Kubalas Penghianatanmu Mass

"Andin" panggilnya pada perempuan yang ia lihat di toko kue tadi.

Andin saat ini memakai tunik sage yang dipadupadankan dengan rok tile warna putih dan hijab pasmina wana senada dengan roknyam sungguh manis penampilan Andin. Walaupun ia masih memiliki bobot tubuh yang berlebih.

Andin yang mendengar namanya dipanggil segera melihat ke belakang. Ia sungguh terkejut karena ternyata yang memanggilnya adalah Alex. Untuk apa pria itu disini. Batinnya.

"Alex? Kenapa tiba-tiba disini?" Tanyanya saat Alex sudah benar-benar berada di depannya.

Sebentar, Alex terlihat terpukau dengan penampilan Andin. Sungguh ia sangat merindukan perempuan ini. Andai dia bukan seorang istri dari laki-laki lain ia akan memeluk atau bahkan membawa pulang perempuan ini.

"Andin, ah maaf. Aku ada pekerjaan di daerah sini. Tadi tak sengaja aku lihat kamu mau masuk jadi aku nyuruh taxi buat berhenti. Kamu mau beli kue? Anakmu kemana? " Alex bertanya dengan nafas ter engah-engah. Karena memang Alex tadi sempat berlari dari mobil hanya untuk menemui Andin.

"Kita masuk? Dan ngobrol sebentar di dalam? " raya Andin.

"Ah boleh. Yukk" Alex menjawab dengan antusias. Segera ia membuka pintu dan mempersilahkan Andin masuk.

Dari sebrang jalan, Tomi yang melihat bossnya menghampiri seorang perempuan hanya menghela nafas kasar.

"Bener-bener orang kalo udah bucin. Gue ditinggal sendiri loh. Kalo ada yang nyulik gue gimana disini"

"Pak maaf, saya pun sebenarnya juga tidak mau menculik bapak yang badannya besar ini" jawab sopir taxi dengan gurauannya.

Tomi hanya memutar bola matanya malas.

"Sepertinya boss saya itu akan sedikit lama pak. Anda terusin pekerjaan bapak saja. Ini ongkosnya. Nanti saya akan cari driver taxi lain" ucap Tomi sambil menyodorkan dia lembar uang berwarna merah.

"Wahh makasih ya pak. Yasudah saya permisi dulu" jawab pak sopir dan segera pergi meninggalkan Tomi yang masih berdiri mematung di pinggir jalan. Setelahnya ia akan menyusul boss bucinnya itu ke toko kue. Namun ia hanya akan mengawasi dari jarak aman saja. Karena ia yakin bossnya itu tidak mau diganggu.

Andin bercertia banyak hal dengan Alex. Mulai dari kenangan masa SMA hingga kuliahnya sekarang.

"Jadi? Kamu kesini liburan atau apa? " tanya Alex.

"Iya, kebetulan sekolah Fara sedang libur jadi aku mengajak Fara ke rumah opa dan oma nya"

"Apa kamu ada masalah? " tanya firman yang sepertinya ia bisa merasakan sesuatu dalam diri Andin.

"Sebenarnya ada sesuatu yang terjadi dengan rumah tanggaku. Tapi, maaf aku tidak bisa cerita"

"Tidak apa-apa. Aku paham. Aku hanya berdoa apapun masalahmu semoga kamu bisa mengatasinya dengan baik. Oh iya boleh betukar nomor? "

"Boleh. Eh kamu kan seorang CEO. Apa tidak ada lowongan pekerjaan di kantormu? Hehe" tanya Andin sedikit basa basi pada Alex.

"Lowongan pekerjaan? Iya nanti aku akan hubungi kamu kalau ada lowongan di kantorku. Btw, kamu di sini masih lama? Kapan balik ke Jakarta? "

"Tidak tahu, aku masih ingin refresing haha"

Tak terasa waktu yang Andin dan Alex gunakan untuk mengobrol hingga 2 jam lebih. Alex yang mulanya ingin segera kembali ke jakarta. Lebih memilih singgah sebentar demi menemui Andin tadi . Setelah bertukar nomor dan berbicara panjang lebar. Akhirnya Andin memilih untuk pamit lebih dulu.

"Pak, saya tadi nunggu ada lamaaaa sekali" adu Tomi yang tiba-tiba sudah ada di kursi yahmbg sebelumnya ditempati Andin.

"Ckkk berisikkk, ayok pulang?"

"Pulang beneran pak? Nanti ada yg dikenal lagi nyuruh sopir taxi berhenti. Untung nyawaku masih utuh pakk"

"Ayooo!! " bentak Alex pada Tomi.

"A aahhh iya Pak. Ayooo" jawab Tomi setelah mendapat bentakan dari bossnya itu. Setelahnya ia kembali memesan taxi.

**

Sore harinya, setelah pulang bekerja. Ia segera menjemput Shela untuk ia ajak pulang ke rumahnya dengan Andin.

Namun sebelum pulang, ternyata Shela merengek minta makan dulu di mall. Entahlah, ia benar-benar ingin makan di mall sore itu .

Saat sampai di mall. Netra Firman tak sengaja melihat dari kejauhan. Mulan, adiknya sedang bergelayut manja di lengan bapak bapak tua.

Tampan memperdulikan teriakan Shela karena sudah ditinggal. Firman Buru-buru mengejar Mulan dan menanyakan kenapa beberapa hari ini tidak pulang.

"Mulaaannnn" teriaknya menggelegar.

"Mas Firman" sungguh ia sangat takut jika nanti mas nya ini akan marah padanya . Terlebih sekarang ia sedang bersama tuan Ditra, yang tak lain adalah sugar daddy nya.

Inilah pekerjaan Mulan sesungguhnya. Ia menjadi seorang wanita simpanan.

Firman memandang bergantian pada Mulan dan pak tua ini. Sungguh ia ingin mengenyahkan fikiran kotor yang sedari tadi mengganggu otaknya.

"Jelaskan pada mas" ungkap firman pada akhirnya.

"Siapa dia honey? Apa dia kakakmu itu? " bukan Mulan yang menjawab. Melainkan tuan Ditra.

"Mas, kita bicara baik-baik dulu" ajak Mulan pada Firman untuk menjauh dari tuan Ditra.

Shela yang menyaksikan semua itu hanya tersenyum penuh makna. Ia yakin bahwa adik Firman itu telah menjadi sugar baby bagi banyak laki-laki hidung belang.

"Iya, dia sugar daddy ku. Aku melakukan semua karena kamu ga pernah kasih aku uang mas. Kamu cuma kasih uang ke selingkuhan mu ituu! " teriak Mulan tertahan menunjuk Shela yang bersidekap dada.

"Tapi tidak begini juga Lann. Kalau istrinya tau bagaimana? Mau kamu masuk ke penjara? "

Mata Mulan melotot mendegar perkataan Mas nya. Apa-apaan sampai ke polisi.

"Gak lah mas, mas ini aja yang berlebihan. Udah aku mau ketemu tuan Ditra dulu. Mas jangan Coba-Coba bilang ke ibu ya kalo gamau kita sekeluarga malu" tunjuk Mulan tepat di depan wajah masnya. Lalu ia pergi dari hadapan mas nya.

Firman sungguh tak habis fikir dengan jalan yang ditempuh adiknya itu. Jadi uang kuliah yang selama ini adiknya minta itu entah dibuat apa oleh adiknya.

"Udahlah mas, Mulan pasti udah mikirin resiko nya. Kamu jangan pusing-pusing mikirin dia" Shela mencoba menenangkan Firman.

**

Selesai makan di mall, Firman benar-benar mengajak selingkuhan nya untuk ke rumahnya bersama Andin,

Bu Winda bahkan sama sekali tidak keberatan dengan apa yang dilakukan putra sulungnya. Ia memilih keluar rumah dan berkumpul dengan ibu ibu komplek.

"Sayanggg, rumah kamu bagus juga yaa" mata Shela sungguh dimanjakan dengan kemewahan yang tersaji dari rumah ini. Bukan suatu rumah yang sangat megah. Namun terbilang cukup bagus di antara rumah-rumah di sebelahnya.

"Dan ini nanti akan jadi punya kamu sayanggg" ucap firman yang langsung menggendong Shela ala bridal style.

Ia membawa Shela masuk ke dalam kamar utama. Yang mana itu adalah kamar ia dengan istrinya, Andin.

Entahlah apa yang difikirkan dua insan manusia tanpa ikatan pernikahan itu. Dengan brutalnya. Firman melepas semua baju yang melekat di tubuh Shela. Sehingga Shela sekarang telah b*gil sepenuhnya.

Shela yang sudah ter*ngsang dengan cepat melepas seat belt pada celana firman.

Akhirnya pergumulan panas mereka tak ter elakkan. Terhitung sudah satu jam lebih mereka bergumul panas di atas ranjang yang ditempati Andin dan Firman.

**

Di tempat berbeda, Andin yang menyaksikan semua adegan tersebut merasa benar-benar marah atas apa yang terjadi. Ia mengepalkan tangannya hinggi kukunya memutih.

"Aku akan ikuti permainan mu mas, aku akan pura-pura tidak tahu sampai semua bukti telah aku dapatkan. Kamu bukan apa-apa jika tanpa aku" batin Andin.