Geisya adalah seorang istri yang penurut, ia selalu mempercayai Suami dalam keadaan dan dalam kondisi apa pun. Ia juga sangat baik kepada keluarga suaminya Hingga rela menghabiskan sebagian harta peninggalan orang tuanya untuk menyenangkan kelurga suaminya.
Hingga akhirnya ia baru mengetahui jika seluruh aset perusahaan peninggalan orang tuanya sudah di alihkan menjadi nama suaminya, ia di campakkan oleh keluarga suami lalu suami berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, tapi semuanya terlambat, ia di dorong oleh sahabatnya dari lantai 10 dan akhirnya meregang nyawa.
Tapi keajaiban datang, ia hidup kembali tiga tahun lalu. Ia bertekad untuk balas semua kejahatan mereka.
"Tunggu pembalasanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
Para karyawan menyaksikan pemandangan tak biasa. Gina, sosok yang dikenal ramah dan baik, diseret paksa oleh dua bodyguard kekar. Mereka merasa aneh dan Rasa penasaran. Bisikan dan tatapan bertanya-tanya memenuhi ruangan.
"Ku kutuk kau, Geisha! Ku kutuk perusahaanmu menjadi bangkrut! Ku kutuk kau jadi gelandangan! Selamanya aku tidak pernah menganggap mu sahabatku! Aku tidak kenal wanita kejam sepertimu!" teriak Gina, suaranya bergetar menahan amarah dan keputusasaan, sambil memberontak di antara cengkeraman bodyguard.
Kata-kata itu terdengar lantang di telinga para karyawan, menciptakan keheningan sesaat sebelum bisikan-bisikan kembali bergema.
Seorang karyawan, bertanya kepada rekannya, "Eh, kenapa dengan Nona Gina? Kok dia diseret? Apa jangan-jangan dia melakukan kesalahan besar dan dipecat?" tanya karyawan itu sambil menekuk alisnya.
Pertanyaan itu mewakili rasa penasaran semua orang.
"Daripada melihat Nona Gina, aku lebih suka melihat dua bodyguard tampan itu," celetuk teman karyawan tadi, matanya berbinar-binar.
"Oh my God, ganteng banget! Di mana sih Nyonya Geisha mendapatkan bodyguard seganteng itu?" Ia melanjutkan dengan suara berbisik penuh kekaguman, menunjukkan betapa terpesonanya ia dengan penampilan bodyguard tersebut, sementara nasib Gina yang tragis seakan terlupakan sejenak.
Namun, perhatian mereka kembali tertuju pada Gina saat ia diseret paksa ke depan pintu kantor dan kemudian dilempar keluar dengan kasar.
Amarah dan rasa malu membakar tubuh Gina. Ia bangkit, debu beterbangan dari pakaiannya yang kusut. Wajahnya memerah menahan amarah yang membuncah.
"Hey, Geisha! Kalau kamu berani, ayo sini duel! Jangan bersembunyi di belakang bodyguard!" teriak Gina lantang, suaranya menggema di area parkir, menantang Geisha yang masih belum terlihat.
Para karyawan hanya bisa menyaksikan Gina yang terlihat tragis itu.
Gina mencoba menerobos masuk kembali ke gedung kantor, namun dengan sigap kedua bodyguard itu menghalanginya. Salah satu bodyguard mendorongnya dengan tegas, mencegahnya masuk.
Meskipun sentuhannya tidak kasar, tekanan yang diberikan cukup kuat untuk membuat Gina terhuyung mundur.
"Anda lebih baik segera pergi dari perusahaan ini sebelum Nyonya Geisha marah!" ucap bodyguard itu dengan suara rendah namun berwibawa, nada suaranya tidak menunjukkan emosi, hanya menyampaikan perintah yang jelas dan lugas. Ia menjaga jarak profesional, tidak terpancing oleh amarah Gina.
Gina, yang sudah diliputi amarah, semakin menjadi-jadi. Ia mengabaikan peringatan bodyguard tersebut. "Alah! Kalian itu hanya babunya saja, jangan menghalangi aku!" teriaknya, jari telunjuknya menunjuk-nunjuk ke arah kedua bodyguard itu dengan penuh penghinaan.
Sikapnya yang arogan dan penuh kebencian semakin memperjelas konflik yang terjadi, menunjukkan betapa dalamnya dendam yang ia pendam terhadap Geisha.
Kedua bodyguard itu membusungkan dada, langkah mereka mendekati Gina dengan perlahan namun pasti, aura intimidasi terpancar dari tubuh mereka yang tegap. Sikap mereka yang siap siaga, seolah-olah siap bertindak jika Gina melampaui batas, menciptakan suasana tegang yang mencekam. Gina yang tadinya berani menantang, kini keberaniannya surut seketika.
Langkahnya terhenti, tubuhnya bergetar. "Ka-kalian mau apa kalian?!" suaranya terdengar gemetar, menunjukkan rasa takut yang mulai menguasainya. Keberaniannya yang sebelumnya membara kini telah padam, diganti oleh rasa takut yang nyata.
"Pergi dari sini sekarang!" bentak salah satu bodyguard, suaranya tegas dan berwibawa, menambah rasa takut Gina. Ancaman tersirat dalam intonasinya, menunjukkan bahwa mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan jika diperlukan.
Gina, dengan wajah pucat pasi, menarik napas dalam-dalam. "Awas kalian ya, tunggu pembalasan ku!" ucapnya, jari telunjuknya menunjuk kedua bodyguard itu secara bergantian, suaranya masih gemetar namun mencoba terdengar mengancam. Ia kemudian berbalik, dengan langkah tergesa-gesa masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan area perusahaan Geisha, meninggalkan teka-teki dan antisipasi akan aksi balas dendamnya di masa depan.
Di dalam mobil mewahnya, Gina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri setelah peristiwa memalukan yang baru saja dialaminya. Dengan tangan gemetar, ia meraih ponselnya dan menghubungi Aldi, kekasihnya. Nada dering ponsel mengalun di kabin mobil yang sunyi, menciptakan ketegangan yang semakin terasa.
Tuuut... Tuuut...
Tuuut... Tuuut...
Suara sambungan telepon terdengar, menciptakan jeda singkat yang menegangkan sebelum akhirnya Aldi menjawab panggilannya.
"Halo sayang, ada apa?" Suara Aldi yang lembut terdengar di seberang sana.
"Aku... aku dipecat sama Geisha sialan itu!" jawab Gina, suaranya bergetar menahan isak tangis. Kata-kata itu keluar seperti curahan hati yang telah lama terpendam.
"Apa? Kamu dipecat? Kok bisa?" Aldi terkejut, suaranya terdengar panik. Ia tidak menyangka akan mendengar kabar buruk seperti itu.
"Mana aku tahu! Tiba-tiba saja dia memecat ku dan mengusirku dari perusahaan," adu Gina, suaranya semakin terisak.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......