Aku Anak Siapa Ibu
Amira harus menelan pil pahit, ketika seorang kekasih yang selama ini dia sayangi harus bersanding dengan sahabatnya sendiri, dengan alasan cintanya sudah habis dengannya, bahkan selama satu tahun ini sang kekasih bertahan karena berpura-pura dan tanpa berpikir panjang lelaki yang bernama Arya itu mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Amira, di saat yang bersamaan Amira ingin memberi kejutan kalau dia tengah mengandung benih kekasihnya itu.
"Maafkan aku Mira, yang selama ini sudah membohongimu, tapi aku tidak bisa terus-terusan di siksa hati seperti ini, cinta ku benar-benar sudah habis dan maafkan aku jika harus mengakhirinya," ucap seorang lelaki yang bernama Arya itu.
"Apa gara-gara Nadine, kau mengakhiri hubungan yang sudah lima tahun ini, ingat Mas, dulu kau yang meyakinkan hati ini untuk memilihmu dan kau berjanji tidak seperti lelaki kebanyakan, tapi nyatanya apa! Kau malah menjadi racun yang bisa mematikan hatiku," sahut Amira dengan tatapan yang penuh dengan luka.
"Amira, mungkin dulu aku begitu menggilai mu, tapi dengan berjalannya waktu rasa itu mulai berkurang, dan maaf aku bukan tipikal orang yang bisa membohongi hati dan pikiranku, aku sudah mencoba untuk menyelami hati ini agar bisa mencintaimu seperti dulu lagi, tapi semakin aku berusaha semakin tersiksa pula hati ini," pungkas Arya.
Sedang Amira sudah tidak bisa berkata-kata lagi dia tidak tahu lagi harus berbuat apa sedangkan dirinya tidak ingin menggenggam tangan yang tidak ingin di genggam.
"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya Amira mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata setetes pun.
"Aku yakin, Mir," sahut Arya dengan tatapan nanar.
"Baiklah kalau begitu aku akan pergi jauh dari kehidupan mu, agar supaya aku bisa menyembuhkan luka yang sudah kau torehkan padaku, dan aku hanya bisa memberikan ini," ucap Namira sambil memberikan sebuah kado berukuran kecil.
"Mir, ini apa?" tanya Arya.
"Sebuah kenangan berharga yang tak mungkin kamu lupakan, dan tolong jaga baik-baik kado itu jangan dibuka dulu sebelum satu Minggu kepergian ku," pinta Amira sambil berlalu pergi meninggalkan Arya yang mematung sambil memandangi kado kecil pemberian dari mantannya itu.
*****
Amira sudah mulai mengemasi baju-bajunya di dalam koper, gadis yang sejak dulu di dewasakan oleh keadaan itu, harus benar-benar menata dan menguatkan hatinya, ketika di terpa badai seperti ini.
Ini bukan tentang putus cinta semata, melainkan ada kehidupan lain yang sedang tumbuh di dalam janinnya, bahkan gadis cantik itu sudah bertekad akan tetap mempertahankan janinnya meskipun sang pemilik janin sudah tidak menginginkan dirinya lagi.
"Mungkin Tuhan begitu baik Nak, dengan menghadirkan dirimu di tengah-tengah kehidupan Ibu yang sebatang kara ini, tetaplah bertahan karena hanya dirimu yang ibu punya di dunia ini," ucap Amira sambil berlalu pergi meninggalkan kota yang penuh kenangan ini.
Pesawat membawanya pergi di kota kecil yang letaknya paling ujung timur di pulau Jawa, Amira sudah memikirkan matang-matang untuk tinggal di kota kecil yang jauh dari polusi ibu kota, langkahnya terhenti di sebuah desa yang dulu pernah ia datangi bersama rekan kerjanya dulu.
"Assalamualaikum," ucap Amira dengan senyum yang hangat.
"Walaikum Salam," sahut Si Mbah.
"Mbah Iyam, gimana kabarnya?" tanyaku dengan senyum yang mengembang.
"Kamu siapa ya Nduk, maaf, Mbah suka lupa orangnya," sahut Mbah Iyam
"Aku Amira Mbah temannya Ana dulu," ucap Amira.
"Oh, kamu temannya Ana dulu, yang dari Jakarta itu ya!" serunya begitu antusias menyambut kedatangan tamu dari kota.
"Ayo Nduk masuk-masuk," ajak Mariyam atau Mbah Iyam.
"Iya, Mbah Makasih," sahut Amira.
Amira pun di persilahkan masuk oleh wanita paruh baya itu, dia begitu sumringah kedatangan tamu dari jauh dan seperti biasa wanita paruh baya itu langsung melayani tamunya dengan begitu baik.
"Ayo Nduk, teh nya di minum," ucap Mariyam.
"Iya Mbah, makasih," sahut Amira sambil tersenyum hangat.
Sesaat Amira sambil menjelaskan kedatangannya kemari ingin menetap di kota ini dan gak tahu kapan pulangnya.
"Begini Mbah, sebenarnya kedatangan saya kemari, ingin menetap di kota kecil ini," ucap Amira sedikit menahan malu.
"Oh, kamu mau pinda ke sini ya Nduk," sahut Iyam.
"Iya, Mbah dan aku minta tolong untuk di carikan rumah sewaan pertahunnya di sini Mbah," pinta Amira.
"Oh begitu ya Nak. Baiklah di seberang jalan sana ada rumah di kontrakan kebetulan pemiliknya ada diluar negeri jadi TKW dan rumahnya gak ada yang ngurus, kalau mau sekarang ya monggo aku antar sekarang," ucap Mbah Iyam.
"Baiklah Mbah kalau begitu ayo," ajak Amira dengan begitu semangat.
Singkat cerita rumah sewaan yang Amira kontrak sudah dil pertahunnya dan di sini Amira hanya dapat ngontrak dua tahun saja, selebihnya mungkin gadis cantik itu akan berpindah-pindah tempat.
******
Satu Minggu kemudian di sebuah kota Jakarta, seorang lelaki tengah menikmati malam panjangnya bersama dengan seorang gadis yang merupakan sahabat dari mantannya itu, ya dia adalah Arya dan Nadine yang sekarang bisa hidup damai tanpa bayang-bayang dari Amira.
"Akhirnya Sayang, hubungan kita bisa bebas," ucap Nadine sambil mencium pundak Arya.
"Iya, Sayang, dan beruntungnya si Amira tidak berontak, ketika aku ajak berpisah, padahal dalam hati aku tidak tega mengatakan itu semua, tapi bagaimana lagi, aku tidak bisa lepas darimu yang begitu menggoda," puji Arya seakan tidak pernah mengerti bagaimana hancurnya hati Amira saat ini.
"Iya Sayang, kita ini sudah di takdirkan untuk saling memiliki karena kita sama-sama saling cinta, mungkin cinta mu sudah habis untuk Amira, dan mau tidak mau dia harus terima, lagian modelan kaya begitu dapat lelaki setampan dan sekaya kamu, ya tidak imbang lah," cetus Nadine yang membanggakan diri sendiri.
Setelah cukup lama melepas kerinduan, akhirnya Arya mulai kembali ke apartemennya, sejenak dia melihat sebuah foto dia dan Amira yang sudah di bingkai indah yang terpajang di meja kerjanya.
"Maaf ya, sekarang cintaku sudah sirna, dan terima kasih banget sudah mau mengerti dengan keadaanku, semoga di luaran sana kamu bisa mendapatkan lelaki yang baik yang menerima kamu apa adanya," ucap Arya sambil menatap sendu wajah mantan kekasihnya itu.
Sejenak pria itu teringat dengan kado terakhir yang diberi oleh sang mantan.
"Oh, iya inikan sudah tujuh hari, aku penasaran dengan kado yang terakhir kali diberi oleh Amira, semoga saja kado itu akan menjadi kenangan manisku bersama dengan dia," gumam Arya yang langsung mengambil kado tersebut dari dalam laci.
Perlahan Arya mulai membuka kertas yang menempel diatas kotak kecil itu, begitu tahu isi didalam kado itu, tubuh Arya tiba-tiba tersungkur begitu saja di lantai
Deg!!!
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Isabela Devi
kamu akan menyesal Arya, moga nnti anak itu akan membuat Amira menemukan org yg lebih baik dari dirimu
2025-02-03
2
꧁༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
kk mampir disini..
2025-02-14
1
LISA
Aq mampir Kak
2025-02-13
1