NovelToon NovelToon
Kosmos: Odise Dimensi

Kosmos: Odise Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Sci-Fi / Penyeberangan Dunia Lain / Hari Kiamat / Peradaban Antar Bintang
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: D. Septian D

Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?

Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.

Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.

Apa jawaban untuk mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10: Ungkapan

Selang beberapa jam kemudian, Alexey masih berdiri di samping ranjang ibunya yang kosong. Ruangan rumah sakit yang sunyi terasa begitu asing dan dingin. Ia merasakan kehampaan yang mendalam, seolah-olah sebagian dari dirinya ikut pergi bersama ibunya.

Ia menatap ke arah jendela, cahaya pagi yang lemah memasuki ruangan, memberikan kesan yang hampa nan sepi. Bayangan kenangan bersama ibunya melintas di benaknya, membuat hatinya semakin berat.

Keesokan harinya setelah pemakaman, Alexey dan keluarganya berkumpul di rumah Paman Ivan. Rumah itu dipenuhi dengan suasana duka, namun juga kehangatan keluarga yang saling menguatkan.

Paman Ivan, seorang pria tua dengan wajah yang tampak lebih lelah dari biasanya, memeluk Alexey erat-erat. Tangannya yang kuat namun lembut memberikan kenyamanan yang sangat dibutuhkan Alexey.

"Paman, terima kasih telah memberitahuku tentang ibu," kata Alexey dengan suara serak.

Paman Ivan mengangguk. "Ibumu ingin kamu tahu, Alexey. Dia bangga padamu."

Mereka duduk di ruang tamu, ditemani dengan cangkir teh yang mengepul hangat. Aroma teh melati yang menenangkan memenuhi ruangan, memberikan sedikit rasa tenang di tengah suasana duka.

Alexey merasa tenang dalam kebersamaan dengan keluarganya, namun ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya.

"Paman, setelah ayah, kini ibu telah tiada. Tentang ibu tidak ada yang kuragukan padanya. Tapi, soal ayah masih belum tahu tentangnya. Ada sesuatu yang bisa kau ceritakan?" tanya Alexey, suaranya penuh harap.

Paman Ivan menatapnya dengan mata penuh pertimbangan. "Alexey, ada banyak hal tentang ayahmu yang mungkin nantinya akan kamu ketahui. Setiap orang mengorbankan waktu dan diri sendiri. Itulah ayahmu."

Alexey merasa frustasi. "Siapa sebenarnya? Mengapa?"

Paman Ivan menghela nafas panjang. "Biarlah waktu yang menjawab."

Lanjut hingga hari kembali menjelang malam, Alexey masih berbicara dengan Paman Ivan di ruang tamu. Lampu-lampu yang redup menciptakan suasana yang intim dan tenang. Dinding yang dipenuhi foto-foto keluarga seolah bercerita tentang masa lalu yang indah dan penuh kenangan.

"Paman, saya rasa... Paman tahu banyak soal ayah. Meskipun ibu telah tiada, terkadang beliau pun tidak mengetahuinya." kata Alexey dengan tegas.

Paman Ivan terdiam sejenak, lalu berbicara dengan suara tegas. "Seharusnya ibumu tahu soal itu, kamu pun bisa mencarinya sendiri. Kamu tahu banyak soal data saintis, tidak mungkin ayahmu saja tidak kamu tidak tahu."

"Tidak ada satupun jejaknya. Ceritakan sedikit tentang beliau, paman!" Kata Alexey.

Paman Ivan menghela napas lagi. "Baiklah, saya akan memberimu tentang ayahmu yang seingat paman. Ayahmu orang yang suka bersemangat. Beliau juga dulunya sedikit sama denganmu."

Alexey semakin penasaran. "Memangnya, dulu ayah bekerja sebagai apa?"

"Teknisi penerbangan." Jawab paman.

Ia pun bertanya kembali. "Apa juga seorang kosmonot?"

"Emm... Paman tidak tahu, tetapi setahuku beliau tidak pernah bersentuhan dengan besi terbang itu." Jawab paman kemudian menyeruput kopinya.

Bukannya puas dengan jawaban sang paman, Ia pun kembali bertanya. "Kalau begitu mengapa ayah tidak ada kabar? Meskipun demikian, saya tetap mengikhlaskannya jika ayah telah pergi."

Paman pun tersedak mendengar pertanyaan Alexey. Paman Ivan menatap jauh ke dalam matanya, "Dasar cerewet!, sudahlah, ayahmu telah tiada selama bertahun-tahun. Kemungkinan ayahmu hilang atau bertugas di luar negeri."

Ia pun merasa tidak tenang dan tidak puas dengan jawaban dari paman. Paman berusaha meyakinkan padanya dan menepuk bahunya dengan lembut. "Paman mengerti, Alexey. Tapi ingatlah, terkadang kebenaran bisa lebih berbahaya daripada kebohongan. Hati-hatilah dalam setiap langkahmu."

Setelah perbincangan dengan pamannya selesai, Alexey merasa sedikit lega meski masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Di Kantor RSA, Kota Moskow...

Di kantor RSA, Mira duduk di depan komputernya, mencoba fokus pada kode yang belum terselesaikan.

Perasaan bersalah masih membayanginya karena telah menahan Alexey untuk pergi. Ia merasakan tekanan untuk menyelesaikan kode ini, demi Alexey dan tugas mereka.

"Mira, apakah kamu baik-baik saja?" tanya seorang rekan kerja, melihat Mira yang tampak melamun.

"Ya, hanya perlu sedikit fokus," jawab Mira singkat. "Kode ini adalah jawaban."

"Kode? Ya kuharap juga demikian, tampaknya kamu lelah. Pergilah istirahat, Mira." Kata rekannya.

Ia pun pergi ke ruang istirahat. Saat menuju keluar, pandanganya terpintas papan nama Alexey di meja kerjanya yang Ia lewati. Karena penasaran dengan kabar Alexey, Ia akhirnya menelpon Alexey.

"Halo, Alexey. Bagaimana keadaanmu?" tanya Mira dengan suara lembut.

"Sedikit lebih baik, Mira. Terima kasih. Bagaimana denganmu?" balas Alexey.

"Seperti yang kamu katakan, untukmu sesuatu telah lebih baik. Dan kode ini juga," kata Mira, semangatnya kembali muncul.

"Ya, terimakasih. Apa yang kamu temukan?" tanya Alexey dengan antusias.

"Saya menemukan sesuatu di sini, kode itu sudah terpecahkan. Hanya tinggal dikombinasikan saja," kata Mira.

"Terima kasih, Mira. Maaf telah merepotkan kamu, saya mengandalkanmu," kata Alexey dengan suara penuh rasa syukur.

"Alexander Novasky, apa kamu tahu?" kata Mira dengan nada hangat dan rendah.

"Ya, Mira ada apa?" Tanya Alexey.

"Emm... Tidak. Semangat untukmu. Mira... Di sini ada di-...." Jawabnya terpotong.

"Ya." kata Alexey yang kemudian telepon ditutupnya.

Jantung Mira berdegup kencang, kala memikirkan Alexey. Ia menemukan foto Alexey di mejanya.

"Alexey, kuharap kamu mengerti. Aku...." Kata Mira dalam hatinya dengan nada lemah lembut.

Senyum hangat terbentuk di bibirnya, namun ada perasaan bimbang yang menggelayut di hatinya. Mira menyadari bahwa perasaannya terhadap Alexey lebih dari sekedar rekan kerja. Hatinya mulai terisi dengan rasa rindu dan perhatian yang tak biasa.

Saat malam semakin larut, Mira duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer dengan tatapan kosong. Kode-kode yang biasanya menjadi fokus utamanya kini terasa tak begitu penting. Pikirannya terus melayang kepada Alexey, pada percakapan mereka, dan bagaimana dia selalu ada di pikirannya.

"Alexey, apakah kamu juga merasakan hal yang sama?" bisik Mira pelan, seolah-olah berharap angin bisa membawa pertanyaannya kepada Alexey.

Mira memejamkan mata, membiarkan dirinya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia membayangkan kehangatan berada di sisi Alexey, mendukungnya dalam setiap langkahnya, dan mungkin suatu hari, berbagi lebih dari sekedar tugas dan rasa lelah.

Ketika akhirnya Mira membuka mata, ia tahu bahwa perasaannya tak bisa diabaikan. Namun, Ia juga berpikir mungkin bisa saja Alexey tidak perduli dengan dirinya.

Dengan hati yang penuh tekad, Mira kembali fokus pada komputernya. Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda. Semangat baru yang muncul dari perasaan yang ia miliki untuk Alexey. Ia tahu, perjalanannya bersama Alexey belum berakhir, dan mungkin, akan ada lebih banyak hal yang terungkap di masa depan.

Mira menatap foto Alexey sekali lagi sebelum menyimpannya dengan hati-hati di dalam laci mejanya. "Aku akan selalu ada untukmu, Alexey," bisiknya pelan, sebelum melanjutkan pekerjaannya dengan semangat yang baru.

1
anggita
like👍+☝tonton iklan. semoga novelnya lancar banyak pembaca.
NautamaDaiku
mampir juga ka
Leekay_Clowpd
keren kak ^^, apa kakak ada rencana buat ikut space explorer nanti?
Leekay_Clowpd: tentu, kebetulan juga aku punya cerita space explorer, sekalian nyari inspirasi ^^
D. Septian: Kemungkinan, bantu support ya/Plusone//Good/
total 2 replies
D. Septian
terjadinya*
Scar
Mantap banget! 🙌
D. Septian: Bakal update kok😉
total 1 replies
kappa-UwU
Ga sabar jilid berikutnya
D. Septian: Sip, saran dan dukungannya ya👍
total 1 replies
Muhamad Ali
Maknyus! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!