Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Masih di Coffee shop, sepasang sahabat itu masih terdiam, sambil menikmati kopi pesanan mereka.
Tiba-tiba bunyi panggilan dari telepon seluler milik Damian memecah keheningan.
Damian pun melihat panggilan tersebut, ternyata dari kekasihnya.
"Halo Assalamualaikum Al..."
(......)
"Aku lagi diluar sama Celine, ada apa Al?"
(......)
"Udah mendingan kok, tadi udah minum obat pusing juga".
(......)
"Oke take care ya sayang, maaf aku gak bisa antar ke stasiun."
Alisa mengabarkan bahwa dia langsung pulang ke Jakarta karena ada pekerjaan mendadak dari kantornya.
"Cel, kalau elo berubah pikiran, setuju kalau kita nikah, elo ngomong ya ma gue, gue ngerasa cowok terbrengsek yang merusak sahabatnya, padahal selama ini gue yang posesif ke elo jagain elo dari cowok-cowok gak jelas."
Mungkin Damian bisa dibilang cowok double brengsek, disaat dia memiliki kekasih, dia juga mengajak wanita lain untuk menikah.
"Bagaimana bisa Dam gue terima elo sedangkan elo bukan perempuan yang ada dihati elo dan bukan yang elo inginkan." gumam Celine dalam hati.
"Mending sekarang kita fokus sama tujuan hidup kita masing-masing Dam, elo tetep sahabat terbaik gue, terlepas dari apa yang udah terjadi."
"Maaf, seribu maaf mungkin gak akan bisa mengembalikan semuanya Cel." ucap Damian sendu.
Setelah menyelesaikan makan dan minumnya sepasang sahabat itu memutuskan pulang, didalam mobil milik Damian, pun tidak ada obrolan diantara keduanya.
Sampai mobil memasuki komplek Perumahan, dan berhenti di depan Rumah Celine.
"Cel, gue sayang sama elo, elo sahabat terbaik gue, gue bener-bener niat tanggung jawab Cel." ucap Damian sambil mengelus rambut Celine, yang sebenarnya sering dia lakukan tetapi sekarang entah rasanya jadi berbeda ketika dia melakukannya.
"Dam...gue tahu kejadian malam itu bukan keinginan elo, jalan kita masih panjang, gue punya cita-cita, dan elo juga punya impian."
Celine menarik nafas panjang.
"Gue gak mau terikat hubungan hanya karena dasar tanggung jawab, apalagi elo punya Alisa, elo bakal nyakitin dia Dam."
"Gak cuma Alisa yang sakit, gue dan elo pun bakalan sakit kalau kita terbelenggu sama hubungan itu Dam."
"Semoga Tuhan gak menghukum kita karena kesalahan kita, dan gak ada mahkluk gak berdosa, karena perbuatan kita."
"Cel....."
"Udah yaa gue balik dulu, terimakasih lho traktiran kopinya." ucap Celine untuk mengalihkan obrolan.
"Tumben manis, biasanya gak pernah bilang makasih." jawab Damian tersenyum miring sambil mencubit pipi Celine.
"Manis Cabe kali, gue keluar beneran nih ya, capek mau rebahan."
Celine membuka pintu mobil Damian dan langsung masuk ke Rumahnya.
Damian memandang punggung Celine yang semakin menjauh, dengan tatapan yang sulit diartikan.
Celine langsung memasuki kamarnya, badannya masih terasa lelah, pikirannya pun terasa penuh.
Saat merebahkan diri, tiba-tiba ponsel Celine berbunyi, dilayar tertulis nama Rayyan.
"Halo Assalamualaikum kak."
Rayyan (.....)
"Baik kak, aku akan siapin semuanya, terimakasih ya kak buat semua bantuannya." ucap Celine sambil menarik kedua sudut bibirnya.
Rayyan (.....)
"Waalaikumsalam."
Kabar bahagia baru saja Celine terima, Celine lulus ke tahap selanjutnya untuk masuk di salah satu Agency Model di Paris.
Dan Celine pun diterima masuk Universitas di Paris jurusan Fashion Design yang dia impikan selama ini.
"Ya memang seharusnya seperti ini, ini sudah benar."gumam Celine dalam hati.
Ini untuk kebaikan dia maupun Damian.
Walaupun semuanya tak lagi sama, Celine tetap harus melanjutkan hidupnya.