apa jadinya jika pewaris tunggal keluarga konglomerat terobsesi kepada anak dari pembantu dirumahnya sendiri?
terbiasa bermain bersama dari kecil membuat Alvarez Abigail William mencintai diam diam anak seorang pembantu dirumahnya sendiri.
Viola Calista gadis cantik pemilik kornea mata berwarna biru itu sebenarnya selalu menolak saat berdekatan dengan sang tuan muda, karena sikap Alva sang tuan muda yang tak segan segan memaksanya untuk melakukan apapun yang Alva mau, tapi viola tidak bisa melakukan apapun karena statusnya hanya seorang pembantu.
akankah cinta Alva terbalaskan, ataukan viola akan pergi menjauh darinya karena perbedaan status sosial yang begitu tinggi diantara mereka?
yuk ikutin cinta penuh lika liku Alva dan viola
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Sepulang sekolah seperti biasa Alvarez menunggu Viola di halte dekat sekolah Viola dengan memakai jaket denim mahalnya dan juga helm full face hingga tidak ada yang bisa mengenalinya.
viola yang sudah keluar dari sekolah dengan motor matic kesayangannya, langsung saja menuju kearah Alvarez tapi tiba tiba sebuah mobil menghadang motor viola hingga membuat Viola kaget dan motornya hampir oleng, dan keluar lah Melly dan antek anteknya,
"wah wah wah, tadi disekolah mepet mepet Alaric sekarang diluar malah sama cowok lain lagi, wah wah wah pro banget ternyata", ucap Melly menohok, tapi viola bahkan tak peduli sama sekali,
"mau loe apa sih?", tanya viola jengah,
Alvarez hanya menyaksikan, tanpa mau ikut campur karena ini urusan sesama cewek.
"mau gue, loe gak usah caper sama Alaric karena dia hanya milik gue" ucap Melly penuh penekanan,
"ha ha ha lucu loe, emang loe lihat gue deketin Alaric, bahkan tadi saat dikantin kan dia yang menghampiri gue, dia yang selalu nyamperin gue, kenapa sih takut banget kalah saing sama gue, ups lupa kan mah dari dulu Alaric gak pernah peduliin loe, atau mungkin bahkan gak pernah tau kalau loe ada, kasihan banget sih loe, lari yang ga peduliin loe tapi loe malah nyari nyari kesalahan orang lain" ucap Viola tak.kalah tajam,
"sialan loe jangan mentang mentang wajah loe blasteran terus loe sok cantik ya", ucap murka Melly,
"oh jelas donk, kan gue cantik makanya Alaric maunya sama gue bukan sama loe, kenapa iri yah sowreh ya gak level", ucap pongah Viola yang membuat Melly semakin tersulut emosi,
"terus diluar loe juga bisa berganti ganti cowok, murahan banget loe", ucap pedas Melly,
"ya terserah gue lah hidup hidup gue kenapa loe yang sewot, mau cowok gue banyak juga itu urusan gue, gue cantik gini, udah deh minggir gue udah ditungguin", ucap Viola sambil mengibas ngibaskan tangan seolah mengusir, dan setelahnya dia langsung tancap gas menuju ke arah Alvarez,
Membuat Melly mencak mencak mencak ingin sekali mencakar cakar wajah songong Viola.
"kuy al", ajak Viola yang langsung diikuti Alvarez dari belakang.
Dari obrolan yang tadi Alvarez tangkap antara Viola dan cewek tadi, adalah masalah cowok dan tadi yang dia dengar adalah nama Alaric nama yang dia benci saat ini.
Kali ini Viola ingin segera pulang dan istirahat, tapi Alvarez memaksanya untuk ikut ke basecamp Aderfia karena ada yang harus dia bahas dengan teman temannya.
sampai di basecamp Viola langsung saja nyelonong masuk, seperti rumahnya sendiri karena memang Viola satu satunya cewek yang diizinkan masuk kesini oleh Alvarez, bahkan anggota Aderfia pun tidak ada yang berani membawa pacar mereka ke basecamp karena Alvarez melarangnya.
bukan apa apa, hanya untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan saja, mengingat mereka semua adalah remaja tanggung yang masih belum bisa menstabilkan emosi dan nafsu, takutnya terjadi hal hal yang tak diinginkan terjadi di basecamp mereka.
"HALLO APREBADEH", ucap lantang Viola yang membuat 4 cowok yang tengah fokus dengan perkejaan mereka masing masing terlonjak kaget, tak hanya mereka, beberapa anggota yang juga ada disana juga terjingkat kaget.
"ya ampun vi,,, kaget gue", ucap Danu Anggota Aderfia yang memang sangat humble,
melihat reaksi mereka yang kaget Viola malah nyengir dan nyelonong masuk begitu saja, setelahnya dia langsung duduk disofa dekat Alden yang kembali fokus pada laptopnya.
"serius amat Al, Lagi ngerjain apa sih?", tanya viola kepo,
"urusan bengkel vi", jawab datar Alden tanpa menoleh pada viola karena memang semua sudah diwanti wanti oleh Alvarez agar semua anggotanya tidak terlalu lama menatap wajah cantik Viola saat gadis itu berada di basecamp.
"ganti baju dulu", ucap Alvarez duduk disamping Viola,
"males al, capek banget gue", ucap Viola yang sudah duduk di sofa sambil merebahkan kepalanya.
"rok loe pendek vio, ganti", ucap Alvarez lagi,
"oh ya Minggu depan sekolah gue ngadain camping, dan gue mau ikut", ucap Viola,
"enggak boleh", kata Alvarez datar,
"gue ngasih tahu bukan minta izin", kata viola tak mau kalah,
"sekali gak ya gak vio, bahaya", kekeh Alvarez,
"gue camping nya ditempat khusus camping bukan di sarang singa, bahayanya dimana Alvarez", ucap Viola tak habis fikir,
Perdebatan mereka menjadi hiburan buta Anggota Aderfia yang berada disana, merasa lucu saat ketua mereka yang biasanya terlihat sangar, datar dan minim ekspresi itu bisa kalah dengan seorang cewek.
"tetap gak boleh", Alvarez teguh dengan pendiriannya,
"udah rez cuma camping kan?", ucap Ezra menengahi,
"cuma kata loe, tetap aja bahaya", Alvarez masih tidak mau kalah,
"terserah loe gue gak peduli yang penting gue akan ikut, dan kalau sampai loe bikin rencana buat nyegah gue ikut camping, gue akan mogok ngomong sama loe selama 6 bulan", ucap Viola sambil bergegas meninggalkan ruangan itu.
sedang Alvarez malah terlihat cengo, tak percaya Viola bisa berkata seperti itu, apa apaan mau mogok ngomong selama 6 bulan, sejam dia yang mendengar celotehan Viola saja rasanya harinya sepi apalagi ini 6 bulan ,aja tidak bisa Alvarez bisa mati berdiri kalau sampai itu terjadi.
Alvarez menghembuskan nafas kasar, dia akan selalu kalah kalau viola sudah dalam mode ngambek, tapi itu semua membuat yang lain menhan tawa termasuk keempat sahabatnya.
Tak lama viola sudah kembali dengan pakaian santainya, kaos oblong kebesaran dan juga celana kain yang memang tersedia di basecamp itu, sambil membawa bakso aci kesukaannya yang juga selaku tersedia didalam kulkas karena memang adalah makanan favorit Viola dan juga Kenzie.
"pedes banget itu vio, perut loe bisa sakit", protes Alvarez setelah melihat isi mangkok Viola yang lebih mirip lava gunung merapi, karena terlalu banyak sambal.
"gak, kayak biasa kok", ucap viola sambil terus menyuapkan makanan favoritnya itu.
"Kalian abis diserang?", tanya Cello,
"Hemmm", jawab dtara Alvarez,
"siapa?", tanya Ezra,
"anak black Leon, gue lihat dari jaketnya", kata Alvarez,
"loe ada masalah sama mereka kan ketuanya masuk rumah sakit gara gara patah tulang", kata Alden, yang dijawab Alvarez dengan gelengan kepala,
"gue inget al, mungkin mereka mau balas dendam sama gue karena udah matahin tangan ketainya, gue inget waktu itu si cunguk itu juga pake jaket yang sama dengan orang malam itu", ucap Viola, yang membuat mata semua penghuni basecamp itu membola menatap Viola yang masih asyik makan ,
"jadi loe yang matahin tangan si Daniel vi?", tanya Kenzie memastikan, yang dijawab anggukan kepala oleh Viola,
"kok bisa?", tanya Cello,
"abis tuh cowok kurang ajar, masa dia mau ngelecehin gue, mau grep grep gue, ya udah gue tarik aja tangannya sekalian terus gue patahin biar kapok", cerita Viola yang membuat mereka semua semakin cengo,
"kapan", tanya dingin Alvarez dia kesal karena sampai tidak mengetahui kejadian seperti itu,
"beberapa hari yang lalu al, pas gue ke mini market sendirian malem malem", jawab Viola sambil terus mengunyah Santai.
"wah hebat loe vi, bisa matahin tangan si Daniel yang badannya kayak kingkong itu", puji gio salah satu anggota Aderfia,
"Bener banget, udah cantik, pinter, jago bela diri lagi, loe bule dari mana sih vi, pasti orang tua loe bule ya muka loe aja segar banget dilihatnya", ucap Dendi yang juga anggota Aderfia, yang membuat Viola langsung tersedak bahkan Sampai batuk batuk hingga air matanya keluar karena rasa pedas yang tercekat di tenggorokan.
Alvarez dengan sigap menyodorkan air pada Viola dan menepuk nepuk lembut punggung Viola, merasa batuknya semakin menyiksa Viola segera berlari menuju toilet dan langsung diikuti oleh Alvarez.
Keadaan seketika hening, dendi bahkan bingung sendiri apa ada yang salah dengan pertanyaannya, Alden memberi isyarat yang lain untuk diam.
keempat teman Alvarez memang mengetahui siapa Viola, dan orang tua Viola yang sekarang yang bekerja sebagai pembantu dirumah alvarez, pertanyaan tadi pasti sangat sensitif untuk Viola yang pasti selama ini juga dibuat tak tenang.
permasalahan d bikin panjang bukannya seru bacanya malah jenuh orang bacanya
lanjut thor
kenapa ga d persingkat bahwa kakeknya dalang dr semua yg menimpa viola
lama" jenuh setiap buka bab baru pasti itu lagi itu lagi masalahnya ..
berbelit belit