kecil. "Tapi kamu tidak pernah sedikitpun merespon ku. Aku kira, kamu tidak tahu."

Badai menoleh sinis. "Bukankah seharusnya kamu memanggil ku Kakak?"

Cheryl terkikik. "Baiklah, Kakak." Ucapnya cengengesan.

Berpaling lurus ke depan, Badai menarik ujung bibir. "Tidak perlu saja, Kakak lebih terdengar aneh." Ralat nya.

"Aku rasa, panggilan Sayang lebih terdengar mesra." Cheryl menyengir melihat raut kecut seorang Badai Laksmana.

"Jadi kau tidak memiliki kekasih karena seumur hidupmu hanya mengagumi ku, begitu?" Badai mencibir cucu pertama Raka Rain ini.

Cheryl mengangguk. "Mungkin iya."

"Sayangnya kamu tidak termasuk dari jajaran wanita ideal ku."

"Aku tahu." Cheryl meredup senyum, lalu matanya beralih menatap ke arah jendela.

Hujan mulai turun tipis-tipis, hatinya kian menghangat setelah kata demi kata penolakan terucap dari mulut dingin Badai Laksamana.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

...Note. Tidak seperti cerita Queen yg komedi romantis, cerita ini sedikit bikin merinding bergetar berdenyut denyut bahkan sesak juga dan tentunya berbeda dari sebelumnya....

1
AIKO
👍
Rinna Nya Fathul
Luar biasa
EndRu
terurai benang merah nya...
Laura
EndRu
eh eh
mulai posesif mazee
EndRu
ga ada baru nyadar..
kebiasaan ada jadi ga ada berasa ganjil kan Bay
Lilik Khoniah
lanjut terus jgn kasih kendor,aku cocok saja sama alurnya
Nining Wahyuningsih
karakter badai agak gak suka thor , karena pinter tapi goblok
Yuni Youn
karya yang bagus,suka baca nya runtut
FarZah Sopiah
nasib mu pintu slalu jadi kambing hitam
FarZah Sopiah
menurut kuh enggak cocok sama kepribadian nya Badai
FarZah Sopiah
hahaha Badai banget ini
FarZah Sopiah
cute ezaaa
FarZah Sopiah
emang hukuman yg paling pantas buat Badai
FarZah Sopiah
justru ini lebih syeruu
FarZah Sopiah
ikhlas kan semua nya Cheryl
FarZah Sopiah
lope you too sekebon mawar
FarZah Sopiah
siap terima kejutan
FarZah Sopiah
mana Dirga yg bijaksana
FarZah Sopiah
jangan pesimis Cheryl ayo semangat
FarZah Sopiah
dah Dig dug seer rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!