NovelToon NovelToon
Diminta Jadi Pelakor

Diminta Jadi Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bunaya

"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Ada Ego

Dua hari berlalu, ayah Dewa belum juga bisa menerima bahwa Cakrawala Company akan menjadi miliknya. Perusahaan yang diberikan oleh seorang Bayu Dirgantara, sebagai penebus kesalahannya di masa lalu. Kesalahan yang sebenarnya sulit untuk di maafkan, tapi dia harus berlapang dada.

Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Ayah Dewa tidak menginginkan itu semua. Harta tidak menjamin kebahagiaan. Karena yang ayah Dewa inginkan adalah kedamaian, dengan begitu hatinya akan tenang dan bahagia.

Selama ini hidup mereka baik-baik saja. Biarpun dengan hidup apa adanya, tapi mereka bahagia. Karena dalam hati mereka selalu memiliki cinta, antara satu dengan yang lainnya.

Namun tuan Dirgantara tidak akan menyerah. Dia meminta tolong Devina untuk membujuk putranya, agar mau menerima dan memimpin Cakrawala. "Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri dan kesalahan, bantu Kakekmu ini Devi," ucapnya pada Devina.

Devina sendiri tidak ingin ikut campur. Dia menghormati keputusan ayahnya apapun itu. Menerima dan tidak menerima, Devina serahkan sepenuhnya pada ayah Dewa. Biarkan ayah Dewa memutuskannya sendiri. Tanpa tekanan dari siapapun.

Sebenarnya yang ayah Dewa hadapi saat ini adalah masalah orang tua dan anak. Dimana ada ego yang bermain di diri kedua pria beda usia itu. Dan sebagai anak dari ayah Dewa, serta cucu dari kakek Bayu Dirgantara, Devina akan bersikap netral. Dia hanya bisa memberikan masukan untuk keduanya.

Seperti yang Devina lakukan saat ini. Kakek Bayu Dirgantara sedang menghubunginya melalui sambungan telepon. Devina yang sedang bersantai segera menerima panggilan tersebut.

"Assalamualaikum Kek," sapa Devina.

"Waalaikumsalam. Kamu di mana?" tanya kakek Bayu. Dia mencari Devina ke Hans Company, tapi tenyata Devina tidak berada di sana. Begitupun dengan Gilang, calon cucu menantunya itu juga tidak berada di perusahaan.

"Di rumah Kek. Ada apa?" Jawab Devina.

Sudah dua hari ini Devina bekerja dari rumah. Selama kakinya belum bisa berjalan dengan sempurna, maka Gilang tidak mengizinkan tunangannya itu pergi ke kantor. Pria itu yang rajin datang mengunjungi Devina. Seperti siang ini. Gilang datang mengunjungi kekasih hatinya, sambil membawakan makanan kesukaan Devina.

Kaki Devina yang sakit, tapi Gilang tetap dengan keinginannya untuk menyuapi Devina makan siang. Ada rasa bahagia diperhatikan seperti ini. Tapi Devina tidak terbiasa. Sebagai Asisten Elang, biasanya dialah yang melayani artis itu. Dan selama menjadi sekretaris Gilang, Devina juga terbiasa yang melayani pria itu.

"Bagaimana keadaan ayah mu saat ini?" tanya kakek Bayu.

"Sebaiknya Kakek temui ayah. Devi rasa itu lebih baik, dari pada terus menunggu ayah menerima pemberian Kakek," jawab Devina.

Devina tahu kemana arah pertanyaan kakeknya itu. Dari pada bertele-tele, Devina langsung saja menyarankan apa yang seharusnya kakeknya itu lakukan. Bicara empat mata, dari hati ke hati.

Setelah berbicara beberapa saat, Devina menutup pembicaraannya dengan tuan Bayu. Seperti yang Devina katakan, ada ego yang bermain. Baik di diri ayah Dewa, dan juga di diri kakek Dirgantara.

Ayah Dewa tidak bisa disalahkan. Alasan pria paruh baya itu sangat masuk akal. Ayah Dewa tidak akan menerima pemberian kakek Dirgantara, selama ayahnya itu belum berani menemuinya secara langsung.

Ada hal yang harus mereka bicarakan dari hati ke hati. Hanya itu yang ayah Dewa inginkan. Selama ini tuan Dirgantara selalu saja mengutus Tora, sebagai perwakilannya untuk menemui ayah Dewa. Sementara ayah Dewa butuh berkomunikasi langsung.

Tuan Dirgantara merenungkan ucapan Devina. Apa yang cucunya itu sampaikan tidak salah. Tapi keraguan dan ketakutan terus menghantui pria tua itu. Dia bisa menghadapi banyak orang diluar sana. Tapi dia seorang pengecut, tidak berani bicara secara terbuka pada putranya sendiri.

Selama ayah Dewa belum bersedia memimpin Cakrawala Company, maka tuan Bayu Dirgantara sendiri yang mengambil alih kursi kepemimpinan untuk sementara waktu. Sampai dia memiliki keberanian menemui putranya untuk bicara dari hati ke hati.

"Permisi Tuan, ada tamu yang ingin bertemu," ucap Salma. Sahabat Devina itu diangkat sebagai sekretaris. Tentu saja Devina yang merekomendasikan sahabatnya itu.

"Siapa?" balas tuan Dirgantara.

"Nona Wina," jawab Salma. Sebenarnya dia sangat malas menyebut nama Wina. Apa lagi harus memangilnya Nona. Tapi dia harus bersikap profesional, sebagai sekretaris tuan Dirgantara.

Sementara itu, di kediaman ayah Dewa, Devina sedang melanjutkan makan siangnya bersama Gilang. Tidak tanggung-tanggung kedekatan mereka kali ini sudah semakin sulit dipisahkan.

"Buka mulutnya Sayang," ucap Gilang sambil menyodorkan satu sendok makanan dihadapan mulut Devina.

Devina tidak menolak. Percuma saja dia menolak, karena Gilang tidak bisa menerima penolakan. "Tuan pemaksa' julukan yang Devina sematkan untuk tunangannya itu.

Disaat yang bersamaan Devina menerima suapan dari Gilang, Elang datang memanggil namanya. "Nana," panggil pria itu.

Elang berdiri terpaku melihat kemesraan antara Devina dan Gilang. Apalagi tanpa sungkan, Gilang memasukkan makan ke mulutnya sendiri dengan sendok yang sama dengan Devina.

"Bang, makan," balas Devina.

Elang tersenyum, "Lanjutkan saja. Aku mencari ayah," jawab Elang, mengalihkan pembicaraan. Padahal dia datang untuk bertemu Devina.

Tunggu! Elang merasa ada yang salah dari apa yang dia lihat. "Gilang?" Gumamnya. "Bukankah Nana bertunangan dengan -."

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Gilang, karena Elang hanya diam di tempat.

"Kenapa kamu yang ada di sini?" Elang balik bertanya.

Gilang terkekeh, "Kenapa? Tidak boleh?" Gilang ikut balik bertanya.

Untung saja ada Lala yang datang dan mengucapkan salam, sehingga saling lempar pertanyaan antara Gilang dan Elang terhenti.

"Eh, ada Kak Elang," ucap Lala.

"Lala?" panggil Elang, begitu melihat mantan asisten Wina itu. "Kenapa kamu juga ada di sini?" tanyanya.

"Memangnya tidak boleh?" jawab Lala sambil terkikik geli melihat ekspresi wajah Elang.

"Lala sekarang jadi asisten Devi, Bang." Devina yang menjawab.

Setelah pergi dari Wina, Lala menghubungi Devina. Dia memberitahu, bahwa dia sudah berhenti jadi asisten Wina. Tidak perlu Lala jelaskan panjang lebar, Devina pasti mengerti mengapa Lala melakukan itu. Devina juga pasti mengerti, apa yang Lala butuhkan.

Saat Lala menghubungi Devina, ada Gilang yang ikut menyimak. Dia pun langsung meminta Lala datang ke Hans Company. Dan saat itu juga, Gilang menunjuk Lala sebagai asisten Devina.

Tentu saja Devina langsung setuju dengan tindakan Gilang kali ini. Bukan karena ada yang bisa membantunya meringankan pekerjaan. Melainkan Lala harus segera mendapatkan pekerjaan. Mengingat gadis itu adalah tulang punggung keluarganya saat ini.

"Itu bagus," balas Elang.

Lala memberikan pesanan Gilang. Dia baru saja diminta bos Hans Company itu untuk membelikan kue kesukaan Devina.

"Kamu ambil piring. Makan dulu sebelum melanjutkan pekerjaan kamu," ucap Devina pada Lala.

"Siap Bos," jawab Lala.

Elang seolah melihat sisi lain dari seorang Lala. Selama bersama Wina, gadis itu tidak pernah seceria ini. Banyak diam dan tidak suka bercanda.

"Kak, ayo makan!" ajak Lala pada Elang yang melamun. Elang tersentak, lalu menarik lamunannya untuk kembali ke dunia nyata.

"Kamu saja," balas Elang.

"Na, toko ayah tutup. Apa terjadi sesuatu? Dimana tunangan kamu?" ucap Elang lagi dengan mengajukan pertanyaan.

"Saya di sini," sahut Gilang. Elang berdecak mendengar jawaban Gilang.

"Ayah ke kampung sama bunda," jawab Devina.

"Apa terjadi sesuatu dengan nenek Lestari?" tanya Elang khawatir.

"Tidak ada. Mereka hanya ingin mengunjungi nenek saja."

"Sayang," ucap Gilang, menyela percakapan Elang dan calon istrinya.

Devina kembali membuka mulutnya lalu menerima suapan dari Gilang. Mereka melanjutkan makan. Sementara Elang hanya menunggu sambil memperhatikan saja. Pertanyaannya belum terjawab, mengapa Gilang yang dekat dengan Devina. Sementara berita yang beredar, gadis itu bertunangan dengan ceo Hans Company.

1
Ummi Yatusholiha
ada lagi nih cewek julid bin sirik yg bakal dapat malu
Ummi Yatusholiha
bagus devina,kamu jangan mau ditindas
Yani
Kasian deh...kamu Aina
lanjut thor ttp semangat 💪💪
Yani
Ternyata yang kainan itu bukan Sandra ternyata Wina palsu
Yani
Ternyata Wina palsu
Yani
Rassain kamu Wina jadi orang jahat banget
Yani
Semangat Sandra 💪
Yani
Cerita yang bagus penuh rahasia dan teka teki
Yani
Ternyata Danu juga masih hidup
Yani
Yang sabar ya Sandra
Yani
Sandra anaknya tante Meri
Yani
Akhirnya bertemu semuanya
Yani
Makin seru
Yani
Tenyata Ibunya Gilang masih hidup
Yani
Pantes Wina jahat ternyata ke dua orang tua jahat
Yani
Apa Danu madih hidup?
Yani
Wina kamu mau gali lubang sendiri
Yani
Awas tu Wina dan Sandra jantungan
Yani
Aeas Wina kena serangsn jatung kalau Devina cucunya kakek Dirgantara
Yani
Setelah sekian tahun akhirnya Pak Dewa dengan ayah kandungnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!