Bagaimana perasaanmu jika kamu di madu di saat pernikahanmu baru berumur sepekan? Itu yang aku alami, aku di madu, suamiku menikahi kekasihnya yang teramat di cinta olehnya.
Aku tak pernah dianggap istri olehnya, meski aku istri pertamanya. Namun cintanya hanya untuk istri keduanya
Aku menjalani pernikahan ini dengan begitu berat. mungkin ini cara ku untuk membalas kebaikan pada Ayah Mas Alan, beliau begitu baik membiayai kuliahku selalu menjaga dan melindungiku setelah Ayah dan Ibuku meninggal saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Aku tak habis pikir jika kisah hidupku akan serumit ini, di tinggal orang tua, menikah pun di madu. Sungguh tragis kisah hidupku.
Hingga akhirnya Ayah sangat membenci Mas Alan setelah tahu kelakuan anaknya, dan Ayah membawaku pergi jauh dari kehidupan Mas Alan dan Maduku setelah aku dan Mas Alan bercerai.
Cerita ini karena terinspirasi tapi bukan plagiat! Bacalah, dan temukan perbedaannya🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10. Kau anggap aku apa
"Nia bahagia Yah, apa lagi lihat Ayah sehat seperti ini. Membuat Nia semakiii...n bahagia," ku tersenyum dengan menahan sakit di dalam dada. Karna harus berbohong tentang kebahagiaan yang tak pernah ku dapat dari Mas Alan.
"syukurlah, Ayah lega mendengarnya," ucap Ayah dengan mengelus dadanya.
Malam ini kami makan bersama di meja makan. Kemarin Ayah yang masih makan di kamar sekarang sudah ikut makan di meja bersama.
"Alan besok pulang ke Jakarta dulu ya Yah," ucap Mas Alan.
"besok," tanya Ayah memastikan.
"iya besok, Nia masih di sini kok Yah," ucapnya datar.
"kenapa Nia?" tanya Ayah padaku.
"gak apa apa Yah, Nia memang dari kemarin ijin seminggu ke kantor," jawabku.
"kamu harus ikut Alan," ucap Ayah tegas.
"Nia masih ingin bersama Ayah, kalau bisa selamanya Nia di sini saja sama Ayah," jawabku, sekaligus untuk menyindir Mas Alan.
"Nia, kamu dan Alan kan suami istri. Kemana pun Alan pergi kamu harus ikut, Begitu juga sebaliknya," ucapan Ayah begitu menyentuh relung hatiku yang tengah luluh lantah. Kemana pun harus ikut, yang selalu dia ajak bukan aku melainkan Lala Yah.
"tapi Yah, Nia...," aku menunduk saat Ayah memandangku dengan wajah sedihnya.
"jadi jika Alan kembali besok, Nia juga harus ikut,"
"baik Yah," ucapku lirih. "Nia kembali ke kamar duluan ya Yah," pamitku pada Beliau.
"Nia, tunggu...," Ayah menghentikan langkahku.
"iya Yah," lirihku dengan menunduk.
"Ayah akan baik baik saja, Nia jangan terlalu memikirkan Ayah ya. Ayah mengerti perasaanmu, tapi kau seorang istri harus tetap bersama suamimu," terang Beliau.
"iya Yah, Nia besok akan ikut Mas Alan pulang," jawabku mencoba tersenyum pada Ayah.
Di kamar lagi lagi aku tak bisa membendung air mataku, ku memilih duduk di balkon kamar. Melihat bintang dan bulan seolah tersenyum padaku, seolah mereka berbicara 'Nia kau gadis kuat, kau harus kuat'.
Ku ambil gambar bulan dan bintang melalui kamera ponselku, lalu ku unggah di insta story ku. Ku cantumkan sebuah lagu milik UNGU.
Tak mungkin bagiku tuk memilikimu
Segala rasa yang pasti tak mungkin
Tuk bisa kau terima semua
Tuk bisa kunyatakan rasa, ku cinta kamu
Ketika bunga tak bermekar lagi
Dan dunia tak mungkin berputar lagi
Saat cinta tak membakar hati ini
Kau kan tahu, betapa aku mencintaimu
Betapa aku menginginkan kamu....
@waktu yang di nanti
Ya aku sadar aku mencintai Mas Alan, cinta yang tak mungkin terbalas kan. Entah sejak kapan rasa cinta ini bersemayam di hatiku.
Keesokan hari, aku dan Mas Alan berangkat ke jakarta.
"Ayah jaga kesehatannya ya," pintaku pada beliau.
"Ayah akan jaga kesehatan Ayah, kau jangan terlalu memikirkan Ayah ya," ucapnya lembut.
"bagaimana Nia tidak memikirkan Ayah, Ayah di sini sendirian Yah," ucapku dengan suara penuh kekhawatiran.
"siapa bilang Ayah sendirian, ada bibi dan suaminya di sini," ucap Ayah agar aku tak terlalu khawatir dengan beliau.
"Nia pasti akan sering nengokin Ayah di Bandung," ku mencoba tersenyum pada beliau.
"kamu baik baik di sana ya, Ayah akan selalu merindukanmu dan Ayah pasti selalu menunggu kedatanganmu," kini Ayah memeluk erat tubuhku, aku pun membalas pelukan Ayah.
"jaga Nia baik baik, dan jangan kau sakiti hatinya batinnya maupun fisiknya. Jika itu terjadi, Ayah tak akan pernah memaafkanmu Al," ancam Ayah pada Mas Alan, seakan akan Ayah merasakan apa yang ku rasakan.
Mas Alan memang tak menyakiti fisikku, tapi dia selalu menyakiti batinku. Mas Alan memang menafkahi ku secara materi tapi tidak menafkahi batinku.
"ba..baik Yah," ucapnya terbata bata.
"ingat Al, Ayah tak akan memaafkan mu jika itu terjadi," Ayah berkata sekali lagi pada Mas Alan dengan tegas.
"iya Yah, Alan tak akan menyakitinya," serasa ucapan yang terpaksa dari bibirnya.
"bagus, cepat kalian berangkat. Hati hati di jalan," ucap Ayah.
Aku dan Mas Alan meninggalkan rumah Ayah, ku menatap beliau yang melambaikan tangan dan tersenyum dari dalam mobil sampai tak terlihat lagi.
Lagi lagi di dalam mobil tak ada yang berbicara, aku dan Mas Alan sibuk pada pikiran masing masing.
Tak terasa sebentar lagi aku akan sampai di rumah. Aku akan kembali menyaksikan keromantisan dua insan yang bak Romeo dan Juliet itu.
"terima kasih, selama Ayah sakit kamu dengan telaten merawat Ayah," ucapnya tanpa menoleh ke arahku.
"itu sudah kewajiban seorang anak, aku ikhlas dan tulus merawat Ayah. Beliau harus selalu sehat, hanya beliau yang aku punya hanya beliau yang bisa menyayangiku,"
"maksudmu apa bicara seperti itu, kenapa kamu selalu merasa hanya Ayah yang kau punya? lalu kau anggap apa aku ini," teriaknya padaku.
krn lala wujud iblis berbentuk manusia.
lala sudah menghancurkan pernikahan nia dan alan.