Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 01 (Revisi)
Keluar dari sebuah mension yang megah, seorang gadis cantik dengan tubuh ramping berkulit putih, menggunakan dress sexy nya menuju garasi, ditangan nya ditenteng sebuah tas branded keluaran terbaru, dengan senyum lembut nya menyapa para pelayan yang bekerja di mension nya, dialah sang nona muda FRANSISKA BIANCA, yang akrab di panggil SISKA, seorang CEO muda yang baru berusia 22 tahun. Seorang gadis yang terkenal ramah dan juga anggun, dengan senyum manis yang senantiasa menghiasi bibir indah nya.
"Pagi bi" sapa Siska
"Pagi juga non, non mau pergi ya? Gak sarapan dulu non?" Bik Minah menjawab sapaan majikan nya dengan penuh semangat
"Aku sarapan di luar aja bik, sekalian mau jemput Cella " ujar Siska
"Ya sudah, hati-hati di jalan ya non" Bik Minah menyahut dengan tenang. Sedangkan Sisca hanya menganggukkan kepalanya.
Siska memang sangat dekat dengan bik minah. karena sejak kecil, Bik Minah lah yang mengurus Siska, kedua orang tua nya terlalu sibuk dengan bisnis mereka.
Keluar dari mension, Siska langsung mengendarai mobil nya menuju rumah Cella atau ARCELLIA WINATA. Sahabat baik dan memang hanya satu-satu nya sahabat Siska.
Kedua nya selalu bersama, dimana ada siska, di situ pasti ada Cella. Setelah sampai di depan rumah Cella, Siska langsung saja menyambar ponsel nya dan menghubungi sahabat nya.
Tuut.. Tuut...
Terdengar suara dari ponsel nya, tak lama suara cempreng pun menyahut dari seberang sana, membuat Siska mengusap dada dan juga menghela nafas jengkel karena kelakuan sahabatnya itu.
"Bentar beb, gue masih pakai baju." ucap Cella.
"Hadeeh.. Bukannya lo harusnya dah siap dari tadi ya Cel?" cerocos Siska mendumel ala-ala Ibu kost yang cerewet.
"Tadi Gue ada urusan dulu beb, tunggu bentar" ujar Cella sambil mempercepat riasannya. Sedangkan Siska hanya menggelengkan kepalanya.
"Dasar gadis itu, selalu saja seenaknya. Tak pernah bisa on time" gerutunya dengan mulut yang dimajukan kedepan.
Tak lama Cella pun muncul dengan langkah riang menuju siska yang bersandar di samping pintu mobil sambil memainkan ponsel nya.
"Yuk" ucap Siska sambil membuka handle pintu mobilnya. Cella hanya mengangguk dan langsung masuk ke mobil Siska
"Lo kenapa sih beb?" tanya Cella
"Genk Crocodile bikin ulah semalam, kayaknya malam ini kita harus beraksi" ujar Siska
"Yes akhirnya. tangan gue dah gatel dari semalam pengen nabok orang" seringai tersungging di bibir Cella.
Meskipun kedua gadis itu terlihat sebagai gadis biasa dan bekerja sebagai CEO di salah satu perusahaan terbesar milik keluarganya, namun sebenarnya itu hanyalah topeng untuk menutupi pekerjaan asli mereka.
Siska dan Cella sebenarnya adalah seorang mafia. cerdik, licin, jago main siasat, jago bertarung, jago main dan merakit senjata, jg pandai dalam meramu racun.
Senyum manisnya hanyalah topeng, saat mereka beraksi, mereka adalah dua pembunuh sadis yang tak tertandingi.
Dia adalah Leader mafia BLOOD MOON yang beranggotakan 5000 orang-orang yang hebat. Bawahannya sangat pandai dalam menjinakan bom atau pun merakit bom, merakit berbagai senjata mematikan, Hacker, mata-mata dan juga ahli menyamar.
Siska mendirikan sebuah mension yang mewah dan megah di dalam hutan curam. Tak ada yang tahu keberadaan mension itu selain anggota nya sendiri. Karena akses untuk masuk kesana sangatlah rumit menggunakan sidik jari dan retina mata.
Saat ini mobil mereka melaju dengan kencang di jalanan. Siska menyetir sambil mendengarkan musik sedangkan Cella hanya menyandarkan tubuhnya di jok mobil sambil mengotak-atik ponsel nya.
"Apa kita langsung ke markas?" tanya Cella
"Kita sarapan dulu, ada hal yang harus gue omongin ke lo" ucap Siska
"Ok" jawab Cella singkat.
Akhirnya mobil Siska pun menepi di depan salah satu restaurant yang sangat terkenal dan juga mewah.
Mereka pun langsung masuk dan mengambil tempat duduk. Seorang pelayan datang membawakan menu untuk mereka dan berdiri tepat di antara Siska dan juga Cella untuk mencatat pesanan mereka.
"Sandwich dan coffee latte" ujar Siska
"Cheese omlete, zuppa soup dan lemon tea panas" ucap Cella
"Kau yakin?" tanya Siska. Cella hanya mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya.
"Untuk berdiskusi dengan mu, aku butuh asupan makanan lebih banyak agar tak cepat pingsan" ucap Cella dengan menampilkan wajah polos nya.
Sedangkan pelayan yang berada di samping mereka menahan geli mendengar alasan Cella.
Tak lama pesanan mereka berdua pun sampai. Sambil sarapan, mereka memikirkan rencana untuk membantai musuh musuh nya nanti malam.
Tiba-tiba sebuah suara menyapa mereka.
"Bu Cella, Bu Siska, sarapan disini juga?" tanya seorang wanita cantik berambut pendek, Vania Utari namanya. Dia adalah pemilik salah satu salon terbesar yang merupakan tempat langganan Cella dan juga Siska.
"Ya" jawab keduanya serempak, dengan tatapan yang datar dan acuh
"Saya senang liat bu Siska sama bu Cella, kemana-mana selalu berdua" Vania melanjutkan
"Tentu, karena kami adalah sahabat" Cella menanggapi
Vania pun langsung pergi, mata nya terlihat berkaca kaca, mengingat sahabat baik nya yang meninggal secara tragis tahun kemarin. dada nya terasa sakit, wajah nya memerah, tangan nya terkepal. sambil berjalan, dia pun bergumam
"Bersenang-senang lah, karena sebentar lagi kalian akan segera mati. aku bersumpah, aku akan membalaskan dendam sahabatku pada kalian"
Vania Utari adalah sahabat Misyella yang merupakan kekasih dari leader mafia crocodile, Vania baru saja mengetahui bahwa kematian sahabat nya adalah ulah dari Siska dan Cella, dan dia akan membalas lebih sadis lagi kepada Siska dan Cella.
"Kalian tak akan pernah bisa hidup tenang, aku pasti akan membalas perlakuan kalian berdua terhadap sahabatku" lanjut nya dalam hati sambil bergerak pergi meninggalkan restaurant.