Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan Kembalikan Dia Padamu
Airin berbalik saat dia tidak kunjung tidur, menatap wajah suaminya yang tertidur disampingnya. Wajah tenang Lion yang sedang tidur, membuat Airin ikut tenang. Perlahan tangannya meraih wajah Lion dan mengelusnya lembut.
"Aku berharap, kamu tidak membenci aku ketika kamu tahu jika Vei meninggalkan kamu karena sakit. Aku berharap kamu tidak akan benci karena aku masih menyembunyikan tentang ini"
Airin berbalik jadi tidur terlentang dan menatap langit-langit kamar. Tatapannya menerawang. Melirik kembali pada Lion yang tertidur.
"Aku akan mengembalikan dia padamu"
Airin perlahan bangun, dia turun dari tempat tidurnya. Mengambil sebuah buku dan pena, Airin pergi keluar kamar dan dia duduk di meja kerja suaminya. Duduk disana dan mulai menulis sesuatu di buku itu. Tanpa sadar air mata mengalir begitu saja, menetes mengenai buku. Isak tangis terdengar lirih di dalam ruangan ini.
Airin mendongak dan mengusap kasar air mata yang terus mengalir di pipinya. Airin merobek kertas di buku dan memasukan ke dalam sebuah amplop putih. Menyimpannya di dalam laci meja kerja ini.
Airin menghembuskan nafas kasar, mencoba menghetikan tangisan yang pecah. Dadanya terasa begitu sesak. Begitu menyakitkan ketika mengingat jika dia harus mengambil keputusan yang begitu sulit. Namun, ini adalah yang terbaik untuk kehidupannya dan Lion.
Airin kembali ke kamar, melihat suaminya yang masih terlelap. Dia kembali naik ke atas tempat tidur. Beringsut memeluk suaminya, menyandarkan kepalanya di dada Lion dengan nyaman.
Ketika pagi menjelang, Lion terbangun lebih dulu. Dia tersenyum saat melihat istrinya yang terlelap di atas dadanya dengan nyaman. Lion mengecup puncak kepala Airin yang berada di dadanya.
Hal yang dia lakukan berhasil membuat Airin terbangun dari tidurnya, dia langsung ingin bangun dan menjauh dari Lion. Tapi, tangan suaminya itu malah semakin memeluk erat tubuhnya. Airin terdiam dengan mendongak, menatap wajah suaminya.
"Hari ini kita tidak usah pergi bekerja, aku ingin pergi ke suatu tempat. Bisakah kau temani aku"
Airin mengangguk tanpa mengatakan apapun, dia menggunakan kesempatan ini dengan semakin nyaman bersandar di dadanya. Menikmati pelukan Lion yang mungkin hanya sementara bisa dia rasakan.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka beranjak dari tempat tidur. Airin berjalan lebih dulu ke ruang ganti. Mereka bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang dimaksudkan oleh Lion, meski Airin tidak tahu Lion akan membawanya kemana.
"Hari ini kita pergi satu mobil saja, jangan masing-masing" ucap Lion.
Airin hanya mengangguk, mereka masuk ke dalam lift dan menuju basement Apartemen. Setelah masuk ke dalam mobil, Lion mulai melajukan mobilnya meninggalkan kawasan Apartemen.
Airin hanya diam dengan sesekali menatap keluar jendela. Memikirkan kemana Lion akan membawanya. Dia juga tidak berani bertanya akan itu, dia memilih diam dan mengikuti saja kemana Lion akan membawanya. Mengusap rambutnya ke belakang, Airin masih merasa aneh saat rambutnya begitu pendek sekarang.
"Kita sudah sampai"
Airin menatap sebuah Hotel berbintang di depannya. Melirik Lion dengan bingung, kenapa tiba-tiba dia membawanya ke sebuah Hotel seperti ini? Tidak mungkin dia akan meminta haknya sekarang 'kan? Ah, Airin langsung menggelengkan kepalanya ketika pikirannya mulai kemana-mana.
"Ayo masuk" Lion menggandeng tangan Airin dan membawanya masuk ke dalam Hotel. "Kita akan menginap disini malam ini, nikmati saja semua fasilitas Hotel ini"
Airin langsung terdiam dengan mata sedikit terbelalak. Bukan hanya kaget dengan Lion yang tiba-tiba menggandeng tangannya, tapi juga dengan ucapan Lion barusan.
Apa yang dia rencanakan? Kenapa membawaku kesini? Apa dia berniat untuk melakukan malam pertama kita disini? Ah, Airin pikiranmu terlalu kotor.
Lion membawanya ke sebuah presidential suite room. Airin cukup terkejut dengan Lion membawanya ke ruangan ini. Karena hanya orang-orang tertentu yang bisa memesan ruangan ini.
"Wah, luas sekali"
Airin tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya ketika dia masuk ke dalam ruangan ini. Bukan hanya sebuah kamar Hotel yang biasa dia lihat, tapi ada sebuah ruangan lain seperti ruang tamu dengan sofa dan fasilitas lainnya yang lebih lengkap.
Aku penasaran berapa ya menginap disini satu malamnya?
Airin pergi ke arah jendela, menatap keluar sana yang terlihat indah. Hari cukup cerah hingga pemandangan diluar yang menuju langsung ke sebuah Pantai, terlihat sangat indah. Tidak sia-sia dia mengikuti suaminya untuk datang kesini dengan perjalanan yang tidak sebentar.
Sebuah tangan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, membuat Airin terdiam dengan terkejut. Sikap Lion dari kemarin malam memang cukup aneh baginya.
"Apa kau suka pemandangannya?" ucap Lion dengan menyandarkan dagunya di bahu Airin.
Merasa sangat gugup dengan apa yang Lion lakukan, Airin hanya mengangguk saja. "I-iya aku suka, kamu kk bisa tahu ada Hotel indah di daerah sini? Dekat Pantai juga, aku suka"
"Baguslah jika kau suka, ternyata apa yang kalian suka memang sama"
Lion melepaskan pelukannya dan dia berjalan ke arah tempat tidur, merebahkan tubuhnya disana dengan kedua tangan menjadi bantalan kepala. Setengah berbaring sambil menatap punggung istrinya yang masih asyik melihat pemandangan diluar sana.
Sementara pemandangan diluar sana sudah tidak lagi menarik bagi Airin. Sepertinya dia mengerti kenapa suaminya membawanya kesini, dan dia yang tiba-tiba bersikap lebih lembut padanya.
Airin berbalik dan menghampiri suaminya di tempat tidur. "Kenapa kamu membawaku kesini? Rasanya aneh sekali, tiba-tiba kamu bersikap seperti ini padaku?"
Lion menggeleng pelan, dia tersenyum pada Airin dan menarik tangannya sampai Airin terjatuh di atas tubuhnya. Lion menatap wajah Airin yang berada dalam jarak yang dekat dengannya. Tangan Lion menyalipkan rambut ke belakang telinga Airin.
"Aku hanya ingin berterima kasih atas semua yang kamu lakukan. Dan ini adalah imbalan untuk semuanya" ucap Lion sambil mengelus kepalanya.
Airin terdiam sejenak, sampai dia menyadari jika Lion bersikap seperti ini mungkin karena dia sudah melakukan segala hal cara untuk berpenampilan seperti Vei, bahkan memotong rambutnya.
"Ah, baiklah. Aku terima imbalan kamu ini, tapi aku ingin pergi jalan-jalan ke Pantai"
Lion tersenyum, dia menjatuhkan tubuh Airin dari atas tubuhnya ke samping. Memeluknya erat. "Istirahat dulu sekarang, terlalu lelah setelah perjalanan cukup memakan waktu. Diluar juga masih panas, nanti sore baru kita pergi jalan-jalan"
Airin mengangguk saja, tanpa banyak membantah. Dan hal itu membuat Lion tersenyum. Dia mengelus kepala istrinya dan mengecup keningnya dengan lembut.
Huh, dia tidak tahu apa jika apa yang dia lakukan berhasil membuat jantungku berdebar kencang.
Airin hanya gadis yang jatuh cinta, meski cintanya tidak terbalas. Namun, dia tetap mencintai dengan sepenuh hati. Dan sikap Lion yang seperti ini, tetap membuatnya salah tingkah dan jantung yang berdebar kencang. Airin tidak bisa mengendalikan perasaannya.
"Tidurlah, nanti aku kita pergi jalan-jalan ke Pantai saat sudah sore"
Lion memeluknya erat, mengecup puncak kepala Airin berkali-kali. Hal yang tidak pernah Airin sangka akan dilakukan oleh pria ini padanya.
Ah, jangan terlalu berharap lebih Airin. Dia melakukan ini karena sekarang kamu benar-benar mirip dengan Vei. Dengan rambut pendek seperti ini, aku benar-benar merasa menjadi Vei. Bukan diriku sendiri. Tidak papa, semua ini akan segera berakhir.
Bersambung
Kasih bahagia dulu gak sih..
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...
is ok lah demi cinta habis itu pergi jauhhhhh SE jauh jauhnya ya Airin cari kehidupan baru move on