"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Alam Bawah Sadar II
Lao Yi menempelkan jari telunjuknya di kening Shin Shui, bersamaan dengan itu, pemahaman tentang ilmu Lao Yi dan salinan dari Kitab Halilintar mulai masuk dalam pikiran Shin Shui.
Tenaga dalam yang Lao Yi berikan kepada Shin Shui pun sangat besar. Lao Yi sudah selesai dengan proses memberikan pemahamannya kepada Shin Shui, ia langsung disuruh untuk segera melakukan meditasi.
"Sekarang cepatlah kembali bermeditasi Shui'er! Selama kau bermeditasi guru jamin kau tidak akan dalam bahaya," Lao Yi menjelaskan kepada Shin Shui.
"Baik guru." Shin Shui langsung berjalan menuju air terjun dan akan melakukan meditasinya. Setelah faham tentang meditasi, tak butuh waktu lama baginya untuk menuju alam bawah sadar. Semua inderanya telah dimatikan, sehingga ia tidak bisa mendengar apapun dari dunia luar.
Lao Yi pun langsung membuat pelindung untuk Shin Shui, ia tidak ingin membuat muridnya berada dalam bahaya. Karena ia sadar, meskipun hutan ini sepenuhnya dalam pantauan dirinya, tetap saja dia khawatir.
Lao Yi sadar bahwa Shin Shui adalah harapan satu-satunya untuk menyelamatkan dunia yang saat ini sedang sangat kacau.
"Semoga berhasil Shui'er. Hanya kau muridku, dan hanya kau pula yang bisa menyelamatkan kekacauan yang saat ini sedang terjadi," ucapnya sembari menatap tempat meditasi Shin Shui.
Entah kenapa, saat mengucapkan kata itu, dirinya merasakan sesuatu yang belum ia rasakan. Rasa sedih, menyesal dan khawatir semua menjadi satu. Penyesalannya di masa lalu karena tidak mengambil murid saat ia masih muda kini mulai terasa.
Hari-hari berikutnya Lao Yi lalui seperti belum adanya keberadaan Shin Shui, namun keadaan sekarang jauh berbeda dengan yang lalu. Dulu ia terbiasa hidup sendiri, jadi tak ada teman baginya sudah biasa.
Namun setelah ada Shin Shui yang selalu bersamanya, harinya mulai berubah. Yang suasana tadinya sepi, menjadi hangat. Ia bisa bercerita, tertawa, dan bercanda dengan Shin Shui. Walaupun umur mereka terpaut jauh, namun bukanlah halangan bagi mereka berdua untuk menjalin hubungan seperti keluarga.
Tapi saat ini, kehangatan itu hilang kembali. Dia menjadi sangat-sangat kesepian, hutan dimensi goa larangan seolah tidak ada kehidupan. Angin, suara binatang, suara gemercik air seolah, menghilang semuanya.
Tapi Lao Yi sadar, ini semua demi kebaikan dirinya dan juga dunia. Jadi mau tidak mau dia harus menerima kenyataan ini dan yang akan datang nanti. Setidaknya, perjuangan yang dulu belum dia selesaikan akan segera dilanjutkan dengan penerusnya yang baru.
Lao Yi melewati hari-harinya dengan mencari sumber daya dan permata siluman untuk Shin Shui nanti. Dia akan menyiapkan semua perbekalan saat berpetualang nanti untuk muridnya tersebut. Dia memasukan semuanya ke dalam cincin ruang.
Cincin ruang mirip seperti cincin biasa, namun cincin ruang biasanya terbuat dari emas murni khusus. Kegunaan cincin ruang adalah untuk menyimpan barang-barang dan sebagainya. Seperti namanya, cincin ini memang memiliki ruangan dimensi tersendiri, semakin besar ruangannya maka semakin langka dan mahal pula harganya.
Dia berencana akan memberikan cincin ruang miliknya kepada Shin Shui, karena di dalam cincin ruangnya ada banyak tersedia sumber daya, permata siluman, pakaian pendekar pada zaman kejayaannya dulu, dan juga pusaka-pusaka tingkat tinggi. Bahkan, koin emas yang dia miliki mungkin jumlahnya lebih banyak daripada Kekaisaran Wei sendiri.
Tak terasa … Shin Shui sudah empat tahun bermeditasi dan berlatih di alam bawah sadarnya. Sejak Shin Shui mulai melakukan meditasi, Lap Yi pun tidak kesana lagi. Dia tidak ingin selalu merasa kesepian dan kesedihan, jadi dia memilih untuk tidak kesana.
Saat ini sang Surya perlahan menampakkan sinarnya, langit begitu cerah tanpa adanya awan hitam. Angin semilir lembut seolah terarah kepada Lao Yi, burung-burung di dalam hutan berkicau dengan sangat merdu.
Binatang-binatang lain pun ikut bersuara. Suasana hutan yang tadinya sepi seolah tak ada kehidupan, kini menjadi mendadak hangat dan ramai sekali.
Bahkan, perasaan Lao Yi pun entah kenapa menjadi senang, suasana hatinya menjadi gembira. Kehangatan yang entah datang darimana perlahan memasuki tubuhnya. Dia mulai bingung dengan semua kejadian saat ini.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor