Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Mendukung Penuh
Sepertinya yang dikatakannya, sore ini Ria akan pergi ke rumah kakak dan kakak iparnya untuk mengantar barang yang tertinggal. Rencananya, Ria juga akan menginap di sana agar bisa bermain dengan kedua keponakannya. Lagipula besok Ria tidak memiliki jadwal kuliah apapun atau janji dengan seseorang, jadi lebih baik dia menghabiskan waktunya bersama dua bocah laki-laki kesayangannya.
" Ayah, Bunda, aku berangkat ya. Aku juga sekalian ingin menginap di rumah Kakak dan Kak Elsa. Besok aku tidak ada jadwal kuliah, jadi mau main sama Barra dan Cakra " pamit Ria pada kedua orang tuanya.
" Baiklah. Hati-hati di jalan ya " sahut Bunda Sisi.
Sudah biasa bagi Ria menginap di rumah sang kakak, biasanya di akhir pekan atau libur panjang. Kakak dan kakak iparnya juga senang dengan kehadirannya di sana karena akan mendapatkan pengasuh anak gratis. Ria juga tidak keberatan sama sekali harus menjaga kedua keponakannya yang memang sedang lucu-lucunya.
" Jangan merepotkan kakak dan kakak iparmu ya. Kamu bantu mereka untuk menjaga Barra dan Cakra " pesan Ayah Adi pada sang putri.
" Iya Ayah, tenang saja " jawab Ria menganggukkan kepalanya.
Ria pun meraih tangan Ayah Adi dan Bunda Sisi lalu menciumnya bergantian.
" Aku pergi. Assalamualaikum " salam Ria sebelum benar-benar pergi.
" Walaikumsalam " jawab Ayah Adi dan Bunda Sisi bersamaan.
Kemudian, Ria segera beranjak keluar dari rumah dan menghampiri motornya. Gadis itu menaiki motornya dan memasang helm di kepalanya. Lalu, Ria langsung melajukan motornya itu menuju rumah sang kakak.
***
Sekitar lima belas menit menempuh perjalanan, akhirnya Ria sampai juga di rumah milik sang kakak. Rumah yang cukup sederhana dan hampir sama dengan rumah keluarganya yang pastinya sangat nyaman untuk orang yang tinggal di dalamnya. Ada beberapa pohon besar di sekitarnya sehingga membuat rumah itu terasa cukup asri.
Kening Ria berkerut saat melihat mobil dan motor yang sangat dikenalinya terparkir di depan rumah kakaknya itu. Sudah pasti pemilik kedua kendaraan itu sedang bertamu di rumah itu, terlebih lagi setahunya mereka memang sering berkumpul.
" Eh, Ria? Kamu datang? Ayo sini, gabung sama yang lainnya. Kebetulan kami memang sedang berkumpul di halaman belakang " ucap Elsa, kakak ipar Elsa yang baru saja keluar dari rumah.
" Iya Kak " jawab Ria.
Ria pun melepaskan helm yang terpasang di kepalanya dan turun dari motornya. Gadis itu langsung mengikuti langkah Elsa untuk menuju ke halaman belakang tempat semua orang berkumpul.
" Kak, ini alat pumping punya Kakak " ucap Ria memberikan paper bag yang dibawanya pada sang kakak ipar.
" Terima kasih ya, Ria " sahut Elsa menerima paper bag itu.
Ria pun menganggukkan kepalanya sembari terus berjalan.
Sesampainya di halaman belakang, Ria bisa melihat orang yang memang sudah diduga ada di sana. Matanya langsung tertuju pada sosok pria yang selama ini mengisi hatinya, yaitu Sandi. Beruntung sekali Ria bertemu dengan Sandi di sana karena tadi pagi dia tidak sempat untuk pergi ke rumah pria itu.
" Wah, ada Ria ternyata " ucap Satria yang baru menyadari keberadaan Ria.
Karena ucapan Satria itu, semua orang pun langsung menoleh ke arah Ria dan Elsa.
" Kapan datangnya, Ria? " tanya Kinara, istri dari Satria.
" Baru saja, Kak " jawab Ria tersenyum.
Tanpa sengaja, mata Ria bertemu dengan mata Sandi. Keduanya saling menatap dalam diam dan tidak lama Ria langsung mengalihkan pandangannya ke arah lagi. Sungguh, Ria merasa tidak sanggup menatap mata Sandi terlalu lama karena jantungnya terus berdegup semakin kencang.
" Tolonglah, jangan begini. Kalau ada yang dengar kan malu " batin Ria pada jantungnya yang terkadang memang sedikit tidak tahu diri.
Sementara itu, Sandi terus saja menatap ke arah Ria. Entah mengapa matanya tidak dapat beralih pada gadis itu. Dan, sebenarnya sejak pagi Sandi sudah mencari Ria karena gadis itu tidak mengirimkan pesan lagi atau datang ke rumahnya. Disadarinya atau tidak, tetapi Sandi merasa kehilangan Ria, padahal hanya satu hari saja gadis itu tidak hadir dalam hidupnya.
" Dia sebenarnya kemana? Kenapa tadi pagi tidak datang ataupun mengirimkan pesan? " ucap Sandi bertanya-tanya di dalam hati.
Ternyata semua itu terlihat oleh mata Satria. Sahabat Sandi itu langsung tersenyum karena bisa melihat ketertarikan pria itu terhadap Ria, tapi mungkin belum menyadarinya saja.
" Ehem!! Kalau memang suka ya akui saja, jangan pura-pura tidak suka. Kita semua pasti mendukung penuh kok kalau lo mau mendekati Ria " bisik Satria menyenggol lengan sang sahabat.
Sandi pun langsung tersadar dan langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak mungkin mengakui hal itu, lagipula dirinya tidak merasa memiliki ketertarikan yang berlebihan pada Ria.
" Apa sih? Siapa juga yang suka sama Ria, dia itu sudah gue anggap seperti adikku sendiri " elak Sandi dengan mendengus kesal.
" Yakin? " tanya Satria yang tentu saja tidak percaya.
" Ya yakinlah " jawab Sandi cepat.
Terlihat Satria mengangguk-anggukkan kepalanya percaya, padahal pada kenyataannya tidak. Sedangkan Sandi malah mencuri-curi pandang pada Ria yang berjalan semakin mendekat ke arah mereka bersama dengan Elsa.
" Barangnya dibawa, kan? " tanya Raka memastikan.
Memang Raka yang meminta Bunda Sisi untuk mengirimkan alat pumping milik sang istri melalui Ria.
Ria pun menganggukkan kepalanya. " Iya. Sudah aku berikan pada Kak Elsa juga " jawab Ria .
Kemudian, Ria mendudukkan tubuhnya di tempat yang tersisa dan itu tepat di samping Sandi. Bukan sengaja, tapi sekali lagi karena tempat itu yang tersisa dan paling dekat dengan keponakannya yang sedang bermain dengan anak Satria dan Kinara.
" Danish dan Barra sedang main apa? " tanya Ria pada kedua bocah laki-laki itu.
" Mobil-mobilan, Tante " jawab Barra, anak pertama sang kakak.
Ria menemani kedua anak laki-laki itu bermain dengan sesekali melirik ke arah Sandi di sampingnya. Tidak berani Ria memandang pria itu secara terang-terangan, apalagi ada sang kakak dan yang lainnya.
" Gimana motor kamu? " tanya Sandi tiba-tiba dengan berbisik.
Spontan Ria langsung menoleh karena sejujurnya dia pun sedikit terkejut. Dia tidak menyangka Sandi akan bertanya walaupun pertanyaan itu ada pertanyaan yang sangat biasa dan sangat wajar.
" Sudah baik kok. Tadi pagi sudah diantarkan orang suruhan Kak Raka ke rumah " jawab Ria mencoba untuk bersikap biasa saja.
Sandi pun menganggukkan kepalanya dan tidak bertanya apapun lagi karena memang cukup bingung mencari topik pembicaraan.
***
Satu eps untuk hari ya❤️ Sampai jumpa besok lagi🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya