Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lantai lima kamar dua puluh lima
suara hiruk-pikuk terdengar riuh ditelinga. para kendaraan ramai berlalu lalang di jalan raya. bau asap kendaraan juga tercium tipis ke rongga hidung aletta. ia saat ini sedang terdiam sembari menatap luar dengan kondisi jendela mobil yang terbuka.
Lucien juga begitu fokus dengan kemudinya tanpa menghiraukan aletta yang berada di mobilnya.
suasana didalam kendaraan itu begitu hening. tak ada satupun dari mereka yang memulai obrolan.
tanpa terasa setengah jam berlalu. kini mobil sport hitam itu sudah memasuki lobi apartement. Lucien mematikan mesin mobil dan bergegas membuka pintu mobil. ia pun berlalu dari mobil meninggalkan aletta yang masih berada didalam.
"ehh... si anjir. gue ditinggal? emang suami lucknut, " aletta mengumpat dengan wajah kesal. ia pun bergegas turun dan mengejar Lucien yang sudah hampir menghilang dari pandangan mata.
Lucien berhenti di depan lift. ia kemudian masuk kedalam kotak besi diikuti aletta. kemudian ia memencet nomor lima.
aletta hanya diam memperhatikan angka-angka berapa yang dipencet Lucien. ia terlalu gengsi untuk bertanya pada suaminya.
sampailah di lantai lima, lift pun berhenti. Lucien langsung keluar dengan gaya angkuhnya. kedua tangannya terselip didalam saku celana bahannya.
"ihh... si anj**g. gue ditinggal lagi, " aletta rasanya ingin menendang suaminya itu sampai terdampar di kutub Antartika.
"sampailah mereka dikamar dengan nomor dua puluh lima. Lucien menempelkan id card nya di depan pintu. setelah pintu terbuka. ia nyelonong masuk begitu saja. tanpa menghiraukan aletta.
aletta pun memasuki ruangan Lucien dengan pandangan kesana kemari menatap sekitar ruangan dengan nuansa monokrom itu.
'suamiku tajir melintir nih ceritanya' batin letta tersenyum tipis kalau melihat seluruh isi ruangan.
apartemen milik Lucien memang paling mewah diantara yang lainnya. ruangan luas dengan dinding yang hampir separuhnya kaca itu begitu tampak memukau dengan perabotan mahalnya.
bruk..
Lucien ambruk di sofa. ia merebahkan tubuhnya dengan kedua tangan terlentang. ujung matanya melirik pergerakan istrinya yang terlihat menatap kagum.
" letta.., " panggilnya. ia pun mendudukkan tubuhnya dan ber sender di sofa kulit berwarna coklat itu.
"come here, " ia melambai pada letta yang dituruti oleh letta dan mendekati Lucien.
"apa?! " tanya letta dengan wajah ketus.
"duduk!!" titah Lucien dengan wajah datar.
aletta pun duduk di sofa berseberangan dengan Lucien.
Lucien mengeluarkan selembar kertas dari laci nakas di samping sofa. kemudian menyodorkan pada aletta, " baca dan tanda tangan, " ujarnya.
aletta mengulurkan tangannya, mengambil kertas itu dan membacanya dengan teliti.
point demi point letta baca tapi tiba di point terakhir ia mengernyit kan dahi. "ini maksudnya apaan? "
"yang mana? " tanya Lucien santai sambil membuka berkas yang terletak diatas meja bening.
"maksud dari isinya. lo mau bodohin gue, gitu! " hardik aletta kencang.
"gak ada maksud sperti itu disana, " kilahnya dengan nada rendah.
"semua pekerjaan rumah dilimpahi ke gue. terus harus siap melayani suami apapun permintaannya. kalau lo minta gue tidur sama lo gimana? " tenyata aletta takut kalau ia ditiduri oleh Lucien.
"udah gue bilang gue gak nafsu. itu permintaan selain yang itu, " Lucien berkelit, tapi tatapan matanya menyorot dalam ke manik bening letta.
'tapi aku gak janji. kalau aku khilaf gak papa kan. kamu istri sah ku' batin Lucien tersenyum.
"ya udah. awas kalo berani macem-macem, " ancam letta yang mengepalkan tinjunya ke wajah lucien dengan garang.
'kok nge-gemesin sih lama-lama nih bocah'. eh...gak boleh terpesona sama anak ingusan! Lucien berbisik dalam hati.
"iya..., " sahut Lucien.
setelah letta sudah membubuhkan tanda tangan. dilanjut oleh Lucien. kemudian Lucien memberikan salinan kertas perjanjian mereka pada aletta.
"nih.. lo simpan. baca-baca isinya biar gak lupa. dan ingat... jangan mencampuri urusan pribadiku. jangan melarang teman-teman ku datang kesini, " titah Lucien yang menjabarkan perjanjian nomor dua. sedangkan perjanjian nomor satu isinya adalah Lucien akan menanggung jawapi seluruh kebutuhan aletta. memberikan sebagian gaji untuk saku aletta.
"he'um, " aletta mengangguk pelan.
"ingat.. jangan sembarangan masuk kamarku. diujung sana itu kamarmu dan jangan coba-coba kamu tunjukkan dirimu kalau teman-teman ku datang. "
"gak janji. kalau aku mau pergi atau mau makan gimana? masa harus nahan lapar, " aletta mencibir kelakuan aneh Lucien.
Lucien bangkit dari duduknya, " aku mau ke ruang kerja. jangan ganggu! " titahnya.
"siapa yang mau ganggu, " seru aletta yang sudah meninggalkan Lucien. ia berjalan ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu.
dalam diam, letta meringis kala mengingat isi perjanjian itu. ia tidak boleh mengurusi urusan pribadi baik seorang diri maupun ketika Lucien sedang bersama lupita. ketika teringat itu membuat aletta geram.
"sialan!! "
"ceritanya aku cuma dijadikan pembantunya aja gitu. cuma sebatas buku nikah doang. "
"tapi gak masalah. asal aku masih bisa melanjutkan pendidikan hingga ke universitas setelah lulus dan dapat pekerjaan aku bisa minta cerai, " aletta sudah membulatkan tekadnya.
...----------------...
siang ini bel apartemen berbunyi. Lucien meneriaki letta agar segera membuka pintu.
"iya... sabar, " letta pun berjalan ke arah pintu dan membukanya, "oh.. bibi. mari masuk bi, " ajak letta.
para maid itu memasuki ruangan seraya membawa kotak-kotak barang milik aletta. dan juga kado hadiah pernikahan yang sudah dibungkus menjadi tiga pack besar.
"nona... ini ditaruh di mana? "
"letakkan saja didalam kamar letta bi. nanti biar letta atur sendiri. " letta berjalan menuntun maid itu menuju kamarnya.
setelah membereskan barang-barang letta. ketiga maid itu berjalan ke dapur dan menyiapkan masakan diatas meja makan yang sudah mereka bawa dari mansion davian.
setelah semua tersusun rapi. para maid pun ijin pamit hendak kembali ke mansion utama.
"makasih banyak ya bi bantuannya tau aja letta udah lapar, " kelakar letta sambil terkekeh.
"ini semua kiriman dari ny. sonya nona. "
"oh... sampaikan salam buat mama ya bi. "
"iya nona. kami pamit. " para maid itupun keluar dari apartemen.
aletta menutup pintu dan berjalan ke depan pintu ruang kerja Lucien. mengetuk pintu itu,
tok... tok..
"kak... ayo makan, jam makan siang udah lewat lho, " teriak letta dari luar.
"duluan.aku belum selesai. " sahut Lucien dari dalam tanpa membuka pintu.
"hmm... ya udah. "
alhasil letta pun menikmati makan siang nya dengan lahap seorang diri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
hai.. hai.. hai... jangan lupa tinggalin jejak nya ya para readers🤗😘