NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Eleanor termenung di ranjang rumah sakit lebih tepatnya di ruangan VIP, sudah dua jam ia berada di tubuh itu. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda suaminya muncul.

Helaan napas panjang terdengar beberapa kali, hingga ia mendengar suara langkah kaki mendekati pintu ruang rawatnya.

Eleanor menoleh begitu suara pintu terbuka, tatapannya terkunci pada sosok pria jangkung yang memakai setelan jas. Pria itu sangat tampan, bahkan jika ada orang yang mengatakan pria itu keluar dari dunia novel, Eleanor pasti akan mempercayainya.

Eleanor menatap pria di depannya dengan tatapan acuh tak acuh. Tidak ada kehangatan, tidak ada keterkejutan hanya kehampaan yang sama seperti yang ia rasakan sejak membuka mata di tubuh ini.

Pria itu, yang mengenakan setelan jas sempurna, menatapnya dengan sorot mata dingin. Tak ada tanda-tanda kekhawatiran, tak ada kelegaan, hanya ekspresi datar yang sulit diartikan.

"Akhirnya kamu bangun juga," suaranya terdengar datar, hampir tanpa emosi. "Aku pikir kamu sudah mati."

Eleanor tidak bereaksi. Ia hanya menatap pria itu tanpa berkata apa-apa. Jika ia benar-benar istrinya meski hanya di atas kertas, seharusnya ada sedikit kepanikan atau kebahagiaan dalam sikap pria itu. Namun, yang ia dapatkan hanyalah kebekuan.

"Sergey, bukan?" Eleanor akhirnya bersuara, mengucapkan nama yang samar-samar ia ingat.

Sergey mengangkat alis, seakan heran Eleanor menyebut namanya. "Bagus, setidaknya kepalamu tidak rusak sepenuhnya."

Nada sarkastiknya membuat Eleanor ingin tertawa bukan karena lucu, tapi karena absurditas situasi ini. Namun, ia hanya menghela napas pelan.

"Kalau aku benar-benar mati, apakah itu akan membuatmu lebih bahagia?" tanyanya, suara Eleanor tetap tenang.

Sergey tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Eleanor dengan mata gelapnya yang dingin, sebelum akhirnya menyunggingkan senyum tipis yang sama sekali tidak sampai ke matanya.

"Aku tidak tahu," katanya santai. "Tapi setidaknya itu akan menghemat waktuku."

"Sayangnya, harapanmu tidak mungkin terkabul sekarang. Harusnya kamu membunuhku saja sebelum aku tersadar dan bangun." Sahut Eleanor datar.

Sergey terkekeh pelan, seolah Eleanor baru saja melontarkan lelucon ringan. Ada kilatan jijik saat pria itu menatapnya, seakan ia sedang menatap seonggok kotoran yang duduk di ranjang rumah sakit.

"Oh, Eleanor," katanya, berjalan mendekat dengan langkah santai. "Kalau aku benar-benar ingin kamu mati, kamu tidak akan ada di sini sekarang."

Eleanor mengamati Sergey saat pria itu berdiri tepat di depannya. "Jadi, apa yang kamu inginkan sekarang?"

Sergey memiringkan kepala sedikit, seolah mempertimbangkan jawabannya. Tidak pernah sedikitpun Sergey mengubah raut wajahnya yang dingin, pria itu menikmati setiap pertanyaan yang di lontarkan oleh Eleanor.

"Itu tergantung padamu," kata Sergey akhirnya. "Kamu bisa duduk manis dan mendengar penjelasanku... atau kamu bisa mencoba lari, yang mana akan sangat merepotkan untuk kita berdua."

Eleanor menyipitkan mata. "Dan kalau aku memilih opsi yang kedua?"

Sergey tersenyum lagi senyum tipis penuh misteri. "Maka aku harus memastikan kamu tidak bisa lari ke mana-mana, dan aku akan membuatmu kehilangan kedua kakimu."

Eleanor merasakan sesuatu yang familiar dalam situasi ini. Ia pernah berada di posisi ini sebelumnya, dipenjara dalam situasi tanpa kendali.

Seringai terbit di bibir Eleanor, aura dominan yang mengintimidasi dari pria itu terasa sangat jelas dan ia tidak menyukainya.

"Baiklah, jadi kapan kamu akan membawaku pulang?" tanya Eleanor.

"Sekarang, dan besok malam ada undangan makan malam di rumah keluargaku. Kamu pasti tahu bagaimana tugasmu, kan?" kata Sergey sambil memasukan satu tangannya ke dalam saku celana.

Eleanor menahan dengusan sinis. "Oh? dan apa tepatnya tugasku, Sergey?"

Pria itu menatapnya sejenak, lalu berjalan ke arah jendela besar di ruangan itu. Pemandangan kota malam mulai terlihat, lampu-lampu jalan berkelap-kelip di kejauhan.

"Tugasmu sederhana," katanya tanpa menoleh. "Bersikap manis, tersenyum jika perlu, dan yang terpenting..."

Ia menoleh kembali ke Eleanor, matanya tajam seperti belati. "Jangan mempermalukanku."

Eleanor terkekeh pelan, bukan karena ia geli melainkan karena rasa muak yang mulai menjalari dirinya. "Jadi aku hanya sekadar aksesori yang harus kamu pajang di depan keluargamu?"

Sergey mengangkat bahu tanpa ekspresi. "Sebut saja begitu. Mereka harus percaya bahwa semuanya baik-baik saja di antara kita."

Eleanor melipat tangannya di dada, menatap pria itu dengan tatapan menilai. "Dan kalau aku menolak?"

Kali ini, Sergey tertawa kecil, aura ruangan seketika terasa dingin. Ia melangkah mendekat lagi, menurunkan suaranya menjadi bisikan tajam. "Kamu tidak dalam posisi untuk menolak, Eleanor."

Ada ketegangan menggantung di udara. Eleanor tahu Sergey bukan pria yang bisa dianggap enteng, tapi ia juga bukan lagi wanita yang akan tunduk begitu saja.

Ia menatap langsung ke arah mata Sergey, menantang pria itu. "Kita lihat saja nanti."

Sejenak, hanya keheningan yang berbicara di antara mereka. Lalu Sergey mendecak pelan, seolah menilai sikap Eleanor seperti sebuah permainan yang menarik.

"Baiklah," kata Sergey akhirnya. "Aku akan menunggumu di mobil dalam lima belas menit. Jangan membuatku menunggu terlalu lama."

Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi ia berbalik dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan Eleanor dengan semua barang bawaannya.

***

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, tidak ada pembicaraan apa pun di antara pasangan suami istri tersebut. Eleanor menatap ke luar jendela dengan pandangan kosong, ia masih belum bisa menerima takdirnya yang tidak bisa masuk ke dalam logikanya.

Sesekali, Sergey mencuri-curi pandang ke arah Eleanor. Pria itu sedikit heran dengan sikap istrinya yang mendadak jadi pendiam, tidak seperti biasanya yang berisik dan cerewet demi mencari simpati darinya.

Sergey pikir hal ini juga terjadi karena Eleanor berniat mengambil simpatinya lagi, setelah semua cara yang wanita itu lakukan selalu gagal karena ia mengacuhnya.

"Aku sudah memberitahu orang tuamu jika malam ini kamu keluar dari rumah sakit." Ujar Sergey memecah keheningan.

"Oke," hanya itu jawaban yang Eleanor keluarkan.

Kebisuan kembali terjadi di antara mereka, kali ini berlangsung cukup lama hingga mobil Sergey tiba di pekarangan rumahnya.

Sejenak Eleanor terdiam begitu keluar dari mobil, rumah yang akan ia tempati sangat megah dan luas. Memiliki halaman sangat luas dan ada air mancur di bagian tengahnya, rumah kaca berhias bunga mawar biru berada di sayap kiri bangunan tersebut.

Sangat cantik jika di lihat seperti ini, berbeda dengan pemiliknya yang sangat dingin dan sering membuat Eleanor kesal setengah mati.

"Kamu mau berdiam diri di sana saja?" tegur Sergey yang sudah berada di teras rumah.

Eleanor tersadar lalu bergegas menyusul Sergey memasuki rumah mewah itu, saat masuk netra Eleanor di sambut dengan ruangan yang sangat elegan dan modern.

Semua benda di dalam rumah itu di dominasi warna hitam, putih, dan emas, warna yang sangat jarang di temui olehnya. Kebanyakan orang kaya lebih suka warna emas dan putih tulang, atau cream.

"Selamat datang, Nyonya." Sapa seorang pelayan menyambut kedatangan Eleanor.

Eleanor mengangguk singkat, "Bi, tolong antarkan barang saya ke kamar, ya."

Pelayan itu mengangguk, "Baik, Nyonya."

Saat Eleanor hendak menaiki tangga, suara Sergey kembali terdengar. "Lea, pastikan kamu tidak mengadu tentang insiden ini pada siapa pun."

Langkah Eleanor terhenti, tanpa menoleh ia menjawab. "Aku tidak bisa menjamin, jika kamu ingin aku diam maka berikan aku sesuatu yang berguna sebagai bayaran tutup mulut."

Sontak Sergey langsung menjawab, "Apa yang kamu inginkan?"

Sudut bibir Eleanor sedikit terangkat, ia menoleh melihat Sergey yang berdiri tidak terlalu jauh darinya. "Berikan aku saham dari perusahaanmu."

"APA?!" seru Sergey terkejut.

1
Murni Dewita
next
Kim nara
Lea selalu Keren y thor
Zee✨: Hooh, harus dong hehe
total 1 replies
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: Bsk yak kalo senggang hehe
total 1 replies
Murni Dewita
💪💪💪💪lea
Murni Dewita
👣
Dsy_Sagitariuzz
mantap lea👍🤣
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
dilepaskan dengan cara di DORR
Zee✨: biar nggak jadi beban mulu kak🤣
total 1 replies
Kim nara
Sargey tuh sebenar nya cinta ga sih thor sama lea ak tak paham sama si sargey
Zee✨: oke, nanti yak aku bikin dulu 😉
Kim nara: Iya Pov sargey thor sebenar nya dia cinta apa ga ama si lea
total 3 replies
rachma yunita
emang ada apa antara Sergey dan Nikolay?
Zee✨: ada masalah hoho
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
next
Wahyuningsih
Menyeblkn sekli aria, thor buat buat aria menderta biar nyakho dia n buat noah jga sma2 mendrita d t nggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn seeeeeeemaaaangaaaaaaaaaaat
thor 😄😄😄😄😄😄
Dsy_Sagitariuzz
naoaaaaaah kau dlm bhy 😎
Dsy_Sagitariuzz
suruhan siapa tuch🤔
Zee✨: siapa ya??? masih misteri wkwk
total 1 replies
Kim nara
Keren Lea keren
ika yanti naibaho
Luar biasa
Cahaya yani
hadur othor mmbawa kopi utkmu,.
Zee✨: selamat datang kakak🥰🥰
total 1 replies
Aretha Shanum
ko lama bngt kpn pisahnya, jadi bosen alurnya
Kim nara
Lea kamu keren love u lea😘😘😘
Dsy_Sagitariuzz
ajak cerai aja lea 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!