Incaran Bos Sendiri

***

Pagi-pagi sekali Maxim sudah bertamu di Rumah Bu Mayang, bahkan saat Maxim datang Laudya belum mandi dan sedang memasukan beberapa Kue ke dalam Mika.

Kedatangannya itu sudah pasti mengejutkan Laudya dan Ibunya, Laudya sudah memberitahu Ibunya soal Maxim yang akan menjemput nya. Tapi ia tidak menyangka kalau Maxim akan datang sangat pagi.

Bu Mayang mengajak Maxim untuk Sarapan bareng, Laudya kira Bos nya itu akan menolak tapi ternyata tidak.

Dan sekarang mereka sudah berkumpul di meja makan, Marvel sempat melirik Kakaknya saat melihat Maxim. Laudya hanya menganggukkan kepalanya saja, tapi sudah membuat Marvel paham kenapa Semalam kakak nya itu memaksa diri nya untuk berangkat bareng.

“Maaf ya Nak Maxim menu sarapannya cuma ada Nasi Goreng.” Ucap Bu Mayang tidak enak.

“Kenapa Harus Minta Maaf Tan? Seharusnya saya yang minta Maaf sama Tante karena udah ngerepotin Tante pagi-pagi begini.” Balas Maxim.

“Ya karena Tante merasa tidak enak aja, biasanya kan orang kaya itu sarapannya Roti, atau kalau makanan berat juga gak mungkin Nasi Goreng biasa sepertinya sekarang, Semoga suka ya sama Nasi Goreng nya.” Ucap Bu Mayang.

“Saya Makan ya, Tan.” Ucap Maxim. Ia mulai memasukan satu sendok Nasi Goreng ke Mulutnya, beberapa detik kemudian. Ia takjub ternyata sangat enak walaupun terlihat sangat sederhana, dimana hanya ada tambahan acar, telur, dan Bakso.

“Enak Tan Nasi Goreng nya, malah enak banget. dari semua jenis nasi Goreng yang pernah saya makan, menurut saya ini yang paling enak dan masuk di lidah saya.” Ucap Maxim.

“Syukurlah kalau enak, tapi ini bukan masakan Tante ya.” balas Bu Mayang.

Maxim mengernyitkan keningnya, ia pikir nasi goreng di hadapan nya itu masakan nya Bu Mayang.

“Ini masakan Laudya, kalau lagi banyak pesanan memang yang buat sarapan itu laudya.” Lanjut Bu Mayang.

Maxim membuka mulutnya tapi buru-buru di tutup kembali, ia melirik ke arah Laudya yang sedang fokus pada Sarapan nya.

Setelah itu ia kembali memakan Nasi Goreng nya, seperti nya ia nanti akan meminta Laudya untuk sering-sering membawakan dirinya sarapan.

Setelah Selesai sarapan, Laudya, Maxim dan Marvel berpamitan kepada Bu Mayang.

.

Marvel duduk sendiri di kursi Tengah, sementara Kakaknya duduk di depan tempatnya di samping Maxim yang sedang mengemudi kendaraan nya.

Jujur saja, Marvel baru kali ini naik mobil hanya duduk diam. biasanya akan ada saja yang akan di bahas, apalagi satu mobil dengan Ibu dan Kakaknya.

Tapi suasana pagi ini sangat canggung, tidak mungkin kalau ia berbicara lebih dulu. Sementara yang punya Mobil malah diam dari tadi.

Marvel rasanya ingin mengirimkan pesan kepada Kakaknya, tapi ia tidak begitu berani takutnya malah jadi gak sopan. Karena di antara mereka ada Maxim.

“Di sekolah kamu Ambil Ekstrakurikuler apa?” Tanya Maxim.

Ia sengaja bertanya kepada Marvel untuk menghilangkan rasa canggung dan sunyi di dalam mobil nya.

“Basket sama Taekwondo, tadinya sama Futsal juga tapi waktunya suka mepet sama jadwal Les Bahasa.” Jawab Marvel.

“Bagus itu, jangan terlalu banyak ambil ekstrakurikuler. tubuh kamu juga kan butuh istirahat, belum soal pelajaran.” Ucap Maxim.

“Kamu ngambil les bahasa apa?” Tanya Maxim kembali.

“Inggris, Jepang sama Mandarin. Soalnya mau seperti Kak Lau bisa beberapa bahasa asing.” Jawab Marvel.

Maxim baru tahu soal kemampuan Sekretaris sekaligus perempuan yang di sukai nya itu bisa beberapa bahasa asing.

“Kak Lau bisa Empat bahasa, eh lima sama bahasa indonesia.” Kekeh Marvel.

Laudya sudah membalikan tubuhnya sebentar untuk memberikan kode adiknya untuk tidak membahas dirinya.

 “Wow, saya baru tahu. bahasa apa aja?” Tanya Maxim.

“Korea, Jepang, Inggris sama Mandarin. kata Ibu waktu Kak Lau mulai masuk SD udah mulai ikut les beberapa bahasa karena dulu sering ikut almarhum Ayah nonton berita luar negri.” Jawab Marvel.

“Terus, untungnya Teman Ayah sama Ibu ada yang buka les bahasa. Kak Lau masuk disana, eh sampai sekarang giliran Marvel masuk sekolah Les bahasa teman Ayah sama ibu itu, tapi gak dibolehin bayar sama Kak Lau juga dulu begitu, Makanya kita manfaatin untuk ngambil beberapa bahasa.” lanjut Marvel.

Laudya hanya bisa menghela nafasnya melihat Adiknya mulai banyak bicara, Adik nya itu memang orangnya mudah akrab dengan orang baru tidak seperti dirinya.

Mereka sudah sampai di depan sekolah Marvel, Saat Marvel keluar mobil setelah berpamitan kepada Laudya dan Maxim. Maxim ternyata ikut keluar juga.

Laudya bisa melihat kalau Bos nya itu memberikan beberapa lembar uang kepada Adiknya, ia jadi merasa tidak enak.

Maxim sudah kembali masuk ke dalam mobil nya dan melajukan nya.

.

Dari semalam sudah Laudya perkirakan kalau hari ini Kantor akan ramai membicarakan dirinya yang berangkat dengan Bos nya sendiri.

Laudya hanya bisa pasrah ketika banyak pasang mata menatap ke arahnya, Laudya jadi kesal sendiri saat melihat Bos nya yang diam saja dan tidak menegur karyawan nya yang sedang membicarakan mereka.

“Orang mah kesal karena jadi bahan Gosip, apalagi di gosipin nya pas masih ada orangnya. tapi kenapa Pak Maxim biasa aja? Apa karena terbiasa? tapikan Gue risih Banget, gak ngerti banget sih sama perasaan Gue.” ucap Laudya dalam Hatinya.

Yang membuat Laudya kesal sama Bos nya itu, dengan santainya Maxim menghentikan Mobilnya di depan Lobi dan saat Laudya keluar ia juga ikut keluar. Bahkan mereka berjalan beriringan sampai masuk ke dalam lift yang di khususkan untuk Maxim dan keluarga nya saja.

Laudya Masuk ke dalam Lift yang sama juga karena tangannya tiba-tiba di tarik oleh Maxim, mau menolak tapi sudah yang memperhatikan mereka.

Kalau Laudya menolak terus iku masuk ke dalam lift yang di khususkan untuk karyawan, sudah pasti kuping nya akan panas nantinya.

“Biasa aja gak perlu tegang begitu, saya juga tidak akan memakan kamu.” Ucap Maxim.

Mereka masih berada di dalam lift. “Saya gak tegang ya Pak, tapi lagi kesal sama Bapak.” Bantah Laudya.

“Kesal kenapa? Memangnya saya melakukan kesalahan Apa sampai Membuat kamu kesal?” Tanya Maxim.

Laudya hanya diam, ia sedang malas bicara dengan Maxim. Walaupun terlihat tidak sopan.

Pintu lift terbuka, saat baru keluar. Tangan Laudya di tahan oleh Maxim.

“Coba kasih tahu saya, Apa kesalahan saya? kasih tahu aka semuanya saya tidak akan marah.” Tanya Maxim dengan lembut. membuat Laudya tertegun.

Baru kali ini nada bicara Maxim sangat lembut tidak seperti biasanya, dan itu berhasil membaut debaran jantung Laudya semakin tidak karuan.

“Tadi kenapa bapak tidak negur orang-orang di bawah, mereka kan lagi gosipin kita yang tidak-tidak. Mereka fitnah kalau kita punya hubungan khusus, aslinya kan kita itu hanya sebatas Atasan dan bawahan.” Jawab Laudya.

Terlihat Maxim mengangguk-anggukkan kepalanya, “Kalau soal itu kamu gak perlu di pikirkan. yang ada nanti malah jadi sakit, biarkan orang lain membicarakan kita. toh dosanya merek yang tanggung” Ucap Maxim dengan masih nada yang sama seperti sebelum nya.

“Atau mau kita wujudkan saja gosip tentang kita itu?” Tanya Maxim dengan berbisik.

Maxim masuk ke dalam ruangannya tanpa menunggu Laudya menjawab pertanyaan.

yang di tanya malah semakin diam, bahkan ia jadi linglung sampai ia tersadar saat Nanda datang dan menepuk pundak nya agak keras untuk menyadarkan dirinya.