NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan!

Bu Tere menghubungi Mita adiknya untuk datang pagi-pagi setelah Joni dan Doni ke sekolah. Bu Tere juga sudah mempersiapkan pakaian ganti, bedong dan kain popok untuk bayi. Mereka akan segera ke tempat bidan dimana Ema melahirkan dan langsung membawa pulang bayi itu.

"Apakah semua sudah dimasukkan ke dalam kantong?" tanya bu Tere memastikan kepada Mita.

"Sudah kak, semuanya sudah lengkap dan sudah aku cek kembali." ujar Mita lagi percaya diri.

"Ini juga keranjang bambu untuk bayinya sudah bersih dan mengkilap tanpa ada debu apapun" Jelas Mita lagi dengan bangga.

"Jangan lupa dialasi dulu dengan busa lalu dilapisi dengan kain bedong, jadi bayinya nyaman" Sahut bu Tere sembari membereskan sedikit kekacauan yang dibuat Doni kemarin.

"Sudah semua kak, kapan kita ke sana?" tanya Mita lagi dengan penasaran.

"Selesai aku bereskan rumah, kita ke sana. Mereka juga akan menunggu kita kok. Karena pak Simon tidak akan membawa bayi itu pulang. Kan bisa dilihat tetangga." jelas bu Tere lagi.

"Tapi kan, ketika dibawa ke sini juga orang-orang akan tahu. Apalagi ini hanya desa kecil yang mana tidak ada rahasia tersembunyi." cemas Mita

"Yah, nanti saja lagi dihadapi nya." jawab bu Tere dengan enteng.

"Kalau dipikirkan sekarang bisa stress kita. Jalani saja lah, kalau sudah mentok baru kita pikirkan jalan keluarnya." Sambung bu Tere.

"Tapi kalau makin tambah runyam bagaimana kak?" tanya Mita memikirkan sisi buruk nya.

"Serunyam apa sih? Toh aku akan membesarkan anak ini dengan baik. Paling dia akan mempertanyakan orangtua nya kelak. Jika kita beritahu dengan sabar dan penuh kasih, pasti dia mengerti" Jelas bu Tere.

"Ya kalau dia mengerti kak, kalau dia malah nda mau mengerti? Kalau dia justru membuat ulah?" tanya Mita lagi.

"Nanti aja dipikirkan kalau dia dewasa. Ini aja belum tau nanti anaknya tumbuh bagaimana." potong bu Tere malas berdebat.

"Yah, terserah kakak saja. Toh, nanti kakak juga yang akan mengurusnya. Aku hanya membantu menjaga dia saja." gumam Mita dalam hati.

"Ayo, kita berangkat sekarang. Semua sudah beres dan tempat bayi nya juga sudah ada." tutur bu Tere bersemangat.

...----------------...

Mereka tiba di tempat bidan itu tidak lama setelah Ema dan kedua orangtuanya selesai mengepak pakaian.

"Permisi." bu Tere mengetuk pintu kamar Ema.

"Ya, silahkan masuk." bu Dini membukakan pintu dengan mata bengkak nya.

"Bagaimana Ema? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya bu Tere ber basa-basi.

"Ya Kak, saya sehat. Bayi nya juga sehat tuh." Ema menunjuk ke arah bayi perempuan yang diletakkan di box bayi.

"Bolehkah saya menggendongnya?" tanya bu Tere lagi.

"Silahkan saja, kan dia akan segera jadi anak kakak." Sambung Ema tanpa beban.

Mita sedikit heran dengan sikap Ema, seakan tiada rasa peduli dengan anaknya sendiri. Padahal dia merasakan sakitnya melahirkan, kok bisa acuh begitu? Bukankah kata orang-orang kasih ibu akan muncul ketika mereka merasakan perjuangan melahirkan? Dan malah tidak mau berpisah dengan anaknya. Kok si Ema ini berbeda?

Tapi Mita hanya diam membisu, lebih baik tidak berkomentar apa-apa.

Bu Tere menggendong anak itu dan menimang-nimang dengan penuh kasih.

"Sudah dikaish nama belum?" tanya bu Tere lagi.

"Belum ada, tidak tahu mau dikasih nama apa, kak Tere saja yang kasih nama." jawab Ema dengan enteng lagi.

"Benar, lebih baik kamu saja Tere yang memberi nama." Timpal pak Simon

"Bagaimana kalau Nita Guntara? Dia lahir di bulan November dan dia anak dari pak Guntur." usul bu Tere ragu-ragu.

"Boleh juga, kan dia jadi anak kak Tere dan kak Guntur nantinya. Ngga ada lagi hubungan sama saya." jawab Ema dengan datar.

Tidak terlihat sedikit pun raut kesedihan atau suara yang bergetar menahan tangis.

"Baiklah, kalau begitu kita sudah bisa pulang kan? Saya tidak betah disini lama-lama." sambung Ema lagi.

"Iya, kita bisa pulang. Sekarang Nita akan kasi serahkan kepadamu ya Tere. Didiklah dia dengan baik. Kami yakin dia sudah berada di tangan yang tepat." ujar bu Dini dengan bergetar.

Hatinya pilu melihat cucunya dibawa pergi. Tapi anaknya Ema juga harus menanggung malu jika anak ini dibesarkan sendiri, bagaimana dengan masa depan Ema? Lebih baik begini memang. Nanti Ema juga bisa punya anak lagi kan?

Akhirnya mereka keluar dan berpisah menuju rumah masing-masing. Ema bahkan tidak melihat kembali ke arah sang bayi ketika keluar dari ruangan Bidan. Mita merasakan gelagat yang aneh. Tapi mungkin ini hanya perasaannya saja.

"Kak, bagaimana nanti menjelaskan kepada Joni dan Doni?" tanya Mita.

"Jawab saja keluar dari perut ibu" terang bu Tere.

Ya, anak-anak tahun 80an belum tercemar dengan internet, apapun yang dikatakan orangtua ya mereka ngikut saja.

Akhirnya Nita diletakkan di kasur bayi dalam ruangan tidur bu Tere. Dia senang ada bayi perempuan. Siang itu pak Guntur juga pulang makan siang dan disambut dengan tangisan bayi.

"Ini anaknya?" tanya pak guntur.

"Ya, cantik kan? Aku beri nama Nita Guntara. Anak dari Guntur." terang bu Tere.

"Ya, boleh juga." jawab pak Guntur.

Sebenarnya dia enggan mengadopsi anak begini. Tapi demi kebahagiaan istri, akhirnya dia mengalah. Dia juga penyayang anak-anak, jadi tidak apa-apalah pikirnya.

...----------------...

Selesai makan siang pak Guntur kembali bekerja dan saatnya anak-anak pulang sekolah. Yang paling pertama masuk ke dalam rumah adalah Doni, si ceria.

"Oe..oe.." tangis Nita.

"Lah bu, kok ada suara adek bayi?" tanya Doni heran.

"Iya, ini adek mu. Adek baru untuk Doni. Sekarang Doni jadi abang, bukan adek paling kecil lagi." jawab bu Tere.

"Loh, kok bisa tiba-tiba ada?" tanya si kecil Doni penasaran.

"Kan baru dikeluarkan tadi dari perut ibu." jawab bu Tere tenang.

"Ooo .. Begitu ya? Asik ada adek." Doni melompat-lompat dengan gembira.

Reaksi Joni sedikit datar, dia hanya melihat sekilas dan melanjutkan berganti pakaian.

Sekarang harapan bu Tere sudah terpenuhi, anaknya sudah lengkap, ada laki-laki dan ada perempuan. Keluarga kecil bahagia.

...----------------...

Tak lama saudari-saudari bu Tere juga berkunjung melihat bayi mungil itu. Semua sepupu Joni dan Doni senang memiliki saudara baru. Yang sudah SMP paham, bahwa bayi ini diambil dari suatu tempat tapi mereka tidak berani bertanya.

"Wah, ini anaknya?" tanya Bibi Suni saudari bu Tere paling tua.

"Cantik sih, tapi yakin kamu besarkan dia?" tanya Bibi Tania saudara no 2 bu Tere.

"Ya, ini anaknya. Dan aku yakin membesarkan anak ini." jawab bu Tere sedikit kesal dipertanyakan begitu. Padahal dia lagi berbahagia.

"Baguslah kalau begitu." Jawab bibi Yunita adik paling kecil.

Dalam hati mereka ada sedikit keraguan. Karena membesarkan anak sendiri pasti berbeda dengan anak adopsi. Tapi ya, pilihan masing-masing kan?

Bu Tere merasa dianggap remeh oleh saudari-saudari nya, dan bertekad akan membelikan yang terbaik bagi Nita kelak. Biar mereka melihat bagaimana dia membesarkan anak perempuan ini.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!