NovelToon NovelToon
The Rise Of The World Ruler

The Rise Of The World Ruler

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.

***

Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Hua (kota Jung)

Mereka bertiga berhenti di salah satu penginapan yang cukup biasa. Setelah memesan dua kamar, mereka bertiga juga memesan makanan. Di aula utama tempat yang sama untuk pemesanan kamar, juga tempat menunggu makanan siap di sajikan. Beberapa pelanggan yang baru saja datang terlihat membawa pedang di tangan mereka. Beberapa dari mereka juga membawa senjata yang cukup aneh. Pria dengan tubuh berotot dan tinggi badan hampir dua meter berjalan memasuki ruangan dengan palu besar di pundaknya.

Yang Rui duduk dengan sangat tenang di samping ayahnya. Sedangkan Daoming terus memperhatikan setiap orang yang masuk kedalam penginapan. Ayahnya selalu bercerita tentang banyak hal yang ada di luar desa tempat mereka tinggal. Namun Daoming sendiri tidak pernah benar-benar melihat segalanya secara langsung. Hingga Daoming di paksa meninggalkan desa dan mencari kakaknya yang berada jauh dari dirinya. "Tuan Hu, sepertinya mereka juga pendatang baru di kota ini?" kata Daoming menatap kearah Pria yang ada di hadapannya.

"Iya," mengangguk. "Bisa di lihat dari kekuatan yang mereka miliki. Mereka ingin mendapatkan pedang yang bagus di pertandingan bela diri yang akan berlangsung besok pagi," ujar Taun Hu melirik sebentar beberapa orang yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Pertandingan bela diri?"

"Pertandingan akan di langsungkan selama seminggu berturut-turut hingga mendapatkan pemenang untuk pedang baru yang selesai di tempa. Pedang yang kota ini tawarkan saat ini cukup banyak peminatnya. Meskipun begitu hanya ada satu pemenang dari ribuan orang yang saling melawan," ujar Tuan Hu.

Setelah cukup lama menunggu makanan mereka akhirnya siap. Lima menu utama terlihat sangat enak. Daging kambing yang di panggang. Dengan tumis kangkung, ayam kecap, tumis kacang panjang dan ayam goreng yang cukup wangi.

Tuan Hu melihat kearah Daoming. "Apa kamu ingin melihatnya sebelum kita melanjutkan perjalanan?"

"Tidak. Aku hanya ingin segera menemukan kakak ku. Jika aku sudah membawa kakak pergi, aku bisa melihatnya nanti bersama dengan kakak. Untuk hal ini masih ada waktu," menatap kearah tuan Hu dengan senyuman. Dia langsung menyantap makanan dengan lahap. Begitu juga dengan Yang Rui yang sangat menikmati daging kambing panggang.

Tuan Hu hanya tersenyum lalu ikut menyantap makanan yang ada di hadapannya.

Perjalan mereka masih membutuhkan beberapa hari lagi untuk bisa sampai di sekte Hua. Untuk malam ini mereka harus menginap terlebih dulu karena akan ada badai salju.

Saat melewati tentu malam, keributan terdengar cukup menegangkan. Daoming bergegas keluar kamar dan melihat sebentar dari ujung ruangan. Setelah melihat banyak mayat yang berjatuhan, dia dengan cepat langsung berlari menghampiri kamar tuan Hu dan anaknya. Saat dirinya membuka pintu, dia melihat tuan Hu dan Yang Rui sudah bangkit dari tempat tidur. Mereka juga sudah mengenakan mantel tebal. "Tuan Hu, kita sudah harus pergi."

"Baik," tuan Hu langsung berjalan lebih cepat meski kakinya masih belum sembuh. Kerusuhan yang ada di aula depan penginapan membuat semua orang yang menginap langsung berhamburan keluar.

Daoming menggendong Yang Rui dan membawanya untuk segera pergi. Begitu juga dengan Tuan Hu yang ada di depan mereka berdua.

"Semuanya lewat pintu belakang," teriak penjaga penginapan dengan kuat agar semua orang yang masih ada di dalam bisa segera pergi. Badai salju cukup kuat menerpa di luar penginapan. Namun tidak ada pilihan lain selain pergi jika mereka semua ingin hidup.

Perkelahian sekte Lin dan sekte Ying membuat semua barang menjadi berantakan. Tidak ada yang tahu penyebab mereka berkelahi. Namun jika di simpulkan lebih sederhana mereka bisa saja bertengkar karena merebutkan pedang yang akan menjadi hadiah pertandingan.

Semua orang yang sudah ada di luar hanya bisa pergi mencari penginapan yang masih buka. Saat ini akan cukup sulit menemukan penginapan lain. Di tambah waktu sudah lewat tengah malam. Badai salju juga semakin kuat dan kencang.

Mereka bertiga hanya bisa mencari rumah kosong yang masih bisa di tempati. Setelah setengah jam mencari, mereka akhirnya menemukan rumah kosong yang ada di pinggiran kota. Hanya tempat ini yang bisa mereka gunakan untuk bermalam. Daoming meletakkan Yang Rui dengan sangat hati-hati di lantai yang sudah beralaskan jerami. Yang Rui tertidur dengan sangat pulas bahkan anak itu tidak merasakan badai menerpa mereka cukup lama.

Setelah Daoming menyalakan api, dia duduk diam memandang kobaran api yang ada di hadapannya.

"Jangan melamun," menepuk pundak Daoming pelan. "Daoming, kita sudah bersama untuk beberapa waktu. Panggil aku paman Hu saja," ujar Tuan Hu yang juga menghangatkan tangannya.

"Baik. Apa paman lapar. Tadi aku mengambil beberapa roti kering saat di penginapan," mengambil bungkusan roti yang ada di saku bajunya.

"Aku juga sudah merasa lapar," ujar taun Hu mengelus perutnya.

Daoming langsung mengambilkan beberapa roti kering untuk tuan Hu dan dirinya, tidak lupa menyimpannya untuk Yang Rui jika bangun. Malam itu angin terus berhembus kencang di luar rumah. Dengan api yang terus menyala di dalam ruangan, ruangan menjadi cukup hangat hingga keesokan paginya.

Saat Daoming bangun dan keluar rumah, dia sudah mendapati cuaca sudah kembali normal. Dia pergi keluar untuk membeli sarapan untuk mereka bertiga. Setelah membeli roti isi daging dia langsung kembali kerumah kosong. Saat dia tiba, tuan Hu dan anaknya sudah bangun dan bersiap untuk pergi.

"Kita harus sarapan terlebih dulu," ujar Daoming yang langsung memberikan roti sisi daging yang cukup besar. Tentu akan cukup untuk mengganjal perut mereka bertiga hingga siang.

Setelah perjalanan panjang, mereka bertiga akhirnya sampai di kota yang menjadi tujuan utama. Yaitu kota Jung tempat sekte Hua berdiri dengan kokohnya. Saat melewati gerbang masuk kota, Daoming sudah menekan kuat amarahnya yang sudah ia pendam cukup lama. Setelah dia memikirkan beberapa hal untuk keseluruhan situasi. Akhirnya dia memutuskan untuk memantau situasi sendirian. Sedangkan Tuan Hu dan anaknya di minta untuk bersembunyi di tempat yang lebih aman.

Mereka menyewa penginapan yang ada di dekat gerbang kota. Agar bisa dengan mudah meloloskan diri jika Daoming sudah bisa menyelamatkan kakaknya. "Paman tetap di sini saja. Aku akan berkeliling," ujarnya yang langsung pergi meninggalkan penginapan. Daoming menggunakan pakaian pengemis untuk mengelabuhi orang-orang yang ada di sana. Dengan begitu dia juga akan lebih leluasa untuk bergerak dan mendapatkan informasi yang dia inginkan.

Beberapa kali dia membaur dengan pengemis yang ada di kota. Bertanya beberapa hal tentang sekte Hua. Dan hampir semua pengemis terlihat ketakutan. Hanya satu orang yang mau membuka mulut setelah di berikan cukup banyak uang.

Pemuda itu duduk dengan baju compang-camping dan wajah yang cukup lusuh. "Sedikit lebih dekat. Hal ini sangat rahasia. Jangan sampai ada yang mendengarnya. Jika tidak, aku pasti akan mati," ujarnya berbisik. Saat Daoming mendekat dia berkata. "Sekte Hua adalah sekte yang memuja iblis. Semua orang di sana akan mengabil tenaga dalam anak-anak yang memiliki kemampuan alami. Serta memaksa anak-anak yang tidak memiliki kemampuan khusus untuk di jadikan alat pembunuhan," ujarnya dengan sangat pelan.

Mendengar hal itu Daoming mulai takut. Dia takut kakaknya sudah menjadi salah satu dari semua anak yang harus menanggung penderitaan karena pil yang mereka berikan. Atau menjadi mayat setelah kekuatan alami mereka di kuras habis. Saat ini dia hanya bisa berharap kakaknya akan baik-baik saja dan menunggu untuk di selamatkan.

1
Ismaeni
ceritanya cukup bagus ,menarik diikuti,bahasanya enak dan tidak kaku...semangat thor
Dewi Sartika
bagus banget
Time traveler
Nyimakk thorr
umar aryo
Luar biasa
Maz Tama
sekte iblis
Maz Tama
semangat thor
Maz Tama
seru alur cerita nya
Maz Tama
lanjut thor
Maz Tama
sedih Thor...cepat jadi kuat daoming
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!