LOVE ISN'T LIKE A JOKE
Aku tidak pernah menduga sebelumnya, kalau semua orang bisa menjadi aktor yang hebat. Kukira ungkapan dunia kejam dan tidak adil hanyalah sebuah kiasan yang terkarang dalam bait lagu atau pun puisi sang seniman. Namun, kutarik semua itu ketika aku bertemu denganmu.
Jika saja aku tidak terlalu bodoh. Jika saja aku tidak menjadi gadis yang mudah terperangkap. Jika saja kusambut sang angin yang mencoba memberitahuku kebenaran dari awal, kurasa aku tidak akan menangis ketika melihat punggungmu yang pergi. Ah, aku tidak pernah suka ketika mengingat kembali bagaimana dirimu yang hangat berpaling layaknya salju yang telah meleleh di tanah tak berumput, keras dan dingin.
Aku tidak mengira kalau sebuah lelucon bisa menjadi sangat menakutkan. Mengubah sebuah mimpi buruk menjadi kenangan manis untuk membuat mimpi buruk yang baru, bukankah itu kejam. Jika aku bisa bertanya padamu saat ini, kenapa kau melakukannya? Kenapa kau perankan aktor dalam drama yang kubenci?
Masih kuingat dengan jelas bagaimana mata obsidian itu memandangku. Pandangan yang membuatku jatuh hati. Pandangan yang membuat hati beku ini mencair dan berusaha untuk kembali menerima cinta yang baru. Tapi kenapa? Kenapa obsidian hangat itu justru mendingin, kaku, dan keras. Tak ada lagi kehangatan, pancaran cinta yang mengairahkan dari manik indah itu.
"Kumohon, jangan menangis saat aku tidak ada nanti."
Dulu aku tidak mengerti arti ucapan itu. Kupikir hanya sebuah hiburan semata setelah kejadian menakutkan malam itu. Tapi kini aku mengerti. Amat sangat mengerti. Aku melakukannya. Seperti katamu aku menangis, lagi dan lagi. Aku tidak membendung air mataku ketika aku tahu bahwa kau tidak lagi memilih untuk di sampingku. Aku menangis tanpa bisa menahannya. Aku menangis tanpa bisa mengatakan bagaimana rasa sakitnya ketika aku tahu kebenarannya.
Rasa sakit yang kini bersarang dalam tubuh, melubangi dadaku hingga aku bahkan tidak sanggup untuk bernapas setiap kali aku mau. Detik jam yang terseret-seret terdengar begitu menyayat hati setiap kali aku mencoba melupakanmu. Katakan padaku bagaimana aku sanggup melepaskan hal indah yang kau berikan, jika setiap jengkal langkah yang kuambil bersamamu ternyata bukanlah takdir?
Mungkinkah ketulusan yang kulihat di matamu pun adalah sebuah peran yang kau mainkan?
Jika begitu biarkan aku masuk dalam peran itu lagi. Biarkan aku melihat bagaimana kau memberikan cintamu dalam drama yang kau buat. Itu lebih baik dibandingkan harus tersiksa oleh rasa rindu yang memuncah. Mungkin itu lebih baik daripada aku kehilangan cintamu. Tak masalah jika ketulusan itu hanya sebuah lelucon. Tak masalah jika aku menjadi satu-satunya orang bodoh, setidaknya bantu aku hilangkan rasa cintaku dalam lelucon yang kau mainkan.
Karena itu membuatku sadar bahwa aku bukanlah pemeran utama untukmu.
Jangan buat semua yang telah terjadi menjadi mimpi buruk. Jangan buat apa yang telah kau berikan padaku menjadi bayangan yang menghilang ketika terang datang. Semua terlalu vivid untuk dihilangkan.
Bukankah kau pernah menulis satu kalimat ini "Maaf, aku tidak bermaksud melakukannya."
Jadi bisakah sekarang kau melakukannya lagi? Bisakah kau tuliskan kalimat itu lagi? Tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu. Katakan, kumohon katakan, kalau semua adalah kebohongan. Bahwa cinta bukanlah sebuah candaan. Bahwa cintamu bukanlah sandiwara. Aku kalah kali ini. Akan kukatakan dengan lantang kalimat yang tidak pernah bisa lontarkan selama ini.
"AKU MENCINTAIMU, MAS JUNA!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments