Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Si*lan
Bertindaklah jika dirimu terus direndahkan, ketika sudah memberi kesempatan untuk lawan diam dan pergi tapi dia masih terus berbicara, maka jalan terakhir adalah Hantem wae...
🍒🍒
•Mereka semua shock sekaligus bahagia karena melihat pewaris satu satunya keluarga itu, akhirnya membawa seorang wanita kerumah.
"Seokjin, kamu benar benar sudah menikah dengan seorang wanita?." Tanya kakek Masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Kakek, apa aku ini tidak terlihat seperti wanita?."tanya Alena
" Kamu ini ternyata bukan cuma cantik, tapi juga seorang gadis yang cerdas." Puji kakek
"Meskipun kali ini adalah pertama kali kita bertemu, kenapa aku merasa sangat familiar dengan wajahmu ya?." Tanya kakek
"Mungkin terlalu banyak orang yang wajahnya mirip denganku, hihi." Jawab Alena.
"Jadi, apakah kakek suka denganku?."tanya Alena
"Suka? Tentu saja aku sangat suka. Ini pertama kalinya anak ini membawa pasangan kerumah ini, bagaimana aku bisa tidak suka?" Ucap kakek senang
"Karena kemarin kita sudah membuat janji, bukankah sekarang sudah saatnya untuk ditepati hehe." Minnie mengadahkan kedua tangannya kepada kakek seperti sedang meminta uang jajan
"Tentu saja janji itu pasti akan aku tepati, tapi sebenarnya aku kurang yakin jika cucuku ini benar benar menikahmu.." kakek menggantung kalimatnya.
Seokjin tahu betul dengan apa yang dimaksud kakeknya ini, dia lalu mengeluarkan dua buah surat nikah yang baru saja dia dapatkan kemarin bersama Alena.
Setelah kakek dan ibu melihat surat nikah itu mereka berdua tertawa kegirangan, karena penantian mereka selama ini akhirnya berbuah manis.
"Beneran surat nikah." Ucap kakek
"Wahh benar ayah, aku benar benar tidak percaya dengan apa yang kulihat." Ibunya memeriksa dengan teliti surat nikah itu.
"Aku kira, dengan sikap cucuku yang selalu dingin terhadap wanita ini, membuatnya tidak akan menikah seumur hidup. Kamu lihatlah.." kakeknya terus menunjukan itu ke ibunya.
"Ini benar sungguhan ayah." Balas ibunya tak kalah girang.
"Alena, cepat cepat kemarilah." Ajak ibunya agar Alena bisa duduk di dekatnya dan juga kakek.
Alena lalu mengambil sebuah hadiah yang sudah disiapkan seokjin untuk diberikan kepada ibunya, namun seokjin berkata untuk tidak mengatakan kalau itu darinya.
"Ibu," panggil Alena gemas sambil berjalan kearah ibu seokjin membawa paperbag berisi hadiah itu.
"Ini hadiah kecil untukmu, jika suatu saat aku membuat kesalahan. Tolong maklumi aku ya, ini adalah pertama kalinya aku menjadi seorang istri." Alena tersenyum lebar.
"Yaampun, kamu juga membelikan hadiah untukku ternyata." Ibu seokjin menerima hadiah itu dengan senang.
"Eh, iya ini. Pakailah ini." Dia buru buru melepas sebuah gelang yang sedang dipakainya, untuk diberikan kepada Alena.
"Malam ini, kalian harus menginap disini ya. Aku punya banyak sekali hadiah untukmu." Pinta ibunya
"Aaaa makasih ibuu." Alena memeluknya erat
Mereka semua ramah, jauh dari perkiraan Alena kalau mertua akan menyeramkan.
"Ayo cepat duduk." Ucap ibu sambil menggandeng tangan Alena.
Dia lalu duduk diapit oleh ibu dan juga kakeknya seokjin, Alena seperti menemukan keluarga keduanya.
"Eh tunggu, tante. Bukankah kalian tadi berjanji, kalau aku dan.." omongannya tiba tiba di potong
"Haishh, itu hanya bercanda. Jangan menganggapnya terlalu serius Monica. Lihatlah, sekarang seokjin sudah datang dengan membawa istrinya." Ucap ibu
Monica Langsung memasang wajah paling menyebalkan. Alena tidak peduli akan hal itu karena semua orang disana membelanya.
Dia lalu mengadahkan satu tangannya dan memberikan tatapan lucu kepada kakek, dia memberi kode agar kakek segera memberikan hadiahnya.
"Eh iya. Ini adalah hadiah perkenalan untuk cucu menantuku yang cantik hahaha." Ucap kakek sambil memberikan sebuah black card kepada Alena
"Terimakasih kakek hahaha." Senyumnya mengembang cerah, semuanya jelas berbahagia kecuali Monica.
*Semua hadiah itu harusnya menjadi milikku, wanita murah*n. Awas saja kamu nanti.* Batin Monica sambil menatap Alena kesal.
//
"Nona Alena, ini mungkin menjadi pengalaman pertamamu datang kerumah ini. Aku akan mengajakmu berkeliling disini." Ajak Monica tiba tiba
*Dia seperti ingin menunjukkan, kalau dia sering datang kesini. Dia sepertinya bukan orang baik.* Batin Alena
"Jangan jangan kamu sengaja mau membawa aku ke tempat sepi, lalu berbuat jahat kepadaku kan?." Tanya Alena dengan wajah sinis.
"Tentu tidak." Monica Langsung menunjukan gelagat gugup, bagaimana wanita ini bisa tahu niatnya.
"Aku lihat, disini hanya kita yang sepertinya seumuran. Aku hanya ingin mengobrol dan Berbagi pengalaman denganmu." Jawab Monica gugup
"Baiklah kalau begitu, sayang aku mau pergi sama dia dulu." Dia meminta izin kepada seokjin
"Pergilah, jika terjadi sesuatu panggil saja aku." Jawab seokjin dingin
Monica tersenyum penuh kemenangan, ternyata semudah ini menipu Alena.
Dengan kasar dia langsung menarik tangan Alena, lalu membawanya keluar dari sana.
"Heh anak nakal, kenapa kamu tidak pergi mengikuti mereka? Bagaimana jika nanti mereka malah bertengkar?." Tanya ibunya kepada seokjin
"Itu benar." Sahut kakeknya
"Tenang saja Bu, dia bisa menyelesaikannya." Seokjin berkata yakin
"Haihh, sudah cepat susul mereka sana." Suruh ibunya..
"Ayok." Seokjin berdiri dari kursinya dan mengajak jeon untuk pergi.
//
Disisi lain, ternyata benar dugaan Alena. Wanita bernama Monica ini, tidak benar benar ingin mengajaknya berkeliling, namun dia mempunyai niat jahat.
Monica membawa Alena ke halaman belakang rumah itu, dia langsung melepaskan tangan Alena dengan kasar.
Sifatnya jelas berbeda dengan apa yang dilihatnya tadi di depan ibu dan kakeknya seokjin, dia terlihat sombong dan angkuh sekarang.
Untung saja seokjin dan jeon sudah sampai disana juga untuk mengikuti mereka, tapi dia memilih untuk tidak mendekat dan memperhatikan mereka dari kejauhan saja.
"Udah ya sandiwaranya? Sifat aslimu nggak bisa disembunyikan lagi ya?." Tanya Alena seperti meledek
"Jangan kira karena kamu sudah berhasil menikahi kak seokjin dengan cara kotormu itu, lalu kamu sekarang sudah benar benar menjadi nyonya keluarga Kim." Tegas Monica
"Dia itu hanya menganggapmu sebagai wanita pengganti diriku saja, karena sebenarnya dia tidak benar benar mencintaimu." Tambahnya dengan sifat sombong yang memang terlihat melekat di dirinya.
"Aku sih ya gakpapa ya dia nggak mencintai aku, yang pentingkan dia mencintai tubuhku." Ledek Alena, entah dapat dari mana kata kata itu. Padahal seokjin sendiri belum pernah menyentuhnya.
Jeon menahan tawanya di belakang seokjin, nyonya mudanya ini memang sangat pintar.
"Cuihhh."
"Kak seokjin itu cuma menganggapmu sebagai wanita pengh*bur, ngga ada yang istimewa. Apa kamu tahu, saat dia bersamaku. Dia memperlakukanku dengan sangat lembut diranjang." Ucap Monica dengan percaya diri
Jeon yang mendengarnya, hampir tertawa keras sambil menutup mulutnya. Karena jelas dia yang paling setia dan tau setiap kegiatan seokjin, dia tidak mungkin mau satu ranjang dengan wanita ular sepertinya.
"Oh benarkah? Memangnya dia mau ya tidur sama wanita murah*n kaya kamu?." Tanya Minnie dengan ekspresi jijik.
"Entah apa yang dia suka dari kamu." Ucap Alena sambil memutar bola matanya malas.
"Kamu." Tunjuk Monica merasa sangat marah.
Dia lalu membuka tas kecilnya dan mencari sesuatu disana, dan dapat. Dia mengambil beberapa lembar foto berukuran kecil.
"Lihatlah, aku akan membuktikan ucapanku. Aku dan seokjin memang pernah tidur bersama." Tegas Monica sambil menunjukan foto foto itu.
"Aku bahkan pernah menggugurkan anaknya." Tambahnya
Seokjin yang mendengar itu jelas tidak terima, dia hampir berlari dan keluar dari tempat sembunyi ya. Namun jeon yang menemani disana langsung menahannya.
"Tuan seokjin, jangan gegabah tuan. Kita lihat dulu, bagaimana nyonya muda menghadapinya." Ucap jeon pelan
Dengan menahan amarah, seokjin yang merasa terfitnah pun mulai kembali. Alena lalu dengan santai mengambil foto foto itu.
"Woahh, ternyata kalian berdua mainya liar banget ya?. Ck CK ck, tidak bisa. Sepertinya nanti aku harus tanya seokjin tentang ini. " Alena mulai berakting
"Gaya seperti ini, kenapa dia bisa melakukannya denganmu tapi tidak denganku? Haihhhh aku tahu." Ucap Alena sambil menepuk jidatnya
"Setiap kali dia merayuku, dia selalu melakukannya dengan lembut karena takut aku merasa tidak nyaman. Jadi dia mungkin, tidak akan pernah berani kasar padaku." Ucap Alena sambil membuang foto foto itu ketanah.
Monica yang melihatnya langsung terkejut, ternyata caranya tidak berhasil untuk membuat Alena panas.
"Dasar wanita murah*n, beraninya kamu merebut kak seokjin dariku!. Aku akan menyay*t wajahmu." Teriak Monica sambil mengeluarkan sebilah pis*u dari tasnya.
"Dia cari mati!." Ucap seokjin akan kembali berlari kearah Alena.
Tapi belum sempat dia bereaksi, Alena tentu saja dengan mudah menghindar dari serangan dadakan itu. Dia sama sekali tidak terlihat takut sedikitpun.
Dia memegang tangan Monica yang sedang mengarahkan pis*u itu ke wajahnya, lalu menamp*rnya dengan keras sampai wanita itu tersungkur ke tanah.
"Aaaa." Monica memegang pipinya yang terasa panas
"Dengar ya Alena. selain aku, tidak ada yang boleh menikah dengan kak seokjin. Jika aku tidak bisa mendapatkannya, maka kamu jangan berharap bisa mendapatkannya juga!." Tegas Monica
Karena terlanjur kesal, Alena yang memakai gaun lumayan panjang langsung mengangkat gaun itu untuk di ikatkan di pinggangnya, model gaun itu seperti duyung dengan ekor pita panjang berwarna biru yang panjang. Dia lalu mulai mendekat kearah Monica dengan kesal.
"Bukankah aku sudah memberimu kesempatan?."
Plakkkkkkk, plakkkkk
"Beraninya kamu,"
Plakkk, plakkkkk
"Malah terus terusan, menghinaku?."
Plakkkk, plakkkkk
Alena terus menamp*rnya dengan keras tanpa memberi celah untuk wanita itu pergi.
"Dasar wanita murah*n! Tolong, tolong. Siapapun tolong aku, ada wanita gil* disini." Ucap Monica berteriak.
Alena benar benar tidak perduli, dia langsung berjongkok dan menjamb*k rambut wanita itu dengan kencang.
"Aaaaa sakitttt." Monica terus meronta dan berteriak.
"Sudah tau aku terus memuk*lmu dari tadi, tapi kamu masih saja terus merendahkanku. Sepertinya kamu ini memang cari masalah!" Tegas Alena
Plakkkk, plakkkkk
Dia bahkan belum puas memberi pelajaran pada wanita itu.
"Saat keluarga Kim nanti datang, dan melihat sifat aslimu seperti ini. Aku mau lihat, apa mereka akan tetap menerimamu atau tidak." Monica terus saja mengoceh kan hal yang membuat Alena semakin murka
Alena lalu mendorongnya dengan kencang.
"Aku tidak takut jika mereka datang, ingat ya. Jika kamu berani berbuat macam macam lagi padaku, aku h*ncur*in kepalamu!." Ancam Alena
Jeon yang melihat itu dengan lucu menutup mulut dengan kedua tangannya, matanya membulat sempurna tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.
"Aku benar benar tidak menyangka, nyonya muda ternyata pintar berkelahi." Ucap jeon
Seokjin yang mendengarnya malah merasa bangga dan sedikit tersenyum. Dia lalu memilih untuk langsung menghampiri Alena.
Saat Alena akan berjalan pergi, tiba tiba dia langsung berhadapan dengan seokjin yang membuatnya langsung membalikan badan lucu.
Kakek dan ibunya juga menyusul datang kesana.
"Ada, ada apa ini?.", tanya kakeknya bingung melihat Monica sudah tergeletak dilantai dengan kondisi yang berantakan.
"Kak seokjin, Tante, kakek tolong aku. Dia, dia ingin memb*nuhku!" Monica menunjuk kearah Alena dengan wajah memelas.
Alena yang masih dengan posisi membelakangi mereka, sedang memikirkan cara agar dia bisa membantah Perkataan Monica.
"Haduh mamp*s gue." Gumam Alena
...Hallo...
...Selamat malam Senin... ...
...Belum ada dorr ya disini, di sebelah ada noh bentar lagi hhhe...