Ryn Moa, wanita dari tahun 2025, tiba-tiba saja mengalami kejadian aneh setelah mencoba sebuah jam tangan yang ada dipameran seni dan budaya. Ia terlempar kembali kemasa lalu, tepatnya saat musim dingin ditahun 2013 disebuah taman dikota seoul. disana ia bertemu dengan Namjoon dan Yoongi yang bersedia menolongnya. suatu hari, tanpa sengaja Yoongi menemukan catatan bahwa Ryn Moa datang dari masa depan dan selama ini dia selalu mencari cara agar bisa kembali ke masa depan. Namjoon yang mengetahui hal itu dari Yoongi, segera meminta penjelasan dan Ryn moa mengakui semuanya. Namjoon dan Yoongi memintanya untuk tetap tinggal, Namun Ryn Moa menolak, karena tidak ingin merubah garis waktu yang sudah ada. Setelah Ryn Moa kembali ke masa depan, Namjoon mulai mencari Ryn Moa yang ada dimasanya sekarang, dimana Namjoon berusaha meyakinkan wanita itu jika dia adalah jodohnya.
Bagaimana usaha Namjoon ? Dan apa yang dia lakukan agar Ryn Moa bisa terkoneksi dengan dirinya ?
ikuti ceritanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Venus Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah Namjoon mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Ryn Moa. Yoongi memberikan saran untuk melakukan sesi foto prewedding untuk mereka sebagai kenangan. Karena tidak mungkin bagi Namjoon untuk bisa menikah disaat seperti ini, Apalagi menggelar pesta pernikahan. Karena pria itu sudah terikat kontrak untuk tidak memiliki pasangan terlebih dahulu. Yoongi pun mengajak mereka kesebuah studio foto.
Namjoon dan Ryn Moa mencoba beberapa gaun dan setelan pengantin yang indah.
"Honey, cantik tidak ?". Ryn Moa keceplosan saat memperlihatkan gaun yang baru saja dicobanya. Honey, adalah panggilan khusus Ryn Moa untuk Namjoon saat dimasa depan.
Namjoon sempat terdiam mendengar panggilan dari Ryn Moa untuknya. entah mengapa didalam hatinya, ia menyukai panggilan itu. sambil matanya seakan terpana menatap gaun putih elegan dengan hiasan manik-manik yang saat ini dikenakan kekasihnya tersebut. Kemudian ia tersenyum lembut. "Kau cantik sekali, apapun yang kau pilih, aku akan suka".
"Gaun ini cocok sekali untukmu nyonya, bahkan suamimu sendiri juga bilang kalau dia suka" ucap karyawan wanita distudio tersebut yang melayani mereka.
Ryn Moa lalu menoleh kearah Yoongi, dan lagi-lagi yoongi pun memberikan tanggapan yang sama seperti Namjoon dan karyawan tersebut.
"Bagaimana dengan ini ?". Namjoon meminta saran untuk setelan yang ia kenakan.
"Sepertinya aku suka yang warna hitam kancing putih yang kau kenakan tadi" ucap Ryn Moa.
Tanpa banyak protes, Namjoon segera mengganti pakaiannya dengan yang disarankan oleh Ryn Moa.
"Kau terlihat tampan menggunakan itu". Yoongi Memberikan pendapat.
"Setelan ini cocok sekali untuk anda tuan". Ucap karyawan tersebut.
"Benarkah ? Aku ingin terlihat sempurna untuk istriku".
"Sepertinya anda begitu mencintai istri anda". Ucap pegawai itu lagi dengan senyum
"Kau benar ! Istriku, Ryn Moa, memang satu-satunya ratu dihatiku" kata Namjoon tersenyum sambil merangkul pinggang Ryn Moa.
Membuat Yoongi dan yang lainnya juga ikut tersenyum mendengarnya. Mereka pun segera melanjutkan ke sesi foto.
"Tadi kau memanggilku dengan sebutan apa ?" Tanya Namjoon berbisik pada telinga Ryn Moa diperhelatan sesi foto.
" 'Honey', Kupikir itu cocok untukmu. Memangnya kenapa ?"
"sepertinya aku menyukai panggilan itu". Namjoon dan Ryn Moa berpandangan setelah ia mengucapkan kalimat barusan dan saling memberi senyum. Sesi foto pun semuanya berjalan dengan lancar sampai akhir.
setelah selesai melakukan sesi foto, Namjoon mengajak Ryn Moa berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama dengan menonton berdua di bioskop hingga duduk santai ditaman tempat mereka pertama kali bertemu. Sementara Yoongi pamit tidak ikut jalan bersama karena ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan.
"Honey, apa kau yakin untuk menikah denganku ?"
"Aku yakin, tapi..." kalimat Ryn Moa terputus.
"Tapi apa ?" Namjoon penasaran.
"kita memiliki keyakinan yang berbeda akan Tuhan, bagaimana bisa ?"
"Saat kau tertidur tadi malam, aku sudah memikirkan semuanya. Aku memutuskan akan mengikuti keyakinanmu. Dari pada Ateis, bukankah lebih baik aku memiliki keyakinan pada sang pencipta meski hanya diri kita sendiri yang tau ?"
"Bahkan dimasa depan, yang aku tau.., orang-orang mengenalmu sebagai ateis." Ungkap Ryn Moa.
"Biarlah mereka menganggapku begitu. Tapi aku akan memberikan kode jika aku memiliki keyakinanku sendiri pada Tuhan seperti dirimu. Kelak, aku ingin semua orang tau tentang keyakinan yang kuanut saat bertemu denganmu lagi dimasa depan."
"kau kan suka makan daging babi..., apa kau bisa untuk tidak menyentuhnya lagi ? Kau juga suka minum minuman keras bahkan sampai mabuk" sanggah Ryn Moa
"Sebenarnya kau ini, benar-benar berniat ingin jadi istriku atau tidak ?" Namjoon penasaran akan sikap Ryn Moa.
"Harus berapa kali ku bilang, kalau aku ingin jadi istrimu ?. Tapi aku tidak ingin egois, jika kita berdua memang tidak bisa menemukan jalan keluar dan kesamaan dalam kehidupan. Bagaimana bisa aku memaksa hal itu ? Aku mencintaimu, tapi takdir sudah ditentukan oleh Tuhan. Meski berat untuk melupakanmu, melepaskan cinta yang sudah bertahan selama ini dalam hatiku. Aku merelakanmu untuk tetap memilih Tuhanku. Maafkan aku Joon. Sejujurnya, aku bahagia pernah mencintaimu". Ryn Moa lalu berdiri dari duduknya. "Aku ingin pulang".
Ryn Moa melangkah meninggalkan Namjoon yang masih duduk. Namjoon menyapu wajah dengan kedua tangannya, berpikir sejenak. Apakah mereka berdua sekarang benar-benar bertengkar hanya karena masalah ini ?. Disatu sisi, Wanita itu berkata ingin menikah dengannya dan menjadi istrinya. Namun disisi lain, Ryn Moa berani meninggalkannya dengan menghadapi konsekuensi yang ada. pemikiran Ryn Moa benar-benar membuat Namjoon bingung sekarang.
Namjoon segera bangkit dan mengejar Ryn Moa yang masih belum jauh dari pandangannya.
Namjoon menarik tangan Ryn Moa hingga membuat langkah wanita itu terhenti. "Apakah kita berdua bertengkar hanya karena masalah ini ? Bukankah sudah kubilang, kalau aku akan mengikuti keyakinanmu".
Ryn Moa tersenyum lembut menatap wajah Namjoon "Apa kau berpikir kita sedang bertengkar ?". Ryn Moa menggenggam jemari Namjoon dan mengajaknya melanjutkan langkah bersama. "Aku tau kau serius ingin menikahiku, Tapi aku juga ingin kau tau tentang konsekuensinya. Pernikahan itu, bukan hanya tentang dua orang yang hidup bersama selamanya. bukan hanya tentang kau, aku dan cinta. tapi juga tentang komitmen, tanggung jawab, dan kesabaran. banyak hal yang harus bisa kita singkapi dengan dewasa. Kalau dari awal kita tidak bisa sejalan dalam mengelola ego,hati dan logika. Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah bersama dalam pernikahan nanti ?.pernikahan yang bahagia adalah mereka yang bisa seimbang dalam memberi dan menerima, bukan yang berat sebelah. Pernikahan juga bukan akhir dari cinta, namun awal dari sebuah perjalanan baru. Aku harap kau dan aku sudah sama-sama siap saat kita memutuskan untuk menikah".
Namjoon mendengarkan Ryn Moa dengan seksama sambil menikmati pemandangan malam diperjalanan yang mereka lalui. Dia tidak sekalipun memprotes ucapan kekasihnya. Menurutnya, apa yang diucapkan itu ada benarnya. Tak terasa, merekapun tiba diapartemen, Namjoon tak berniat untuk mampir lama-lama karena harus segera kembali ke asrama bighit entertainment. Ryn Moa menghindari wajahnya dan menutup mulut Namjoon dengan telapak tangannya saat pria itu ingin menciumnya untuk berpamitan.
"Kenapa ? apa kau merasa tidak nyaman dengan ciumanku ?. Kenapa tadi malam kau tidak menolaknya kalau merasa tidak nyaman ? Maaf! ".
"Bukan begitu, aku menyukaimu..sangat menyukaimu. aku juga menginginkan hal itu, Tapi bisakah kita bersabar sebentar ? Sampai kita resmi menikah dan menjadi suami-istri ?". Ryn Moa tersenyum menatap kekasihnya. Sebenarnya, jiwa buasnya begitu menginginkan ciuman itu tapi dia berusaha untuk bisa menahan diri hingga mereka melakukan akad pernikahan yang sah.
Namjoon menatap wanita mungil 152 cm yang berdiri dihadapannya, sungguh wanita ini sudah berkali-kali membuatnya jatuh hati dengan pemikirannya. Bagi Namjoon, Ryn Moa begitu bijaksana, dewasa dan tetap menjadi dirinya sendiri meski terkadang bertingkah seperti anak kecil. Satu hal yang penting, kekasihnya ini begitu memahaminya.
sebuah senyuman kini terpatri dibibirnya. Ia mengangguk tanda mengerti dan cup! dengan cepat memberikan sebuah ciuman didahi kekasihnya lalu segera pamit pulang meninggalkan Ryn Moa yang juga tersenyum menatapnya berjalan menjauh. Kedua insan tersebut merasakan hati mereka kini sedang berbunga-bunga karena bahagia.