seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reed
Keesokan harinya Sasha terbangun dari tidurnya. Seperti biasa bar penuh dengan orang orang seperti pagi yang lainnya. Sasha menyadari banyak orang menatapnya dengan tatapan penasaran. Jelas ini membuatnya tidak nyaman.
Namun ia memaksakan duduk di meja yang sama di mana ia selalu duduk dengan para petualang yang ia kenal. Leoni, Rose, dan Jugra.
Namun kali ini mereka menatapnya dengan penuh tanda tanya. Seperti biasa ia menunggu Bunni untuk membawakannya sarapannya.
Awalnya mereka diam-diam saja. Tidak ada yang berinteraksi dengannya jadi tidak ada alasan ia untuk membuka pembicaraan apapun. Namun pada akhirnya seperti biasa, Rose memutuskan untuk membuka mulutnya.
"Sasha... Kemarin kamu di serang oleh pangeran Astra ?"
Sasha teriam mendengar ini. Dia tahu rumor akan menyebar namun dia tidak menduga akan ada orang yang bertanya kepadanya soal kekacauan kemarin.
"lupakan saja... Kemarin itu... Hanya kesalah pahaman kecil..."
Leoni dengan spontan. "kau menangis serangan seorang pangeran !"
"lalu ? ...dia manusia sama sepertiku dan dirimu... Kedudukan kelas sosialnya tidak punya peran apa apa di kejadian kemarin..."
Jugra menyilangkan kedua tangannya. "tetap saja... Dia itu salah satu penyihir paling berbakat di negeri ini..."
"aku tidak melihat itu memiliki peran apapun juga di kejadian kemarin... Dia merapal mantra berlevel rendah kepadaku. Tidak peduli seberapa berbakat dirimu itu tetap mantra berlevel rendah..."
"level ?" Leoni bertanya tanya.
Rose berbisik ke telinga Leoni. "pasti artinya tier sihir yang di gunakan pangeran Astra"
Sasha secara diam diam Sasha memperhatikan orang di sekitarnya. Jelas mereka memperhatikan Sasha. Dan membicarakan kejadian kemarin di belakangnya. Entah apa yang mereka bicarakan, namun itu membuat Sasha tidak nyaman.
Di saat yang sama Bunni sampai membawakan piring sarapan kepada Sasha. (mari selesaikan ini dan pergi dari kota ini... Lagi pula masa penginapanku hampir habis... Tidak aku percaya aku sudah ada di dunia ini selama 10 hari tanpa menemukan penjelasan apapun bagaimana ataupun mengapa aku ada di sini...)
Saat ia makan sebuah grup petualang menghampirinya. Armor mereka lumayan, perlengkapan mereka juga, setidaknya di mata para petualang lain. Di mata Sasha mereka hanya rongsokan. Mereka mengenakan kalung petualang emas.
Seorang pria menaruh tanganya di bahu Sasha. "hi nona... Kami mendengar rumor tentangmu dari banyak orang... Apakah kamu mau bergabung dengan kami ? Kami petualang tingkat emas ! Denganmu kita bisa menjadi petualang tingkat berlian atau lebih ! Bagaimana ?"
Sasha menghela nafas dengan berat. Namun sebelum ia dapat mengatakan apapun manager bar itu berteriak dari belakang meja kasir. "hey ! Dia bukan seorang petualang ! Menjauh darinya !"
Pria yang menawarkan itu terkejut. "ah ! M-maaf... Aku tidak tahu... Maaf telah menganggumu" mereka pun pergi ke meja lain untuk duduk.
Wajah Sasha di sisi lain merasa bingung. "buset... Aku memang sedikit terganggu sih... Tetapi mereka hanya bertanya kepadaku. Kenapa si kakek manager itu harus seagresif itu ?"
"oh... Kamu tidak tahu ?" Leoni terkejut.
Ia kemudian menjelaskan. "seperti yang kamu tahu pekerjaan petualang itu berbahaya dan mengancam nyawa. Oleh karena itu jika kamu mau menjadi petualang itu harus keluar dari diri sendiri tanpa pengaruh orang lain secara langsung. Jika ada petualang menawarkan orang yang bukan petualang untuk menjadi petualang itu tidak di perbolehkan. Tidak secara hukum... Namun lebih ke... Tabu. Konon kalau di langgar semua party itu akan bertemu takdir yang mengerikan.
Mendengar itu Sasha merasa lebih aneh. "jadi maksud mu keinginan untuk menjadi seorang petualang harus datang dari hati nurani seseorang tanpa pengaruh dan janji orang lain ? Itu aneh dan secara bodoh idealisi... Pasti keluar dari mulut seseorang yang berpengaruh di dalam guild petualang..."
"y-yah... Namanya Rrtya... Dia pendiri guild dan petualang pertama..."
"sudahku duga..." Sasha berdiri meninggalkan meja dan piringnya yang kosong keluar bar.
Tidak lama ia sampai ke luar kota. Ia memasuki hutan rimbun untuk menenangkan dirinya. Mencari ketenangan setelah mendapat perhatian yang tidak di inginkan.
Ia duduk di bawah pohon lalu menghela nafas. Menenangkan dirinya. Ia lalu membuka sebuah peta besar. Peta negeri itu, lalu melihat dan merencanakan ke mana ia akan pergi selanjutnya. Walah ia sebenarnya tidak tahu harus kemana dan apa yang harus ia lakukan sekarang.
Namun suara yang familiar muncul di hadapannya. "Sasha ?"
Ia lalu melihat ke arah pria yang ada di hadapannya. Juba penyihirnya yang rapih dan mahal. Topi klasik penyihir yang ia kenakan juga begitu mencolok. Wajah yang tampan karena genetik bangsawan yang bagus. Itu adalah Astra.
"oh... Kamu... Ada apa ? Ingin menyerangku lagi ? Ayo saja... Kali ini tidak ada orang yang lewat yang mungkin terluka..."
"tidak, tidak... Apa yang kamu lakukan di sini ?" wajahnya terlihat bersalah.
"hanya merencanakan rute selanjutnya yang akan aku ambil... Tidak banyak..."
"memangnya kamu mau ke mana ?"
"entahlah..."
Rasa bersalah Astra tidak lagi bisa di bendung. "hey... Maaf soal kemarin... Aku... Aku hanya penasaran... Aku tidak memikirkan kemungkinan terburuk tanpa bertanya..."
Sasha lalu menghela nafasnya. "ya, ya.... Aku bukan pendendam, selain itu lagian aku tidak terluka..."
"lalu kenapa wajahmu terlihat dingin begitu..."
"wajahku memang begini..."
(setidaknya kalau interaksi dengan orang asing...)
Sasha lalu melihat sekerumunan orang serba hitam di belakang Astra. "hey, apa mereka pendampingmu ?"
Astra berbalik dan melihat 21 orang mengenakan pakaian serba hitam. Di bahu mereka terdapat logo tanaman ekor kuda terbuat dari silver layaknya sebuah mendali. Wajah mereka di tutupi topeng putih polos.
Wajah Astra terlihat terkejut. "apa yang... Apa yang Reed assassin lakukan di daratan Angran ?! Kalian berani melanggar persetujuan perang ?!"
Mendengar reaksi Astra yang jelas tidak bersahabat kepada orang orang itu. Sasha berdiri begitu mengetahui gravitasi dari situasi ini. Perutnya sakit dengan pemikiran ia akan terlibat dalam konflik ini.
Assassin paling depan ia mengenakan pita merah di tangan kirinya maju. Lalu berbicara, suara wanita keluar dari sosok kurus itu. "Angran lah yang telah melanggar perjanjian perang dengan tidak mengembalikan mayat mayat ksatria negeri Forlass. kami hanya ingin membuatnya seimbang..."
"kami telah mengirim alasan kami tidak mengembalikan mereka benar ?"
"Anda benar, namun... Alasan anda sangat tidak memuaskan untuk kami... Sekarang, bersiaplah... Kami akan membalaskan mereka yang tubuhnya kalian ambil"
Mendengar ini jelas akan terjadi pertarungan. Sasha langsung berjalan pergi. "Semoga beruntung kalian... Aku pergi duluan"
"tahan ! Siapa bilang kau boleh pergi"
"t-tapi aku tidak terlibat dalam perang kailan. Dan juga... Aku bukan orang Angran..."
Assassin itu menggelengkan kepalanya. "itu tidak penting, kami dengar pembicaraan kalian. Kalian jelas memiliki koneksi atau hubungan... Secara tidak langsung menghabisimu juga akan mempengaruhi negeri ini"
Wajah Sasha langsung pucat "logis macam apa itu ?! Aku baru kenal dia kemarin ! Itu juga di kenalin oleh gurunya !"
"begitu yah... Kau punya hubungan dengan Oslar juga..."
Sasha langsung menepak wajahnya. (apa yang telah kulakukan sampai jadi begini ?!)
Astra lalu berdiri di hadapan Sasha. "kalian Assasin Reed ! Dia hanya warga sipil, dia bahkan bukan seorang petualang atau anggota kerajaan ! Apa kalian akan benar benar membunuh orang yang tidak bersalah ?!"
Assassin itu terdiam sebentar. "Anda benar... Dia tidak bersalah atas apapun. Namu anda terlihat begitu peduli dengannya. Kami membunuhnya bukan karena dia memiliki kesalahan, namun karena negeri ini harus membayar."