Terjebak Cinta Om Mafia Possesive

"Bagaimana apa Qila cocok memakai gaun ini?" tanya sikecil Aqila yang tengah memutarkan tubuhnya, memamerkan gaun yang sedang ia pakai

"Sangat cocok dan sangat cantik!" puji gemas Grey

"Adik kakak memang cocok memakai apa saja" timpal Arazey

"Tapi Qila masih mau coba yang lain nya, boleh?". Grey pun mengangguk mengiyahkan

Seperti inilah Aqila, sedari masuk ke butik ini seakan ia yang akan menjadi pengantin nya, begitu heboh dan sangat aktif memilih gaun yang seukuran dengan tubuhnya

Bahkan Arazey dan Grey yang akan menjadi pengantin nya pun hanya diam melihat kelakuan adik kecil nya itu

Hingga setelah puas dan merasa lelah kini gadis kecil itu langsung berbaring begitu saja disofa butik itu dengan senyum bahagia nya

"Are you okay?" tanya lembut Grey seraya menyeka keringat Aqila

Gadis kecil itu pun langsung mengangguk senang. "Aku sangat senang sekali" sahutnya riang

"Jadi Qila mau pilih yang mana?"

"Qila mau semua gaun yang Qila pilih tadi, boleh?". Mendengar penuturan tamak sang adik berhasil membuat mata Arazey membola kaget

Pasalnya butik ini bukanlah butik biasa, dan tentu saja harga gaun-gaun itu sangat fantastis. Tetapi harga itu sangat sebanding dengan desain yang jarang ditemui dan bahan yang digunakan juga sangat nyaman

"Qila mau semuanya hmm?" tanya lembut Grey. Lantas Aqila pun langsung mengangguk

"Baiklah"

Ucap singkat yang keluar dari mulut Grey itu berhasil membuat Arazey hendak mengeluarkan ocehan nya tetapi saat melihat pergerakan cepat Aqila yang kini tengah memeluk Grey, ia langsung mengurungkan niat nya

"Makasih kakak tampan, baik banget deh Qila jadi tambah suka" tutur semangat gadis kecil itu yang langsung melayangkan kecupan dipipi Grey

Sedangkan sang empunya pipi hanya terkekeh gemas dan mengusap-usap surai lurus Aqila, hingga beberapa saat kemudian Aqila pun melepaskan pelukan nya

"Qila haus kak"

"Mau minum?" tawar Grey seraya meraih botol air mineral yang disediakan

"Qila mau minum jus jeruk"

"Ayo kita ke cafe bawah" ajak Grey yang sudah berdiri. Lantas Aqila langsung menggelengkan kepalanya

"Kak Grey disini aja sama kak Ara"

"Lho terus kamu?"

Aqila pun langsung menujuk salah satu bodyguard yang mengawal mereka. "Qila beli jus nya sama om botak aja" tutur gadis kecil itu

Sontak Arazey yang sedang minum itu, langsung terbatuk-batuk saat mendengar penuturan tidak sopan adiknya. Walaupun memang benar pria itu botak, tetapi kenapa harus disebut?!

"Pelan-pelan honey!" peringat Grey khawatir dengan gerakan tangan yang sedang mengusap-usap punggung Arazey

"Qila! Kalo bicara yang sopan!" geram tertahan Arazey

"Apa Qila salah? Om itu kan memang botak" sahutnya dengan raut sedih

"Nggak kok, Qilla gak salah. Om itu memang botak" bela Grey

Lantas Grey pun langsung menatap beberapa bodyguardnya. "Kalian bertiga temani Aqila ke cafe bawah!"

"Baik boss" sahut tegas ketiga nya

Aqila pun langsung turun dari sofa dan langsung mendekati bodyguard itu. "Ayo om-om botak"

"Astaga Aqila!" sentak geram Arazey. Tetapi gadis kecil itu tidak menghiraukan nya malah langsung berjalan keluar di iringi dengan ketiga bodyguard itu

"Sudahlah honey, sekarang lebih baik kamu mencoba gaun-gaun itu"

"Om terlalu memanjakan nya!" kesal Arazey

"Memanjakan bagaimana? Aku hanya mencoba menyenangkan nya". Mendengar itu Arazey pun menghela nafas beratnya lalu kembali meminum air nya

"Aku hanya takut ketika sudah besar nanti Aqila menjadi perempuan yang manja"

"Tidak apa, walaupun kedua orang tuamu sudah tidak kuat meladeni sikap manja nya. Disini ada aku yang siap memanjakan nya"

Sejenak Arazey terdiam menatap mata tajam yang kini tengah menatapnya begitu tulus. Seakan merasakan sosok kakak yang hadir dalam tubuh Grey, tetapi pria dihadapan nya ini akan segera menjadi suaminya

Kembali menghela nafas lalu Arazey menatap dalam kedua netra tajam itu. "Terimakasih sudah menjadi sosok kakak yang baik untuk Aqila"

...****************...

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba kini disebuah aula hotel tengah berlangsung pesta pernikahan yang begitu megah nan mewah dan tak lupa juga, puluhan kamera yang terus menyoroti pesta yang tengah berlangsung itu

Pengucapan janji serta pemasangan cincin telah dilakukan dan kini kedua pengantin itu tengah menyambut para tamu yang hadir

Bukan sembarang tamu yang bisa menghadiri pesta ini, melainkan hanya tamu-tamu tertentu, serta semua kamera itu pun bukan kamera wartawan. Melainkan kamera pribadi yang milik Grey

Sebut saja pesta megah ini adalah sebuah pesta privat, tetapi memang itu nyatanya. Dan tentu bukan tanpa alasan semua ini Grey lakukan demi keselamatan Arazey dan para keluarganya

Penjagaan diluar gedung pun sangat ketat, tidak ada celah yang tidak dijaga oleh para bodyguard dan mafioso

-

-

Ucapan demi ucapan selamat sudah ratusan kali Grey dan Arazey dengarkan, hingga akhirnya suara seseorang berhasil mengalihkan fokus kedua nya bahkan semua para tamu undangan

"Tes.. One two three tess". Semuanya menoleh keasal suara dimana di atas altar pernikahan itu terdapat seorang gadis kecil yang begitu cantik, yang tak lain adalah Aqila Ivanka

"Qila" lirih Arazey. Mendengar suara lirih istrinya yang baru saja resmi, Grey menoleh

Terlihat dengan jelas wajah cantik Arazey dengan polesan make up senada dengan gaun nya, dan juga dipunggung Arazey terlampir jas pengantin yang Grey gunakan untuk menutupi punggung putih sang istri

Grey pun merengkuh semakin rapat tubuh Arazey dan membawa kepalanya untuk bersandar di dada kekarnya

"Hallo selamat malam semua" sapa gadis itu dengan riang. Sontak para tamu undangan pun membalas sapaan Aqila dengan senyum gemas nya

"Kalian semua pasti bingung 'kan, kenapa Qila ada diatas sini?" tanya Aqila. Mata nya pun mengedar dan menatap sang kakak dengan senyum manisnya

"Disini Qila punya selembar kertas yang diberikan bang Ansel untuk kak Ara" tuturnya seraya menunjukkan selembar kertas tersebut

Mata para tamu kini telah beralih menatap Arazey dan keluarga Ivanka. Bertanya-tanya bingung, bukan kah anak laki-laki keluarga itu telah meninggal? Lalu maksud dari surat itu apa?

Hingga pada akhirnya Aqila pun kembali mengeluarkan suaranya. "Bang Ansel pernah nitip kertas ini, dan dia bilang Qila harus membacanya saat kak Ara menikah"

"Qila juga gak tau isi nya apa, tapi bang Ansel juga bilang kalo Qila berhasil baca surat ini didepan banyak orang di pesta pernikahan kak Ara--

Katanya bang Ansel akan semakin tenang dan juga bahagia" ucapnya panjang

Tak dapat dibantah, kini air mata Arazey sudah mengalir dan menetes di iringi dengan tubuhnya yang tiba-tiba terasa lemas

"Honey, tenanglah" lembut Grey menenangkan

"Baiklah Qila akan bacakan, surat ini karena Qila udah capek berdiri disini". Mendengar celoteh itu lantas para tamu undangan pun terkekeh

"To my sweet little sister, Arazey..

...Hai Ara, apa kabar? Pastinya kamu sedang bahagia 'kan?!...

...Sudahlah lewatkan pertanyaan tidak penting itu, perempuan mana yang tidak bahagia saat menikah dengan pria yang ia cintai, dan pasti kamu juga sedang merasakan kebahagiaan itu 'bukan?...

...Kakak hanya ingin berpesan pada suamimu itu yang entah siapa dia. Yang pasti jangan sampai melukai atau menyakiti adikku!...

...Jaga dia sebagaimana kami menjaganya dan sedikitpun kau membuat air mata adikku menetes, maka bersiaplah!...

...Dan untuk Ara adikku, kali ini kamu terbebas untuk memilih pasangan mu tanpa izin dan tes dari abang...

...*Terbebas dari sikap abang yang mungkin membuatmu jengkel, dan terbebas dari aturan yang abang buat tapi bukan berarti kamu boleh menj*adi perempuan liar!...

...Ingat sekarang kamu sudah memiliki suami, jadi hormati dia dan turuti perkataan nya jangan jadi istri pembangkang ...

...Sudahlah itu saja abang terlalu malas untuk menulis lebih banyak, intinya My sweet sister, must always be happy!...

^^^Lion and chicken, goodbye!"^^^

"Hah.. Ternyata panjang sekali isi surat ini, tapi gapapa yang penting Qila sudah menyampaikan nya" gerutu gadis kecil itu setelah menutup kembali kertasnya

"Karena sudah Qila bacakan, jadi Qila pamit turun soalnya Qila haus, Seeyou semua" salam gadis kecil itu kemudian membungkuk hormat dan turun dari altar pernikahan

Sedangkan disisi Arazey? Kini perempuan itu tengah menangis tersendu-sendu mengutarakan kesedihan dan kepedihan nya serta goresan luka yang kembali terbuka saat kehilangan sang kakak laki-laki

"Honey jangan seperti ini" khawatir Grey kala merasakan tubuh Arazey semakin melemah, belum lagi tangan Arazey memukul-mukul dadanya yang terasa sesak

"Ara, sayang tenanglah" lembut Rachel mencoba menenangkan walaupun kini matanya sendiri terus meneteskan air mata

"Bang Ansel hikss bang Ansel hikss" raung Arazey. Selang beberapa detik dirinya langsung tidak sadarkan diri

"Honey!" panik Grey mengangkat tubuh istrinya

"Cepat bawa ke kamar! Papa akan menghubungi dokter!" titah panik Alex

...----------------...

Seeyou next bab readers😘

Jangan lupa dukungannya biar author semangat up nya🤗