Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 03
Setelah di terima bekerja menjadi pembantu di keluarga Alexander Tika memperingati Clara agar meningalkan sifat cerobohnya. Memang tidak mudah tapi, Clara harus melakukannya agar dia bisa terus bekerja di istana Alexander. Jika Clara melakukan kesalahan maka dia akan kehilangan kesempatan emas agar bisa melanjutkan kuliahnya.
Gaji yang di tawarkan keluarga Alexander sangatlah besar. Jadi Clara tidak perlu pusing lagi memikirkan uang semester dan juga keperluan kuliahnya. Bahkan gaji yang di tawarkan keluarga Alexander melebihi kebutuhannya sehingga dia bisa menabung.
Clara tinggal bersama pelayan lainnya di mess yang berada di belakang mension keluarga Alexander. Karna hari ini hari pertama Clara bekerja maka kepala pelayan memberitau apa saja yang harus dia kerjakan. Sebelum berangkat kuliah dia mengerjakan seluruh pekerjaannya terlebih dulu.
Papa Tika sudah menceritakan semua tentang Clara kepada tuan dan nyonya Alexander. Mereka juga mengijinkan Clara untuk bekerja di mension mereka separuh waktu. Hal pertama yang harus Clara lakukan adalah membersihkan lantai di bagian bawah.
Clara melakukan tugasnya dengan penuh semangat. Dia bernyanyi kecil sambil mengepel lantai. Karna terlalu asik mengepel lantai Clara sampai tidak sadar jika putra keluarga Alexander berjalan mendekatinya sambil memainkan ponselnya.
Bughh...
"Aw! Kamu bisa kerja gak sih" bentak Rafi ketika pantatnya berhasil mencium lantai tepat di depan Clara.
"Maaf, Tuan! Tapi tuan sendiri yang tidak melihat jalan" ucap Clara diam menunduk.
"Kamu yang kerjanya tidak becus" ucap Rafi menatap tajam Clara.
"Tunggu! Kamu bukannya gadis yang melemparkan sepatu ke kepala saya di taman'kan?" ucap Rafi mengingat dengan jelas wajah Clara.
"Kan saya sudah bilang jika itu salah kaki saya karna melemparkan sepatunya ke kepala, Tuan!" ucap Clara dengan wajah memelasnya.
"Jadi sekarang yang mengakibatkan saya terjatuh tadi siapa?" ucap Rafi melipat tangannya di dadanya sambil menatap Clara.
"Ya lantai sama kaki tuan sendiri. Jika mau marah , marah saja sama lantai dan juga kaki tuan yang membuat tuan terjatuh" ucap Clara dengan entengnya.
"Apa kau tidak mengenal siapa saya?"
"Tidak! Memangnya kita sudah berkenalan?"
"Belum!"
"Jika belum bagaimana aku kenal sama tuan"
Mendengar ucapa Clara, Rafi nampak berpikir sejenak. Setelah itu Rafi mendecak kesal setelah sadar jika dia sedang di bodoh bodohi oleh pembantunya sendiri.
"Kamu mau membodohi saya?" ucap Rafi menatap tajam Clara.
"Memangnya tuan bodoh?"
"Kau mengatakan saya bodoh" ucap Rafi mulai kehilangan kesabarannya.
"Tidak! Aku tidak mengatakan tuan bodoh. Tapi tuan sendiri yang mengatakannya tadi" ucap Clara terus saja tidak mau kalah dengan Rafi.
"Mama... Papa..." teriak Rafi sudah hilang akal melihat kelakuan pembantunya yang membuat kepalanya pusing.
"Udah besar tapi masih anak mama papa" gumam Clara pelan sambil tersenyum kecil.
"Kamu bilang apa tadi?" ucap Rafi melangkahkan kakinya mendekati Clara.
"Tidak ada" ucap Clara gugup sambil melangkah mundur.
"Kau kira aku ini tuli apa?" ucap Rafi terus melangkahkan kakinya sambi menatap tajam Clara.
Brugh....
Arghh...
Clara yang terpeleset karna lantai yang masih basah berusah menyelamatkan diri dengan menarik tangan Rafi hingga mereka berdua terjatuh ke lantai. Yang lebih sialnya lagi Rafi tidak sengaja menendang ember yang berisi air pengepel lantai sehingga air itu membasahi celana dan juga sepatu mahalnya.
"Celanaku! Sepatuku! Kau!" teriak Rafi frustasi sambil menatap tajam Clara.
"Ha..ha.. Kamu mau cari kodok berapa, Raf?" ucap Arif Alexander papa Rafi sambil terkekeh kecil.
"Papa! Putranya terkena musibah bukannya di bantu malah di katain" ucap Ria Alexander mama Rafi.
"Mama dapat pembantu ini dari mana?" ucap Rafi penuh kekesalan sambil menghipas hipaskan celananya yang basah.
"Papanya Tika yang mengenalkannya kepada mama, Sayang. Memangnya kenapa? Clara orangnya rajin dan juga masakannya sangat enak lho" ucap Ria memuji Clara sehingga membuat telinga Clara naik sebelah.
"Tapi dia bekerja tidak becus, Ma" adu Rafi.
"Tuan sendiri yang jalan tidak lihat lihat. Tau aku lagi mengepel di sini tuan malah main lewat saja" ucap Clara membela diri.
"Kamu sih! Kebiasaan jalan sambil memainkan ponsel. Pasti karna memainkan ponsel kamu tidak melihat Clara di sini'kan?" ucap Ria tau persis bagaimana kelakuan putranya itu.
"Sudah! Kamu tidak perlu membesarkan masalah ini. Lebih baik kamu kembali bersih bersih lalu ganti baju. Setelah itu kita akan sarapan bersama, kamu harus tau bagaimana rasa masakan Clara" ucap Ronal memuji masakan Clara yang sangat pas di lidahnya.
"Kenapa papa harus menyuruhnya menyiapkan makanan untuk kita? Rafi bisa menyewa koki ternama untuk menyiapkan makanan untuk kita. Kalau kita memakan masakannya bisa bisa kita terkena sakit perut berjamaah" ucap Rafi kesal karna melihat kedua orang tuanya memuji Clara di depannya.
"Kamu belum mencobanya. Jika kamu sudah kencobanya aku yakin kamu akan ketagihan. Ayo cepat mandi sana! Papa mau berangkat ke kantor" ucap Ronal mendorong tubuh Rafi menuju kamarnya.
"Ia.. Ia.. Rafi bisa sendiri" ucap Rafi melangkahkan kakinya.
Baru beberapa langkah Rafi kembali menghentikan langkahnya lalu menatap Clara dengan perasaan penuh kekesalan.
"Awas kamu ya! Ingat urusan kita belum selesai" ucap Rafi menatap tajam Clara.
"Rafi! Kamu tidak boleh begitu, Nak" ucap Ria mengelengkan kepalanya kecil.
"Clara! Jangan dengarkan omongan Rafi ya. Dia anaknya memang begitu" ucap Ria menepuk bahu Clara pelan.
"Tidak apa apa, Nyonya" ucap Clara tersenyum manis.
"Sudah! Kamu sudah masak'kan? Ayo kita sarapan setelah itu kamu pergi ke kampus" ucap Arif tersenyum manis.
"Baik, Tuan" ucap Clara menganguk patuh lalu pergi ke ruang makan.
Clara menata semua masakannya di meja makan, Ronal yang melihat berbagai macam masakan Clara langsung mengisi piringnya dan melahapnya drngan begitu lahapnya. Di saat Arif dan Ria sedang menikmati makanannya tiba tiba Rafi menemui mereka dengan penampilan yang sudah Rafi.
Rafi menatap semua makanan yang ada di meja makan. Dia melihat dari penampilannya saja masakan Clara sangatlah enak. Tapi, Rafi tidak mau merendahkan egonya.
Rafi mencoba memasukkan sesondok makanannya dan mengunyahnya dengan pelan. Saat masakan itu terasa di lidahnya Rafi langsung menatap Clara dengan tajam.
"Mampus! Apa ada yang salah dengan masakanku?"
Bersambung....
dan anehnya bnyk org² kelas bawah menjadi penjilat bagi si kaya hnya untuk bisa menikmati fasilitas dri si kaya..mrk bangga punya teman kaya,memuakkan.