Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 10 Rencana Pindah
Ayah Anakku (10)
" Memangnya istri saya mengaku sudah janda, Bu?," tanya Bayu.
Kiara sampai melirik Bayu karena tak menyangka akan menanggapi ucapan Bu RT.
" Eh, tidak, Nak. Ara tidak pernah mengaku janda. Hanya saja karena tidak ada seorangpun yang pernah melihat suaminya datang, lambat Laun banyak yang berpikir kalau Ara ini janda. Bahkan malah berpikir kalau sebenarnya dia belum menikah.." jelas Bu RT panjang lebar.
" Bu, sudah. Biarkan mereka bicara. Malah ibu yang banyak cerita," tegur Pak RT lagi.
Jangan sampai rumor tak enak pun di sampaikan oleh istrinya. Melihat cara berpakaian suami Kiara, Pak RT menebak bahwa laki-laki itu bukan orang biasa.
" iya, Pak. Maaf," lirih Bu RT.
" Jangan terlalu di ambil pusing, Nak. Rumor itu hanya karena anda tidak pernah datang. Sementara Ara sendiri sudah mengatakan kalau dia bersuami. Walaupun tidak bisa menunjukkan buku nikah. Katanya semua surat berharga ketinggalan," jelas Pak RT. Tidak ingin sampai ada kesalahpahaman antara sepasang suami istri itu.
Bayu manggut-manggut. Setidaknya Kiara tidak mengaku janda.
" Benar, Pak. Surat-surat berharganya ada pada saya. Sekarang saya kesini untuk melaporkan keberadaan saya pada bapak dan ibu. Khawatir jika ada yang berpikiran buruk lagi," Bayu memperlihatkan buku nikahnya.
Pak RT manggut-manggut.
" Nanti bisa tolong di fotocopy berkasnya ya, Nak. Untuk keperluan pendataan,"
" baik, pak,"
" jadi, sekarang sudah pulang dan akan tinggal bersama Ara dan Aksa?," tanya Bu RT kembali ikut dalam pembicaraan.
" Saya tidak lama disini. Masih ada yang harus saya kerjakan. Rencananya malah saya akan mengajak anak istri saya ikut ke kota. Apalagi Aksa sebentar lagi sekolah SD," jelas Bayu membuat Kiara terkejut.
Tidak ada obrolan apapun terkait pindahan ini. Kiara tidak terpikirkan bahwa pertemuannya dengan sang suami akan membuatnya kembali ke kota.
" Oh begitu ya?," tanya Pak RT.
" Memang sebaiknya istri ikut suami. Apalagi suaminya tampan begini. Jangan sampai ada yang ingin merebut," timpal Bu RT.
" huss. Ibu kok bilang begitu?," tegur pak RT tak enak.
" Ini kebenaran, Pak. Banyak perempuan yang suka suami orang. Katanya yang penuh tantangan lebih menarik,"
" Ya, Allah, Bu. Kebiasaan gosip sama Mak Romlah, ini sih,"
"Ish bapak. Ini kenyataan,"
" sudah lho, Bu. Malah ngajak Ara dan suaminya gosip kalau begini,"
Ara terkekeh. Bu RT memang begitu. Tapi, orangnya baik. Jadi garda terdepan juga saat ada yang berbicara buruk tentang ia dan Aksa.
.
.
" Papa mau kemana memangnya?," tanya Fathur, anak pertama Galih sekaligus kakak Bayu saat Galih pamit akan pergi.
" Papa mau menyusul adikmu. Mau bertemu cucu Papa," jawab Galih. Ia sengaja menemui Fathur sebelum pergi menyusul ke kampung tempat tinggal Ara.
" Cucu?," Fathur terkejut
" hmm. Adikmu ternyata sudah menikah dengan wanita lain saat bersama Yumna. Kini istrinya itu sudah melahirkan anak dan usia anaknya hampir 7 tahunan."
" Jadi, dulu dia poligami?," Fathur menggelengkan kepalanya. Tak pernah menyangka sama sekali.
" ya, begitu lah. Hanya karena anak,"
" Anak? Bukannya Yumna juga bisa punya anak?," heran Fathur.
" Iya. Yumna awalnya tidak ingin hamil. Tapi, setelah Kia hamil dan perhatian Bayu terbagi, ia malah berusaha untuk hamil. Mirisnya hamil anak laki-laki lain,"
Gilang tak perlu bertanya pada Bayu soal masa lalu. Orang suruhan Bayu otomatis memberi laporan juga padanya.
" Ya sudah. Papa hati-hati. Insyaallah kami akan menemui mereka jika sudah kembali ke kota,"
.
.
" Mas tidak bilang apapun soal pindah," Kiara yang mendengar soal rencana suaminya yang akan mengajak pindah ke kota, langsung mencecar dengan pertanyaan. Bahkan saat baru keluar dari halaman rumah Pak RT.
" Memangnya mau tinggal dimana? Disini? Pekerjaanku di kota," jelas Bayu.
" Tapi, aku juga sudah punya kehidupan sendiri di sini." Kiara tak pernah memikirkan sejauh ini jika ia dan suaminya bertemu.
" Urusanmu disini hanya soal toko sembako kan?. Bisa di handle orang lain. Sementara perusahaan tidak selamanya bisa aku urus dari jauh,"
Bukan ingin merendahkan, tapi Bayu sudah mempertimbangkan semuanya.
Kiara mendelik. Hidupnya akan kembali di atur. Entah apakah ia akan bisa memilih hak bersuara atau tidak. Bayu tidak suka di debat.
" Sekolah Aksa,."
" Aksa setuju untuk sekolah di kota. Katanya asal tidak jauh dari aku dia tidak masalah."
Kiara mendesah. Anaknya bahkan sudah berhasil ikut rencana ayahnya.
" Apa lagi yang membuatmu berat tinggal denganku? Kita juga belum pernah melakukan resepsi pernikahan kan?. Aku berencana menggelar pernikahan yang megah. Orang-orang harus tahu kalau aku sudah menikah lagi,"
" Kenapa membuat keputusan sendiri?," kesal Kiara.
Ia meninggalkan Bayu begitu saja. Kesal rasanya saat semua diluar perkiraan.
Mengumumkan pernikahan sama saja mengundang Yumna untuk melakukan rencananya kan?. Kiara semakin ketakutan. Perasaannya tetap tak nyaman sekalipun ia kini istri satu-satunya.
Sementara Bayu terdiam. Tidak merasa ada yang salah dengan semua keputusannya. Ia sudah memikirkannya matang-matang.
.
.
" Teh Ara kenapa?," tanya Lilis melihat Kiara melamun.
" Suami teteh mengajak pindah ke kota," jawab Kiara. Lilis adalah salah satu teman curhatnya. Kiara percaya pada gadis yang usianya beberapa tahun lebih muda darinya itu.
" Jadi, gosip ibu-ibu teh benar ya. Laki-laki yang bawa mobil bagus itu suami teteh?," seru Lilis heboh.
" Hmm," jawab Kiara tak tertarik membahas Bayu.
" Ganteng katanya. Ibu-ibu pada heboh nanya ke Lilis. Padahal Lilis juga kan mana tahu. Sampai Lilis bingung sendiri. Mereka mau belanja atau nyari gosip baru?," kekeh Lilih tertawa kecil.
" Sampai heboh begitu berita kedatangan suami teteh, Lis?," Kiara mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia sandarkan di atas meja.
" Heboh banget, teh. Pak Guru sampai nanyain juga. Dikiranya teteh janda. Ternyata, masih bersuami. Jadinya patah hati," Lilis membuat mimik wajah kasihan.
" Is, lebay kamu. Lagian kan teteh sudah bilang kalau masih bersuami. Mereka saja yang tidak percaya."
" Mana percaya kalau suaminya tidak pernah datang. Tapi, sekarang di jamin semua pada percaya. Mana wajah suami teteh plek ketiplek sama wajah Aksa." Lilis lagi-lagi tertawa.
" Iya. Teteh cuma dapat hikmahnya aja, Lis," Kiara terkekeh. Berbicara dengan Lilis membuat moodnya membaik. Gadis ini selalu bisa menghiburnya.
" Kalau teteh pindah ke kota, kamu jadi penanggung jawab toko ini ya, Lis?,"
Tawa Lilis langsung berhenti mendengar ucapan Kiara.
.
.
TBC