Arya Bima

Bima mendengar suara alea begitu pelan, ia bergegas memilih masuk ke kamar mandi agar obrolan nya tidak menggangu Amanda yang sedang tidur di kamar.

" adek ,,,halo,,, kenapa sayang " tanya bima khawatir terjadi sesuatu pada sang kekasih.

Senyap beberapa menit, kemudian terdengar suara di seberang sana seperti sedang bergeser.

" adek mimpi bang ,,, mimpi nya kayak nyata,,, sakit banget bang " tutur nya terputus putus karena Isak tangis.

Bima lega tidak terjadi sesuatu yang buruk pada alea, sedikit senyum bima terbit kan,, terbayang wajah alea yang sedang resah.

" emang mimpi apa,,, sampai buat adek ngerasa sakit " tanya bima dengan lembut.

". sebelumnya adek mau tanya,,,,Abang lagi nggak bohongi aku tentang sesuatu kan " pertanyaan alea membuat Bima benar benar terkejut,,, tentu saja ia tidak akan jujur tentang sesuatu yang telah bima lakukan di belakang Alea,,, jelas bima sudah membohongi nya,, sesuatu yang besar,, yang mungkin tidak akan termaafkan.

" Abang,,,masih di situ kan ,,,ada sesuatu yang terjadi,," tanya Alea kembali karena keterdiaman bima beberapa saat.

" ngga,,, ngga ada sesuatu yang penting,,, semua nya aman,,," jawab bima berusaha tenang, kemudian pria itu melanjutkan pertanyaan " adek belum jawab,,, barusan mimpi apa " tanya bima masih penasaran.

" buruk banget bang,,,adek mimpi,,,Abang pulang ke rumah ibu bawa perempuan,,,,terus,,,ada anak kecil juga ,,,tapi kayak bukan mimpi bang,,,adek liat ,,,Abang bahagia banget,,,,,ini cuma mimpi kan bang "

" i,,iya,,,itu cuma mimpi dek,,,coba baca doa yang bener,,, lagian ngga mungkin Abang sampai kayak yang adek pikirin " berusaha tenang dan santai bima menjelaskan.

bima menunduk malu,, tangan nya ia kepal kan, sekelebat bayangan yang baru saja terjadi mulai hinggap,, sentuhan dan jejak itu tidak akan hilang,,, apalagi ini kali pertama ia melakukan,

Haruskah ia jujur pada gadis baik seperti alea,,bima serasa tidak pantas untuk lagi bersanding dengan wanita di seberang sana,, mereka pernah mengucap janji untuk saling menjaga,, kebersamaan keduanya selama ini,, menjadi kenangan yang tak terlupa.

Keluarga gadis itu,, orang orang di sekeliling,, sangat mendukung tanpa melihat kemapanan bima saat itu yang hanya seorang pekerja kasar di sebuah bengkel yang tidak begitu besar.

" udah ya,,, jangan ngomongin itu lagi,,, nanti kepikiran terus ,,,kamu nya jadi ngga mood,,,lagian ini udah hampir mau pagi sayang,,, tidur lagi sana " bima beri saran pada alea,,ia tau bahkan sangat tau jika ada sesuatu hal sampai membuat nya kepikiran hingga menyebabkan susah tidur.. gadis itu akan memulai hari nya dengan mood yang tidak baik.

" kenapa sih,,,aku masih mau ngobrol,,, ngga suka ya ,,,aku ganggu,,,, kayak nya aku nggak sering banget deh,,,telponan Ama Abang,,, lagian Abang juga jarang kok,,, ngubungi akunya,,,," alea sedikit kesal dengan tanggapan dari bima,,, biasanya pria itu sering mengulur waktu dengan bercanda.

Namun belakangan ini,pria itu seperti enggan banyak berkomunikasi dengan Alea.

..." ngga gitu dek,,, Abang cuma khawatir kesehatan kamu "...

" ya udah,,,aku tutup,,, maaf ganggu istirahat Abang " alea memutuskan sambungan telponnya begitu saja tanpa menunggu jawaban dari bima.

" halo dek,,,alea,,,, sayang" bima masih bersikukuh memastikan kekasih tidak memutus sambungan begitu saja.

Rasa bersalah nya semangkin membuat nya gusar, bima lagi lagi melakukan kesalahan, mengkhianati Alea di tambah lagi membuat gadis itu merasa tidak diperhatikan lagi.

Padahal ia benar benar khawatir dengan kesehatan alea, gadis itu punya jadwal kegiatan yang cukup banyak menyita waktu dan tenaga, hingga terkadang melupakan kesehatan nya sendiri.

Bima mengantongi handphone milik nya,ia memilih mencuci muka, berharap agar pikirannya sedikit dingin dengan sentuhan air yang ia sapu keseluruh wajah dan juga rambutnya.

Keluar dari kamar mandi,ia memilih duduk di sofa, sedikit melirik pintu kamar yang tidak tertutup rapat, entah apa alasan gadis itu membiarkan pintu tersebut sedikit terbuka.

bima memejamkan mata mengunakan lengan nya, hari ini bisa di katakan hari yang buruk untuk nya, mendapatkan kenikmatan namun penuh sesal, komunikasi dengan sang pacar tidak lancar hingga menimbulkan kerenggangan, apakah ini awal hubungan nya yang di ambang kehancuran karena kesalahannya.

Tak terasa pejaman matanya membawanya dalam tidur hingga pagi menjelang,bima terbangun karena tepukan di pundak dari seseorang di samping nya.

" sori,,,gue bangunin Lo,,," beritahu Amanda sepelan mungkin berbicara dengan bima

" emmh " bima mendudukkan tubuhnya sambil mengusap wajah tanpa memandang wanita yang ada di dekat nya

" gue harus balik,,,ada kerjaan penting" beritahu nya kembali,kali ini Manda sudah mendudukkan dirinya di sofa sebelah bima,,,namun masih sedikit berjarak.

Bima mengangkat pergelangan tangannya, melihat jam yang melekat apik untuk melihat waktu.

Bergegas pria itu beranjak dari duduknya untuk menuju kamar mandi guna membersihkan diri,

Amanda melihat bima beranjak sedikit terusik,pria itu bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun beberapa waktu lalu,ia yang sudah melambung tinggi seakan terasa akan di hempas ke dasar.

Ekspektasi yang terlalu tinggi, membuat hati nya sedikit teriris,bima kembali bersikap dingin,bukan seperti ini yang Amanda harapkan, setidaknya ada setitik rasa, yang bisa menjadi penawar semalam, namun sepertinya tak berpengaruh sedikit pun.

Memang tidak terjadi kekerasan, seperti yang sebelumnya Amanda dapat kan dari mantan suami nya, setiap kali selesai berhubungan, gadis itu selalu di perlakukan dengan kasar bahkan cenderung kejam.

Sering ia mendapatkan kekerasan di saat tidur, mantan suami Amanda menggaulinya, hingga menyebabkan Amanda pingsan, namun itu pun tak membuat beni sang mantan merasa iba padanya.

Justru bagi beni, pingsan nya Amanda adalah sebuah kepuasan yang menurut nya bisa menaklukkan wanita hingga ia merasa tak tertandingi, Amanda menganggap beni sosok yang mempunyai kepribadian ganda, punya sisi baik yang dominan dan sisi jahat yang menyeramkan.

Namun Manda masih punya harapan, setidaknya bima masih memperlakukan ia dengan normal, meskipun tidak ada kelembutan seperti yang ia harapkan,bima tidak meninggalkan nya begitu saja di apartemen ini.

suara pintu terbuka menandakan orang yang di dalam kamar mandi tersebut keluar dengan tampilan yang sudah segar, rambut bima yang masih basah menambah ketampanan pria itu,di tambah pria itu yang sudah mengenakan jaket bomber nya menambah tubuhnya yang semangkin kekar.

" ayo" ajak bima singkat,namun dapat di mengerti gadis itu.

Amanda pun, bergegas meraih tas kecil milik nya yang ada di atas meja, mengikuti bima menuju pintu keluar.

Masih tak bisa beralih pandangan , Manda intens memperhatikan bima, begitu pun saat masuk ke dalam lift,aroma pria itu semangkin menguar di indra penciumannya,aroma itu,masih terngiang saat mereka begitu intim.

Pikiran Manda berkelana, membayangkan betapa malam itu bima begitu kekar nan perkasa, menghujani nya bertubi tubi, lengan otot nya yang menonjol dada bidang nya yang lebar, sungguh begitu sempurna pria yang ada di samping nya itu.