NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Ruby Lauren dan Dominic Larsen terjebak dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan.
Apakah mereka akan berakhir dengan perpisahan? Atau sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Yang Aneh

"Dominic, tunggu!" Ruby menghentikan langkah Dominic. Pria itu baru saja turun dari mobil dan terlihat terburu-buru masuk ke dalam mansion.

Dominic menoleh dan menatap tajam Ruby. "Apa lagi? Kau ingin ucapan terima kasih dariku? Atau kau ingin bercinta denganku malam ini, sebagai balas budi karena kau sudah menyelamatkan aku dari minuman beracun itu!"

Ruby langsung memutar malas kedua bola matanya. Andai bisa, dia ingin sekali memukul wajah Dominic saat ini juga.

"Ponselmu ketinggalan, suami gila!" ketus Ruby, sembari menempelkan ponsel Dominic ke dada pria itu. Ponsel itu hampir jatuh, sehingga Dominic segera meraihnya.

"Bercinta denganmu? Memangnya kau bisa? Tampangmu saja seperti pria yang tidak ahli dalam hal ini!" lanjutnya dengan nada meremehkan.

Setelah mengatakannya, Ruby langsung melangkah pergi begitu saja. Sedangkan Dominic cukup syok dengan ucapan Ruby barusan.

"Enak saja dia mengatakan bahwa aku tidak ahli dalam hal ini! Jangan menangis jika aku sampai melakukannya padamu!" gerutu Dominic.

Robin tentu mendengar percakapan pasangan suami istri itu. Dia lalu mendekati Dominic yang masih terlihat sangat kesal.

"Kau diremehkan, Tuan," kata Dominic dengan nada mengejek.

"CK, diamlah!" balas Dominic.

"Bukalah hatimu untuknya, Tuan. Lupakan kekasihmu yang sudah tiada, jangan mengingatnya lagi," ucap Robin, namun Dominic hanya meliriknya sekilas.

Dominic menghela nafas kasar. Dia lalu berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Robin. "Urus saja dirimu, Robin. Jangan banyak mengurusku!"

"Aku hanya tidak ingin Anda terpuruk dan terus tinggal di masa lalu yang penuh dengan kenangan buruk. Di masa kini, ada wanita yang tulus juga, Tuan. Ruby sangat tulus, dia bahkan tidak tega melihatmu minum racun," ungkap Robin.

"Darimana kau tahu dia tidak tega melihatku minum racun!? Dia menjatuhkan gelasku, pasti karena ingin menarik perhatian saja!" balas Dominic.

Robin menghela nafasnya. "Tuan, aku melihatnya. Dia sangat gelisah ketika melihat kau memegang gelas yang tentu berisi minuman beracun. Aku juga yakin awalnya dia sudah tidak peduli kau mati, tapi karena dia tidak tega kau dibunuh begitu saja, akhirnya dia menjatuhkan gelas Anda!"

Dominic terpaku sejenak, wajahnya kini terlihat sulit diartikan setelah mendengar kata-kata Robin. Napasnya terhela dalam, tangan kirinya mencengkeram kuat ponsel dalam genggamannya. Di dalam hatinya, dia tahu Ruby sungguh-sungguh tulus, tetapi ada keraguan yang menggelayuti pikirannya, membuatnya tak mampu berkata apa-apa.

"Tapi... tapi mungkin saja dia hanya ingin mencari perhatianku," ucapnya elan.

Robin merasa malas mau melanjutkan percakapan dengan Dominic. Dia hanya berkata, "Selamat malam, Tuan. Selamat beristirahat." Setelah mengatakannya, Robin langsung melangkah pergi begitu saja.

**

Di dalam kamar, Ruby memandangi layar ponselnya dengan mata terbelalak. Jantungnya berdebar keras saat membaca pesan ancaman yang baru saja ia terima.

[Jika kamu masih berani ikut campur, kamu akan kami habisi juga.]

Begitu pesan itu tertulis. Detik berikutnya, tangannya gemetar tak terkendali dan wajahnya pucat pasi. Dia melirik sekeliling, mencari tahu apakah ada seseorang yang mungkin mengawasinya.

Suasana di dalam yang biasanya memberikan ketangan, kini terasa menekan dan mengancam. Ruby menelan ludah, mencoba mengatur napasnya yang tercekat.

Dengan tangan yang masih gemetar, Ruby mengetik balasan. [Apa yang kau bicarakan!? Aku tidak tahu apa yang sedang kau kirim. Aku bahkan tidak pernah menjahati orang lain.]

Namun, sebelum menekan tombol kirim, pikirannya berkecamuk. Apakah ini akan memperburuk keadaan? Atau mungkin ini adalah jebakan untuk mengintimidasi dirinya lebih jauh? Ruby membatalkan pesan itu dan memutuskan untuk mematikan ponselnya, berusaha menghilangkan jejak digitalnya untuk sementara waktu.

Meskipun begitu, rasa takut terus membayanginya, seolah-olah setiap sudut gelap menyembunyikan bahaya yang tak terlihat. Dengan langkah gontai dan hati yang dilanda kecemasan, Ruby bergegas berjalan ke kamar mandi, lalu membasuh wajahnya dengan air. Dia berusaha melupakan pesan yang mengandung ancaman itu.

"Mereka tak akan bisa menyakitiku. Aku tidak akan membiarkannya! Aku akan melawan siapa saja yang mencoba menyakitiku!" gumam Ruby, menatap dirinya di pantulan cermin.

...----------------...

Keesokan paginya..

Ruby dan chef mansion sedang asyik berbincang di sudut ruang makan, tawa mereka pecah lantaran lelucon yang baru saja chef utarakan.

Tawa Ruby terdengar begitu riang, matanya berbinar dan dia tampak benar-benar menikmati momen tersebut. Tiba-tiba, dari kejauhan, Dominic yang baru saja melintas, menangkap pemandangan tersebut.

"Apa yang sedang mereka tertawakan??" gumam Dominic.

Raut wajahnya berubah, terlihat sangat masam dan alisnya bertaut. Sebuah perasaan tidak menyenangkan mulai menggelayuti hatinya.

"Kenapa juga aku harus kesal?" Dominic lanjut berbicara sendiri.

Langkahnya terhenti, matanya memicing, dan dia merasa iri serta kesal melihat interaksi yang terlalu akrab menurut pandangannya itu.

Tanpa bisa menahan emosi, Dominic berjalan cepat mendekati mereka, "Kembali ke dapur, jangan membicarakan hal yang menyebalkan!"

"Maaf, Tuan. Aku akan kembali ke dapur," sahut chef tersebut.

Setelah chef melangkah pergi, Dominic berkata, "Diabaikan olehku, sekarang kau merayu chef di mansion ini!?" Suaranya penuh tuduhan.

Ruby yang terkejut dengan kedatangan mendadak Dominic serta nada suaranya yang menghina, langsung berdiri tegak dan menatap wajah pria itu, "Siapa yang merayunya!? Aku hanya bicara saja!" balasnya dengan nada tinggi juga, membela diri dari tuduhan yang tidak berdasar.

Dominic, semakin emosi, mendekati Ruby dengan langkah kasar, "Dasar benalu!" umpatnya dengan suara yang keras, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ruby. "Aku melihatnya! Kau merayu chef di sini!"

Ruby melipat tangannya ke dada dan berdecak kesal. "Apa masalahnya jika aku merayu chef di sini? Lagipula aku juga bukan istrimu!"

Kekesalan Dominic bertambah berkali lipat. perlahan dia melangkah mendekat. Ruby terkejut dan segera melangkah mundur hingga punggungnya menabrak sisi meja di belakangnya.

"Kau bilang apa? Bukan istriku?" tanya Dominic.

"Me-memang bukan! Kita akan bercerai, seperti yang kau katakan beberapa hari yang lalu. Kau bilang 1 tahun lagi kita akan bercerai!" jawab Ruby gugup. Sedangkan Dominic semakin melangkah mendekatinya.

Ruby terpaku di tempatnya, matanya melebar ketakutan saat Dominic dengan tegas menempatkan kedua tangannya di sisi meja, mengurungnya.

Jarak antara mereka begitu dekat sehingga Ruby bisa merasakan hembusan nafas Dominic yang teratur mengenai wajahnya. Aroma parfumnya yang maskulin memenuhi ruangan itu, memaksa Ruby untuk menghirupnya dalam-dalam.

Pandangan mata Dominic yang tajam menerobos ke dalam jiwa Ruby, seolah ingin menggali setiap rahasia yang tersimpan. "Perceraian ini aku yang memutuskannya. Kau tidak berhak mengungkitnya, Ruby!" bisik Dominic dengan suara rendah namun penuh kekuasaan.

Ruby mencoba untuk menelan ludahnya yang terasa kering, tangannya yang dingin bergetar ringan. Dia merasakan dominasi dari Dominic, membuatnya seakan kehilangan oksigen untuk bernapas. Dominic menatapnya dengan tatapan yang tidak hanya mengekang secara fisik namun juga emosional, membuat Ruby semakin terpojok.

Ruby masih mencoba melangkah mundur, meskipun dia sadar punggungnya sudah menabrak sisi meja, matanya melebar, merasakan desakan panik. "Menjauhlah dariku, Dominic," suaranya bergetar.

Namun Dominic, dengan senyum tipis di bibirnya, semakin mendekat sehingga Ruby tak memiliki ruang untuk melarikan diri. Tubuhnya terasa lemah dan separuhnya terpaksa berbaring di atas meja, seraya ia mencari pegangan untuk mempertahankan keseimbangan.

"Kau meremehkan aku semalam bukan? Apa kau ingin aku buat menangis di atas ranjang?" bisik Dominic, membuat Ruby bergidik ngeri saat itu juga.

...****************...

1
safana
meleleh juga hati mu dom padahal dia seorang chef Lo,bukan tingkatanmu tp merasa iri ya
safana
terlalu sering di hianati orang2 bahkan slalu bekerja sama dengan keluarganya makanya sakalipun ada yang tulus akan sulit mempercayainya
safana
bagaimana tidak dingin sikap ya terhadap Ruby,kenangan masa lalunya aja masih ada apalagi di hatinya
safana
apakah keluarga Ruby bekerja sama dengan kel Larsen di belakang Ruby sehingga sesedah Ruby menikah mereka pergi
safana
fakta yang baru Ruby terungkap
safana
siap2 dom hatimu di buat meleleh Ama senyumnya ruby
safana
yang sabar ya Ruby menjadi keluarga besar dari keluarga yang penuh intrik
safana
bakar aja Ruby tuh si domonic nya biar hangat dan mencair
safana
tunggu aja Ruby entar juga mencair
safana
aku baru mampir thor
yunidarwanti2
perubhan bsr nih andai didunia nyta ada spt Dom bkal tk kejar namun adanya didunia perhaluan doang 😝😝😝😂😂😂
te~amor❤️
Aduhhhh daddy dommm😱 gemes pulak aku sama kau🤣🤣🤣
Ny. Lutolf
makin penasaran aku
Ny. Lutolf
lanjut kan Cici /Rose//Rose//Rose/
caca_cantik
si kulkas bisa bawa tas perempuan juga🤣🤣🤣🤣
Tina Andrianny
ter ruby ruby kan kamu dom..
yunidarwanti2
wah menyala nih Ruby nya Dom🔥🔥bs melawan mreka diblik sikap lembut nya psti nya smakin kagum bucin dg Rubyndeh😂😂😂
te~amor❤️
Nahhh bukan kaleng² Ruby kan🤣🤣 ini yang aku suka karya mu ci perempuan nya gak lemah👏👏😍 I love you ci😘😘😘
caca_cantik
ahhh makin meleleh 🫠🫠 ternyata ruby juga bukan wanita lemah 🤪 ap ga makin jatuh lagi nanti 🤣🤣🤣
yunidarwanti2
akhirnya mw jg mkn krn disuapin Ruby malu dilht org jg pasti org 😂😂😂sruhan Bryan deh menguntit Dom slm nih 🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!