Dokter Cantik Di Kejar Brondong Tajir

Dokter Cantik Di Kejar Brondong Tajir

Tangisan Soraya

"Hiks... hiks... hiks..."

"Ayah...! Bunda..!"

"Kenapa...!!! kenapa ayah dan bunda begitu cepat pergi, kenapa ayah dan bunda tidak mengajak Raya pergi juga, Raya sendirian sekarang hiks... hiks... hiks...!" Seorang gadis menangisi makam bunda dan ayahnya yang baru saja di makamkan siang tadi.

"Bunda... Raya di usir dari rumah kita, maafin raya bunda yang gak bisa mempertahankan rumah itu."

"Bunda ayah, untuk sementara waktu Raya akan pergi jauh dan jarang kemari. Jika sudah waktunya Raya akan kembali dan menemui ayah dan bunda di sini, hiks... hiks... hiks!!"

"Bunda ayah, Raya pamit pergi dulu. Raya akan selalu mendoakan bunda dan ayah disana, assalamualaikum bunda ayah!!"

Setelah berpamitan Raya pun pergi dari sana, untuk menemui penjaga makam yang tinggal di lingkungan makan itu.

Dengan masih menahan kesedihan mendalam yang di rasakan, karena Raya masih tidak rela harus pergi dari rumah orang tuanya, rumah penuh dengan kenangan manis serta penuh kasih sayang kedua orang tua nya.

Dia adalah Soraya Mayasari, gadis berusia 16 tahu dan baru saja lulus SMA dengan nilai terbaik. Soraya adalah gadis pintar yang mengikuti kelas akselerasi hingga dia bisa lulus SMA di usia 16 tahun.

Saat ini Soraya yang harus hidup sendiri setelah kepergian kedua orang tuanya, dia telah di usir oleh nenek dan kakeknya setelah kedua orang tuanya meninggal.

Masih teringat kejadian malam itu di benak dan pikiran Raya, dia tidak tau jika pamitnya sang bunda dan ayah malam itu adalah kali terakhir dia bisa memeluk bunda dan ayah nya

Flashback on

"Ayah, apa tidak apa kita pergi kerumah ibu hujan hujan gini kenapa gak besok saja yah" ucap ibu dari Raya

"Mau ayah juga begitu bun tapi bunda tau sendiri kan jika ibu sudah meminta sesuatu tidak dapat di tolak jadi terpaksa malam ini juga ayah harus kerumah ibu" ucap ayah dari Raya

"Jika begitu biar bunda ikut saja yah, untuk teman ngobrol ayah agar tidak ngantuk di jalan apa lagi hujan gini" ucap sang istri

" Tapi bagaimana dengan raya bun kasihan dia" bingung ayah Raya

"Kan ada bibi yah jadi biar raya di rumah saja kasihan dia, ayo yah keburu tambah malem" ucap bunda dari Raya

"Baiklah Bun ayo" ajak ayah

"Sebentar ya yah bunda mau bicara dulu dengan bibi sum, ayo kita juga harus pamit pada raya yah" ucap bunda Raya

"Baik bun, ayo kita temui raya dulu" jawab ayah dan masuk kamar Raya untuk berpamitan.

Setelah itu bunda dan ayah raya pun masuk kerumah untuk berpamitan kepada anak mereka satu satunya.

"Sayang bunda dan ayah mau pamit dulu ya, kamu baik baik di rumah saja" ucap bunda

"Loh ayah sama bunda mau kemana hujan hujan gini, kenapa gak besok saja sih bun, yah" ucap Raya dengan sangat khawatir

"Nenek meminta ayah datang kerumahnya, bunda mau nemenin ayah kasihan di jalan sendirian takut ada apa apa" Jawab Bunda

"Jika begitu kita pergi bertiga saja bun, yah. Raya gak mau di tinggal sendirian" ucap raya

"Gak bisa sayang kamu harus di rumah, disini juga ada bik sum kan. Nurut ya apa kata bunda" ucap bunda mendengar itu mau tidak mau Raya setuju tinggal di rumah.

Malam itu bunda memeluk Raya erat serta menciumnya lama, begitu juga ayah.

Setelah itu bunda mencari bibi sum entah kenapa malam itu, bunda merasa seakan akan dia tidak akan bertemu kembali dengan putrinya.

Bunda pun menitipkan sesuatu pada sang pembantu setianya untuk putrinya itu, setelah itu bunda dan ayah pun pergi dari rumah menuju rumah orang tua ayah.

Dan kebetulan sekali malam itu hujan turun sangat deras, semakin lama semakin deras sampai di tengah perjalan yang licin dan pandangan tidak jelas, di sertai rem mobil yang blong akhirnya kedua orang tua raya pun kecelakaan dan meninggal di tempat.

Sedangkan Raya dan bibi sum baru dapat kabar di pagi harinya, saat tau kedua orang tua nya meninggal hancur hati Raya saat itu, dan selepas memakam kan kedua orang tua nya, nenek dan kakeknya datang.

Tapi bukan untuk berbela sungkawa atau bersedih karena putra nya meninggal, tapi justru mereka datang untuk mengusir Raya dari rumah itu.

"Nenek kakek, paman bibi dan kak Ambar sudah datang" tanya Raya

"Sudah tidak usah basah basi cepat pergi dari rumah ini dan bawa ini baju baju mu, sekarang juga karena rumah ini akan aku jual dan aku tidak Sudi menampung mu" ucap sang nenek

"Tapi nek Raya harus tinggal dimana jika pergi dari sini, Raya kan cucu nenek kenapa begini" tanya Raya

"Kau bukan cucuku karena aku membenci ibu mu yang miskin itu jadi cepat sebelum kesabaran ku habis pergi dari sini" ucap sang nenek menyakiti hati Raya

"Nek Raya mohan jangan usir Raya, Raya ini cucu kandung nenek" tangis Raya

"Cepat bereskan barang mu setelah itu pergi" ucap sang nenek

"tapi nek- aakkhhh" ucapanya terputus karena dengan tega nenek mendorong Soraya hingga terjatuh dan terkena meja.

"Aku bilang aku tidak Sudi punya cucu dari wanita miskin seperti ibumu itu, cepat kau pergi atau kau mau aku jual pada bandot tua" ucap sang nenek, mendengar itu Raya pun takut dan pergi dari sana dengan menahan sakit.

Raya masuk ke kamar bersama bibinya untuk membereskan semua barang dan surat penting milik nya, setelah itu Raya pun keluar dengan berderai air mata tapi sembari menoleh kerumah penuh kenangan itu.

soraya sangat bingung harus kemana, akhirnya Soraya mencoba menghubungi teman dan sahabatnya, tapi semua tidak mau membantu seakan tau jika sekarang Soraya sedang kesusahan mereka tidak ada yang membantu justru menghilang.

"Kemana mereka semua kenapa mereka seakan takut aku hubungi, padahal dulu setiap saat menghubungi ku" ucap Soraya lirih kesedihannya semakin dalam karena tidak ada satupun orang yang baik padanya.

Disaat Soraya sedang kebingungan terdengar suara bibi yang memanggil Soraya.

"Non cepat kemari" ucap bibi sum berbisik karena Soraya masih berada di dekat rumah takut ketahuan orang orang serakah itu.

"Bibi, kenapa bibi di sini" tanya Raya

"Non, ini ada titipan bunda semalam untuk non raya jaga baik baik ya non jangan sampai hilang itu untuk masa depan non kelak kata bunda, mungkin bunda sudah merasa ini akan terjadi, jadi bunda sudah mempersiapkan semua untuk non Raya, pergilah yang jauh non mulailah hidup baru jauhi keluarga gila itu, bibi akan mendoakan non," ucap bibi dengan menangis sedih

Begitu juga raya yang sudah menangis sedih sakit hatinya keluarga dia sendiri membuangnya padahal kedua orang tuanya baru saja di makamkan,

"Terima kasih bi, semoga kita bisa bertemu lagi dan bibi selalu sehat. Sekali lagi terima kasih Raya permisi bi, assalamualaikum" ucap Raya sembari menyalimi tangan bibi sum dan membuat bibi sum tambah menangis.

"Iya non, setelah ini bibi akan berhenti dari sini jadi jika non ingin bertemu bibi datanglah kedesa bibi, non tau bukan dimana tempatnya. Sekarang pergilah non waalaikumsalam" jawab bibi sembari pergi dari sana dengan cepat.

Setelah Raya pergi berlawanan arah dengan bibi sum, Raya pun menggunakan taksi karena bingung akhirnya raya pergi kembali ke makam kedua orang tua nya untuk berpamitan

Flashback off

Bersambung.

Halo semuanya🌹♥️🌹

Ini adalah cerita baruku semoga suka, maaf jika ada salah kata dan typo.

Terima kasih 🪷🪷🪷🪷🪷

Kakak pembaca jika ada kat typo atau kata yang salah tolong beri tanda ya, saya sudah menyediakan koresi dari pembaca jadi tolong tandai kata kata yang salah dan typo terima kasih

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gila aja ortu kek gini Hujan deras gini maksa anaknya datang malam2 kayak gak ada hari esok aja,Atau mmg mereka udah rencanain semuanya ya🤔🤔 Gak mungkin kan setelah anak nya meninggal dengan teganya mengusir cucu sendiri, Pasti Ayahnya Raya tuh cuman anak angkat doang,Makanya tegaan kek gitu..

2024-12-16

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Baru 16 tahun udah LULUS SMA?? Waahh pasti anak cerdas nih..Aku 16 tahun baru klas 1 SMA heee...heee..

2024-12-16

1

safana

safana

kalo aku ada di posisi raya aku mau racunin tuh nenek sihir dan antek2 nya, Gedeg banget baru saja di tinggal orang tuanya ini mlh di usir ga ada sayang2 nya

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Tangisan Soraya
2 Pengurus makan
3 Surat dari bunda
4 Bertemu Liam dan Kean
5 Bertemu Tiga Om Tampan
6 Cerita Bunda Sovia
7 Menghubungi Opa dan Oma Soraya
8 Meninggalkan Kenangan Untuk Sementara
9 Perpisahan
10 Membantu
11 mencari penghianat dan papa baru
12 Coklat dan bunga
13 Teman Baru
14 Pengganggu
15 Saraman Bersama
16 Lady Membuat ulah
17 Kerumah Raya dan penyekapan
18 Terluka dan Panik
19 pembalasan
20 Kembali
21 kebenaran
22 Papa Wili
23 Kembali kuliah dan teman baru
24 Kembali
25 Rencana ke makam
26 Ziarah ke makam
27 Kedatangan papa Wili dan lainya
28 Hari pertama ke rumah sakit
29 Tuan Mugia
30 Operasi berhasil
31 Aksara Bintang Dirgantara
32 Kelakuan Bintang
33 Pertemuan Ke Dua
34 Melody
35 Surat Bunda Sovia
36 Surat Bunda Sovia 2
37 pelaku
38 penyusup
39 Kebahagiaan Bintang
40 Rapat pemegang saham
41 Bertemu semuanya
42 Rapat
43 kebenaran
44 Kedatangan keluarga
45 Suri
46 Tekat Bintang
47 Bertemu Dian
48 pertemuan
49 Kepesta
50 Suri berulah
51 permulaan
52 Dian membuat ulah
53 Penghinaan
54 Memberi tau
55 kebenaran Raya
56 Cerita
57 Kedatangan Bintang
58 Kumpul
59 59
60 60
61 kumpul
62 62
63 Usaha Bintang
64 Musibah
65 Memberikan pelajaran
66 Sadar
67 tingkah Bintang
68 68
69 69 kelulusan
70 Kejutan
71 Tidak Terduga
72 Nasib Ambar
73 kekampus
74 persiapan
75 Akad Nikah Raya & Bintang
76 Resepsi pernikahan
77 Pasangan baru
78 kabar
79 bab 79
80 kabar heboh
81 Masalah
82 Penangkapan
83 83 Bintang Berulah
84 perjuangan
85 Masak
86 Panik dan bahagia
87 Enzi dan Enzo
88 Akikah
89 Calon pelakor
90 kumpul
91 Memberi pengertian
92 Bertemu Ambar
93 pernikahan
94 kumpul keluarga
95 Kabar gembira
96 Mengejutkan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Tangisan Soraya
2
Pengurus makan
3
Surat dari bunda
4
Bertemu Liam dan Kean
5
Bertemu Tiga Om Tampan
6
Cerita Bunda Sovia
7
Menghubungi Opa dan Oma Soraya
8
Meninggalkan Kenangan Untuk Sementara
9
Perpisahan
10
Membantu
11
mencari penghianat dan papa baru
12
Coklat dan bunga
13
Teman Baru
14
Pengganggu
15
Saraman Bersama
16
Lady Membuat ulah
17
Kerumah Raya dan penyekapan
18
Terluka dan Panik
19
pembalasan
20
Kembali
21
kebenaran
22
Papa Wili
23
Kembali kuliah dan teman baru
24
Kembali
25
Rencana ke makam
26
Ziarah ke makam
27
Kedatangan papa Wili dan lainya
28
Hari pertama ke rumah sakit
29
Tuan Mugia
30
Operasi berhasil
31
Aksara Bintang Dirgantara
32
Kelakuan Bintang
33
Pertemuan Ke Dua
34
Melody
35
Surat Bunda Sovia
36
Surat Bunda Sovia 2
37
pelaku
38
penyusup
39
Kebahagiaan Bintang
40
Rapat pemegang saham
41
Bertemu semuanya
42
Rapat
43
kebenaran
44
Kedatangan keluarga
45
Suri
46
Tekat Bintang
47
Bertemu Dian
48
pertemuan
49
Kepesta
50
Suri berulah
51
permulaan
52
Dian membuat ulah
53
Penghinaan
54
Memberi tau
55
kebenaran Raya
56
Cerita
57
Kedatangan Bintang
58
Kumpul
59
59
60
60
61
kumpul
62
62
63
Usaha Bintang
64
Musibah
65
Memberikan pelajaran
66
Sadar
67
tingkah Bintang
68
68
69
69 kelulusan
70
Kejutan
71
Tidak Terduga
72
Nasib Ambar
73
kekampus
74
persiapan
75
Akad Nikah Raya & Bintang
76
Resepsi pernikahan
77
Pasangan baru
78
kabar
79
bab 79
80
kabar heboh
81
Masalah
82
Penangkapan
83
83 Bintang Berulah
84
perjuangan
85
Masak
86
Panik dan bahagia
87
Enzi dan Enzo
88
Akikah
89
Calon pelakor
90
kumpul
91
Memberi pengertian
92
Bertemu Ambar
93
pernikahan
94
kumpul keluarga
95
Kabar gembira
96
Mengejutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!