Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Rahasia
"Maaf, aku tidak menepati janji pada Killian untuk mendapatkan bunga perak." Ucap Grisela, menyuapi anak laki-laki di hadapannya. Benar-benar manis, rambut putih dengan mata merah bagaikan kelinci.
"Apa Grisela begitu menyukai bunga perak?" Tanya Killian antusias.
"Aku punya rencana sendiri." Jawab Grisela mengelap sisa pie di sudut bibir Killian.
Tempat mereka berada saat ini merupakan kamar Killian. Belum dapat mengendalikan mana dengan sempurna, membuat tubuhnya cepat lelah jika memaksakan untuk berlatih diam-diam.
"Rencana? Kita teman, boleh aku tau apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Killian penasaran.
"Apa ya? Aku ingin mengumpulkan banyak uang, kemudian berlayar ke selatan." Jawab Grisela apa adanya.
"Berlayar ke selatan? Pasti akan menyenangkan. Memang apa saja yang ada di daerah selatan?" Anak laki-laki yang benar-benar penasaran dengan impian teman pertamanya.
"Rahasia..." Grisela tersenyum, menggigit salah satu potongan pie bekas Killian.
Hal yang membuat anak laki-laki itu membulatkan matanya. Bukankah itu namanya ciuman tidak langsung? Kenapa Grisela dapat begitu ceroboh? Tapi ciuman tidak langsung dengan Grisela...
"Kenapa wajahmu memerah? Kamu deman?" Tanya Grisela cemas, memegang keningnya.
Terlihat begitu cantik, benar-benar seperti peri musim dingin. Astaga! Killian hanya dapat beringsut menjauh."Kenapa kamu menyelamatkan putra mahkota?"
"Kamu tidak menyukai yang mulia (putra mahkota)?" Tanya Grisela.
Killian mengangguk."Aku tidak menyukainya. Benar-benar tidak menyukainya," jawabnya murung. Memikirkan bagaimana b*jingan itu memberi nasehat tentang prilaku Grisela, benar-benar membuatnya berfikir. Mengapa orang ini tidak disingkirkan saja?
Putra mahkota sama saja dengan Duchess. Hanya pengganggu yang terlalu banyak bicara.
"Astaga! Apa ini permusuhan sejak dini antara protagonis dan villain? Bagaimana putra mahkota bermusuhan dengan Duke yang memiliki kemampuan bagaikan raja iblis?" Batinnya kagum melihat alur novel secara langsung.
Tapi putra mahkota memang sedikit menyebalkan bagi Grisela.
Killian terbatuk-batuk, darah bercampur lendir keluar dari mulutnya.
"Aku akan memanggil dokter!" Grisela hendak bangkit.
"Tidak apa-apa, ini sudah biasa terjadi. Ini hanya karena kelelahan. Jangan memanggil dokter." Killian tertunduk, berusaha tersenyum.
"Apa dokter juga ikut bekerja sama dengan Duchess?" Tanya Grisela menerka-nerka, dan benar saja Killian mengangguk.
"Kekuatan suci pendeta memang dapat mengendalikan ledakan mana. Tapi obat-obatan dokter akan mengacaukan nya." Jawab Killian berusaha tersenyum, wajahnya pucat pasi.
"Malam ini aku akan menemanimu hingga tertidur." Ucap Grisela dengan wajah serius.
"Tapi putra mahkota---" Kalimat Killian disela.
"Dia hanya menumpang di kastil Duke, hingga prajurit istana sampai untuk mengawalnya kembali. Aku tinggal bilang sakit tidak ingin menularinya saja, karena itu tidak dapat menghadiri makan malam. Lagipula di usia yang sekecil ini, tidak akan ada yang mempermasalahkan jika kita tidak sopan." Mulut Grisela berucap cepat bagaikan tupai yang menggerutu sambil menyimpan dendam.
Anak perempuan yang kini berbaring di samping Killian. Ketenangan, keinginan melindungi? Apa itu yang membuatnya walaupun sedikit dapat mengendalikan segalanya.
Perlahan Killian tertidur, bagaikan dirinya berada dalam tempat yang ternyaman.
***
Meja yang dipenuhi makanan. Dirinya makan seorang diri? Cartry Milton Crosby, itulah nama putra mahkota kekaisaran matahari saat ini.
Anak yang dari hari kelahirannya mendapatkan ramalan sebagai pilar yang akan menyelamatkan benua dari kegelapan. Hal yang membuat semua mata tertuju padanya, semua orang mengelu-elukannya. Walaupun ada orang yang tetap mendukung pangeran kedua. Setidaknya tempat ini akan Karena Duke Fredrick berada di pihak netral, tidak mendukung fraksi Kaisar maupun fraksi bangsawan.
Tapi mengapa wanita itu dan Duchess muda dapat begitu kurang ajar.
"Dimana anak itu?" Tanya putra mahkota, mengiris fillet ikan yang telah dipanggang di hadapannya.
"Duke muda (Killian)?" Tanya sang butler (kepala pelayan). Dijawab dengan anggukan kepala oleh Cartry (putra mahkota).
"Duke muda sedang tidak enak badan. Beliau memohon permintaan maaf pada yang mulia." jawab sang butler.
"Ekhem..." putra mahkota terbatuk sopan."Kalau gadis gila pengacau itu (Grisela)."
"Duchess muda (Grisela) sedang tidak enak badan. Beliau mengatakan tidak ingin yang mulia tertular." Kembali sang butler menjawab. Hal yang membuat Cartry memincingkan matanya. Ada yang mencurigakan, sudah pasti ada udang dibalik penggorengan.
Kala malam semakin larut, pintu kamar tamu terbuka. Putra mahkota keluar seorang diri tanpa pengawal. Seperti perintah prajurit tidak mengikutinya, dirinya hanya berjalan-jalan di sekitar kastil.
Namun, kala melawati lorong yang gelap di sekitar kamar Killian, dirinya melihat sekelebat benda putih lewat. Jantungnya berdegup cepat, apa itu setan?
Tapi kala diperhatikannya baik-baik, anak nakal bernama Grisela yang keluar dari kamar Killian. Apa anak itu tidak takut? Ledakan mana dapat terjadi kapan saja. Juga dapat melukai orang-orang disekitarnya.
Namun kasak kusuk terlihat, anak itu mengendap-endap menuju dapur. Apa mungkin berniat meracuni dirinya selaku putra mahkota?
Suara beberapa benda jatuh di dapur terdengar. Hal yang membuat putra mahkota membuka pintu.
Grisela berada di sana, lebih tepatnya duduk di atas lantai memegangi pinggangnya. Beberapa peralatan masak terjatuh di lantai.
"Kamu sedang apa?" Tanya putra mahkota menahan tawanya.
"Aku ingin bubur labu untuk Killian." Grisela berusia tersenyum, untuk apa berucap formal pada bocah tidak beradab ini?
"Kenapa tidak memanggil koki saja?" Sang putra mahkota mengernyitkan keningnya, memandang sinis.
"Kamu tidak tahu, berapa manisnya Killian saat makan. Rambut putihnya, mata merahnya, senyuman manis, benar-benar seperti kelinci putih manis. Jika dia memakan makanan yang aku buat, betapa puasnya melihat dia memuji." Kalimat demi kalimat yang membuat sang putra mahkota mengetahui sisi lain Grisela.
Langkah kaki orang dewasa terdengar. Dengan cepat Grisela menarik putra mahkota hingga terjatuh di lantai. Dirinya menahan pergerakan putra mahkota dengan berada di atas tubuhnya. Menutup mulut anak laki-laki itu menggunakan tangan agar tidak mengeluarkan suara.
Benar saja, seorang koki dan sang butler memasuki dapur.
Grisela dan putra mahkota masih berada di bawah meja saat ini. Dalam gudang penyimpanan peralatan memasak, bukan bagian depan dapur untuk memasak.
"Ini herbal berikutnya. Ingat! Campurkan dalam makanan beraroma kuat, agar Duke muda tidak menyadarinya." Ucap sang butler, memberikan bungkusan kecil pada sang koki.
"Tapi ini bukan seperti herbal biasanya." Sang koki tidak mengerti. Dirinya memang selama ini ditugaskan untuk mencampur herbal tertentu yang dapat memperburuk kondisi Killian. Itupun dalam sosis kecil, agar kematiannya pelan-pelan dan tidak ada yang mencurigai.
"Memang bukan, kali ini dosis dan campuran nya lebih kuat. Duke muda tidak akan melewati musim dingin mendatang." Jawaban dari butler penuh senyuman. Dirinya hanya setia dan berpihak pada Duchess.
Hal yang membuat Grisela terdiam, samar mendengar segalanya. Mereka berniat mempercepat kematian Killian? Tapi bukankah dalam novel Killian bertahan hidup sampai usia dewasa? Apa ini karena dirinya berpihak pada Killian.
Sang butler dan sang koki terdengar meninggalkan dapur.
Kala itulah Grisela menghela napas lega. Pandangan matanya beralih ke arah sang putra mahkota.
Wajah anak laki-laki itu terlihat semerah tomat. Tengah berbaring di lantai, lebih tepatnya dengan tubuhnya berada di bawah tubuh Grisela.
"Maaf! Ini karena aku panik!" Grisela segera bangkit, melepaskan bekapan tangannya dari mulut putra mahkota.
"A...aku! Kamu! Ini prilaku tidak pantas!" Ucap sang putra mahkota menunjuk-nunjuk. Tapi... bukankah gadis kecil ini benar-benar menyebalkan.
Grisela mengangkat sebelah alisnya. Prilaku tidak pantas? Ketika dewasa nanti putra mahkota, bahkan mengurung saintess. Menciumnya didepan umum, mendeklarasikan cinta sejatinya.
"Maaf... Ini juga untuk menjaga citra putra mahkota. Yang mulia tidak ingin, dikenal sebagai orang yang melakukan pertemuan rahasia (menjurus pada pertemuan pasangan kekasih) di dapur dengan Duchess muda kan?" Tanya Grisela, kembali memiliki mulut tajam yang menyebalkan.
"Kita masih anak-anak!" Ucap putra mahkota lebih malu lagi rasanya.
"Itulah intinya, kita masih anak-anak." Ucap Grisela penuh senyuman.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian