Terjebak Cinta Om Mafia Possesive

Didalam kamar hotel dimana pesta pernikahan masih dilanjutkan tanpa kehadiran sepasang pengantin. Kini terdengar raungan seorang gadis kecil yang tengah memeluk erat pengantin perempuan yang masih belum sadarkan diri itu

"Kak Ara bangun hiksss,, maafin Qila hikss,, ini pasti karena Qila hikss" raung sendu Aqila

Grey dan Rachel sedari tadi mencoba memijat dan membaluri minyak angin dibeberapa titik tubuh Arazey guna menyadarkan nya, tetapi nihil

Dokter pun sampai sekarang belum juga datang, hal ini berhasil membuat Grey harus menahan emosi dan kekhawatiran nya secara bersamaan

Hingga suara ketukan pintu didepan sana langsung mengalihkan perhatian Grey. Tanpa berlama-lama dirinya pun langsung membuka pintu kamar hotel itu

Terlihat lah sosok pria dengan jas kebangaan nya sama seperti milik Arazey, melihat sosok pria itu lantas Grey langsung menggeram tertahan

"Shiit! Kenapa anda?!". Dokter itu pun tersenyum lalu sedikit menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat

"Selamat malam tuan, saya yang diperintahkan untuk memeriksa Ara-- nona Arazey" tutur lembut dokter pria itu yang tak lain adalah Hans senior Arazey sekaligus pria yang Grey benci

Bukan tanpa alasan selama ini Grey tau dokter Hans selalu mencoba mendekati Arazey maka dari itu dia membenci dokter dihadapan nya ini

'Siapapun yang mencoba mendekati gadisku, maka dia adalah musuhku' seperti itulah prinsip Grey

"Grey apa itu dokternya?" tanya Rachel menatap punggung Grey yang menghalangi pintu

Menghela kasar lalu Grey menyingkir dan mengkode dokter Hans untuk masuk melalui tatapan tajam nya

Tanpa berlama-lama dokter Hans pun langsung masuk dan berjalan menuju kasur hotel itu, dimana ada Arazey dengan mata terpejam nya dan seorang gadis kecil yang tengah memeluknya dengan rengek tangisnya

"Qila lepas dulu, dokter akan memeriksa kondisi kak Ara" lembut Rachel mengusap surai putri kecil nya

Tetapi Aqila malah menggeleng begitu kuat, menolak ucapan mama nya. "Gak mau hikss, Qila mau peluk kak Ara hikss"

"Princess". Mendengar suara bariton khas milik Grey, lantas Aqila pun menolehkan kepalanya menatap Grey yang kini ada dibelakang nya

"Kak Grey hikss"

"Lepas dulu ya sayang, supaya kak Ara cepat sadar" lembut Grey

"Tapi hikss-- "

"Kakak gendong mau?". Gadis kecil itu pun langsung mengangguk mengiyahkan

"Tapi Qila mau disini hikss"

"Iya Qila disini, kakak juga disini" sahut Grey seraya mengangkat tubuh Aqila dan menggendong nya

"Gak mungkin kak Grey ninggalin ISTRI kakak dengan pria lain" sambungnya sedikit menyindir dan menekan kata 'Istri'-nya

Sedikit merasa tidak enak mendengar ucapan Grey tetapi dokter Hans tetap bersikap profesional

"Periksa lah" titah dingin Grey dengan tatapan tajamnya. Dokter Hans pun mengangguk lalu menaruh tas dokternya dimeja samping kasur itu

"Jangan menyentuhnya sembarangan," tekan Grey berhasil menghentikan gerakan dokter Hans

Sesaat dokter Hans menatap Grey lalu tersenyum tipis, hingga kini dirinya mulai memeriksa keadaan Arazey dengan tenang

Walau merasa tidak nyaman akibat tatapan Grey tetapi dokter Hans tidak menghiraukan hal itu, karena jujur dirinya pun merasa khawatir saat melihat keadaan Arazey

.

.

"Kondisi nona Arazey saat ini bisa dibilang buruk, tetapi bisa juga tidak" tutur dokter Hans setelah selesai memeriksa Arazey

"Bicara yang jelas!" geram Grey

"Nona Arazey saat ini dalam kondisi tertekan dan stres berat, saya sarankan untuk menghiburnya setelah bangun nanti. Jika dia masih larut dengan kesedihan nya akan berbahaya bagi mentalnya" jelas dokter Hans

"Hmm baiklah, terimakasih silahkan pergi"

"Astaga Grey!" pekik tidak enak Rachel saat mendengar penuturan Grey

Dokter Hans pun hanya tersenyum menanggapi di iringi gelengan pelan nya "Tidak apa Nyonya. Dan ini resep obatnya, tolong segera ditebus"

Menerima selembar kertas berukuran kecil khas yang selalu dokter berikan untuk resep obat, lalu Rachel tersenyum. "Baik dok terimakasih"

-

-

"Honey" lembut Grey saat melihat kelopak mata Arazey mulai terbuka

"Om" lirih Arazey

"Ayo minum dulu". Grey pun membangunkan tubuh Arazey hingga kini gadis itu duduk bersandar di kepala kasur

Membantu Arazey memegang gelas lalu merapihkan rambut gadis itu yang terlihat berantakan

Terdiam sejenak lalu Arazey menatap kosong benda-benda didepan nya

"Bang Ansel" gumam Arazey dengan mata kembali berkaca-kaca

"Honey". Menoleh menatap kosong wajah Grey lalu air mata Arazey kembali berjatuhan

"Kenapa bang Ansel nulis surat itu? Apa dia sudah tau bahwa dirinya akan meninggalkan aku begitu jauh?"

Membawa tubuh Arazey kedalam pelukan hangatnya lalu Grey mengusap-usap lembut punggung sang istri. "Honey, tenanglah"

"Kenapa hikss,, Apa benar kecelakaan bang Ansel karena rencana seseorang hikss,,"

"Jangan seperti ini honey, kasihan Aqila jika dia melihatmu kembali menangis"

Melepaskan pelukan Grey, lalu Arazey menatap nanar netra tajam itu. "Qila. Dimana Qila hikss,,"

"Qila baru saja tertidur, sedari tadi dia terus menangis dan terus menyalahkan dirinya"

"Qila gak salah hikss,, aku--"

"Maka dari itu berhenti menangis dan tenanglah, kita bicarakan dan tanya baik-baik pada Qila oke?" potong cepat Grey menyeka air mata Arazey yang terus mengalir

"Dimana suratnya hikss,,". Grey pun langsung mengeluarkan selembar kertas itu dari kantong kemeja pengantin yang masih ia gunakan itu, lalu memberikan nya pada Arazey

Membaca ulang tulisan tangan kakak laki-lakinya lalu Arazey kembali menangis. Hatinya begitu sakit saat membaca kata 'menikah dengan pria yang ia cintai'. Pasalnya disini Arazey tidak mencintai Grey bahkan pernikahan ini terkesan karena paksaan

Dan juga tulisan didalam baris pertama yang bertuliskan 'Pastinya kamu sedang bahagia 'kan'. Bahagia? Entahlah kata apa yang cocok untuk menggambarkan suasana pernikahan nya saat ini

Rasa sesak dan kepala yang berdenyut kembali menerpa Arazey, hal itu pun tak lepas dari tatapan Grey yang kini kembali terlihat khawatir

"Honey, tenang lah tenang. Aku mohon jangan membuatku khawatir lagi"

"Bang Ansel hikss,,"

Grey kembali memeluk tubuh bergetar Arazey, hanya pelukan lah yang bisa Grey berikan untuk menenangkan istrinya

Karena percuma mau ia berkata seperti apapun, istri kecil nya ini akan terus menangis bahkan semakin menjadi-jadi

Hingga beberapa saat kemudian pelukan hangat Grey berhasil menenangkan perasaan Arazey

"Om" lirih Arazey

"Kenapa? Lapar?"

Menggeleng pelan lalu Arazey melepaskan pelukan Grey

"Ada apa honey?" tanya lembut Grey yang tersirat ke khawatiran nya

"Bantu aku"

"Kenapa? Ada yang sakit lagi? Atau kamu mau ke kamar mandi?" tanya antusias Grey

Arazey pun menggeleng. "Bantu aku membuka kembali kasus kecelakaan bang Ansel hikss,,"

Sejenak Grey terdiam, hingga tangan mungil Arazey menggenggam tangannya dengan tatapan penuh permohonan

"Please om, hikss" sendu Arazey

Tak tahan melihat kesedihan Arazey lalu Grey pun menganggukkan kepalanya

"Baiklah akan aku coba"

...----------------...

Seeyou Next Bab Readers😘

Jangan lupa like dan dukungannya🤗